Tips Keuangan Untuk Keluarga Sehat

Konten dari Pengguna
26 Juli 2019 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Nastiti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Assalamualaikum. Salam Sejahtera untuk para Kumparan Mom dan pembaca semua. Jadi, Sabtu lalu saya berkesempatan hadir di acara #MomsMingle. Seperti biasa, kalau datang ke acaranya Kumparan tuh berasa banget dapat ilmu baru. Kali ini saya dan para Kumparan Moms jadi lebih melek finansial dan sekaligus lebih peduli pada kesehatan karena tema acaranya Mom As The Guardian of The Family. Jadi ibu ternyata superheronya keluarga ya, jadi guardian. Makanya harus sehat biar semua kegiatan anggota keluarga lancar. Selain sehat fisik tentu juga harus sehat secara finansial ya supaya nggak pusing. Nah ini saya mau share ilmu tentang pengaturan keuangan dari para ahlinya.
Pembicara yang sharing pertama kali dalam event Kumparan bersama Sun Life kali ini adalah Mba Annissa Sagita yang merupakan seoarang Financial Planner. Mba Annisa mengupas tuntas tentang keuangan keluarga. Dari mulai pembagian pos-pos keuangan dalam keluarga. Bisa dicontoh juga sih ini pembagian kategorinya, misalnya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pengkategorian kategori pengeluaran pada garis besarnya seperti di atas bisa dicontoh ya. Nah kalau persentasenya itu menyesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga. Misalnya yang anaknya masih bayi dengan yang anaknya udah sekolah pasti beda tuh kata Mba Annissa.
Kemudian hal penting lainnya yang perlu kita ketahui adalah kondisi keuangan kita pakah sudah sehat atau belum. Cara mengeceknya adalah dengan mengurangkan aset dengan hutang. Kalau hasilnya positif berarti bagus ya. Kemudian bisa cek lagi apakah pemasukan lebih besar dari pengeluarn. Pos cicilan bulanan sebaiknya 30% saja dari pemasukan. Setelah itu setiap keluarga wajib punya minimal 3x pengeluaran bulanan di tabungan yang tidak diutak atik. Kemudian ada satu hal yang sangat penting yakni asuransi kesehatan untuk seluruh keluarga.
ADVERTISEMENT
Memang untuk mengecek apakah kondisi finansial kita sehat atau tidak itu harus dengan memulai mencatat pengeluaran dan pemasukan. Pencatatan akan membantu kita untuk tahu bagaimana manajemen cashflow kita saat ini. Supaya kita sadar setiap rupiah yang kita keluarkan. Kadang kebocoran terjadi pada pengeluaran kecil yang ternyata banyak. Makanya meski suatu pengeluaran jumlahnya kecil, tetep sebaiknya dicatat supaya tahu kalau ada kebocoran.
Manajemen cashflow di tiap rumah tangga tentunya macem-macem yah. Ada yang suaminya transfer semua uang ke istri, ada yang suaminya transfer sebagian, dan ada pla yang keuangannya bagi tugas atau terpisah.
Jangan seneng dulu lho Buibu kalau misalnya semua urusan keuangan diserahkan pada kita. Soalnya ternyata Mba Shiely Ge (Chief Marketing Officer Su Life) menyampaikan data dari OJK, tenyata hanya 30% penduduk Indonesia yang sudah teredukasi literasi keuangan. Kemudian kalau dipecah berdasar gender, pria yang teredukasi literasi keuangan angkanya adalah 33,5%, sementara itu perempuan yang dapat label pengelola keuangan keluarga cuma 25,5% saja yang teredukasi.
ADVERTISEMENT
Waduh, makanya ayo Buibu kita belajar bareng dan upgrade ilmu terus tentang keuangan yuk supaya keluarga kita keuangannya sehat sehingga sekeluarga jadi lebih happy.
Paling tidak kita tahu mengenai bagaimana cara beinvestasi yang tepat. Karena banyak sekali ya kasus investasi bodong di sekitar kita. Nabung itu beda dengan investasi ya. Karena investasi itu ditujukan untuk mengamankan dana untuk masa depan yang mana harus bisa melawan inflasi. Untuk tahu cara beinvestasi yang tepat kita sebaiknya mencari tahu dulu bagaimana profil kita apakah risk taker atau moderate misalnya. Kemudian kita tentukan dulu tujuan investasi dan kemudian action. Penting sekali untuk diskusi dengan pasangan dan membaca banyak referensi untuk mendapatkan investasi yang tepat bagi keluarga.
ADVERTISEMENT
Kalau keuangan sudah sehat, jiwa dan raga keluarga harus sehat semua juga dong supaya dana keluarga aman. Soalnya Kelly Tandiono sharing tentang Kakeknya yang tadinya sangat berkecukupan secara keuangan kemudian sakit sehingga uangnya yang banyak tadi pun tergerus untuk biaya kesehatan. Berdasar pengalaman tersebut Kelly udah investasi sejak dini dan menjadi sangat peduli pada kesehatan.
Kelly juga berbagi tips mudah untuk bikin kita sehat. Misalnya dengan naik tangga, turun dari mobil nggak yang di depan gedung banget jadi ada alan kakinya dikit. Naik sepeda di komplek rumah juga bisa. Kemudian Kelly menyarabkan untuk mengurangi gula, garam dan micin. Hihi. "Wanita adalah the lady of the house, kalau ibu sehat maka anak dan suami bakalan sehat," ujar Kelly. KIta harus punya stamina untuk mengurus rumah, suami, anak, dan mengelola keuangan.
Antusiasme para Kumparan Moms menghitung budget bulanan
Kemudian ada Mba Keke Kania yang merupakan mom entrepreneur. Bisnisnya yang awalnya merupakan ajang release stress setelah melahirkan kemudian menjadi sebesar seperti sekarang, sudah berbadan hukum menjadi perusahaan. Proses tersebut tentu tidak instan. Mba Kania mengalami masa-masa mau bangkrut. Ternyata penyebabnya nggak dipisah tuh antara uang bisnis dengan uang pribadi. Jadi kadang pemasukan usaha kepake untuk urusan rumah atau sebaliknya. Kemudian Mba Kania berkonsultasi dengan ahlinya hingga mendapatkan solusi yang pas. Sisihkan dulu uang bisnis baru dispending terarah. Kemudian dialokasikan dalam pos yang harus ditaati nggak boleh dilanggar.
ADVERTISEMENT
Mba Annisa menutup dengan menyampaikan tiga garis besar fokus keuangan keluarga. Yakni untuk masa kini dengan mengelola cashflow secara tepat sehingga berapapun budgetnya buat belanja yaudah segitu cukup. Kedua, untuk masa depan dengan menabung dan berinvestasi. Dan terakhir perlindungan dengan minimal punya tabungan dana darurat dan asuransi yang cocok dengan profil masing-masing.
Berapa sih proteksi yang cukup untuk sekeluarga? Mba Shirley menambahkan bahwa paling sederhananya uang pertanggungan minimal bisa menutup pengeluaran bulanan jika kondisinya darurat.
Kemudian untuk mengajarkan financial letracy pada anak, kata Mba Shirley kita harus walk the talk. Anak jaman sekarang kritis, jadi kita harus ngasih contoh. Kalau sekadar omongan aja masih kurang.
Pulang dari sini saya jadi merasa punya energi baru untuk nambah investasi dan jaga cashflow, kemudian jaga kesehatan juga karena percuma sehat keuangan tapi fisiknya nggak sehat. Begitu pula sebaliknya. Yuuk #LiveHealthierLives.
ADVERTISEMENT