Tim Mahasiswa IPB University Ungkap Potensi dan Tantangan Budidaya Kacang Bogor

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
6 Juni 2024 11:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Mahasiswa IPB University Ungkap Potensi dan Tantangan Budidaya Kacang Bogor
zoom-in-whitePerbesar
Tim Mahasiswa IPB University Ungkap Potensi dan Tantangan Budidaya Kacang Bogor
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang kita tahu bahwa kacang bogor memiliki manfaat untuk kesehatan karena, khususnya untuk tumbuh kembang anak. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM RSH) IPB University Heykaboo mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa Karanganyar, Nandi Sunandi, untuk membahas budidaya kacang bogor yang menjadi andalan masyarakat Desa Karanganyar pada 22/5.
ADVERTISEMENT
Nandi Sunandi menjelaskan bahwa masyarakat desa Karanganyar banyak yang bertani kacang Bogor karena ketersediaan lahan yang luas untuk penanamannya. “Masyarakat desa kami banyak yang bertani kacang bogor, karena banyaknya lahan untuk penanamannya, dan lahan terbesarnya ada di Puncak Buluh,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa penanaman kacang bogor cukup mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. “Masyarakat sini menanam kacang bogor karena mudah ditanam dan ada lahannya saja, tetapi mereka tidak memiliki pemahaman tentang manfaat kesehatan dan kandungan gizi pada kacang Bogor,” jelasnya.
Nandi memaparkan, salah satu masalah utama yang dihadapi petani adalah harga kacang bogor yang seringkali jatuh saat panen raya. “Banyak petani merasa sedih karena saat panen raya harga kacang bogor per kilonya sangat jatuh dan hanya dihargai Rp 2.000,00/kg. Kondisi ini membuat banyak petani merasa kurang dihargai meskipun mereka telah bekerja keras,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Saya berharap pemerintah setempat bisa memperhatikan para petani kacang bogor mulai dari bantuan logistik, penyuluhan, dan yang paling penting bantu menstabilkan harga kacang bogor,” katanya.
Selain itu, Nandi menyoroti pentingnya penyuluhan dari dinas kesehatan mengenai kandungan gizi kacang bogor. Menurutnya, masyarakat terlalu bergantung pada bantuan pangan dari pemerintah seperti susu, telur, dan daging untuk mencegah stunting.
“Masyarakat di sini terlalu mengandalkan bantuan program stunting dari pemerintah seperti bantuan susu, telur, dan daging,” jelas Nandi. Ia berharap dengan adanya penyuluhan tentang gizi kacang bogor, masyarakat dapat lebih sadar akan manfaat kacang bogor sebagai sumber protein alternatif.
Ia juga berharap penyuluhan mengenai gizi kacang bogor dapat mengubah pandangan masyarakat dan meningkatkan konsumsi kacang bogor sebagai sumber protein alternatif. “Saya berharap seandainya ada penyuluhan tentang gizi kacang bogor ini, masyarakat bisa mengkonsumsi kacang bogor sebagai protein alternatif dan bisa juga untuk menaikkan harga kacang bogor itu sendiri,” katanya.
ADVERTISEMENT