Resiko Kesehatan Petani Rumput Laut di Tarakan Timur

Pena Pesisir
Komunitas Masyarakat Peduli Pesisir
Konten dari Pengguna
18 Desember 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pena Pesisir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Resiko Kesehatan Petani Rumput Laut di Tarakan Timur
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ketika melewati Jalan Binalatung yang terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur, tercium aroma rumput laut kering di sepanjang pemukiman masyarakat. Pada pagi hari, tenda-tenda dibuka untuk mengeringkan rumput laut yang telah mereka dapatkan.
ADVERTISEMENT
Saat mentari kian meninggi, perahu-perahu kecil tiba di tepi pantai. Para petani mulai mengangkut hasil rumput laut yang didapatkan dari penjaringan semalaman. Para ibu menyediakan kopi dan kue untuk suami mereka yang kelelahan mencari nafkah.
Keringat yang bercucuran terlihat dari wajah-wajah lelah petani-petani yang telah memasuki usia tua. Aktivitas dari pagi ke sore menguras begitu banyak tenaga.
Banyak petani yang kesehatannya sering terganggu karena cuaca dingin ketika hendak menjaring rumput laut di malam hari. Hujan yang turun serta besarnya ombak menjadi tantangan tersendiri bagi petani-petani yang beraktivitas di tengah lautan.
Yang paling memprihatikan adalah ketika mereka harus bertahan ketika ombak besar datang. Mereka bisa terombang-ambing di tengah lautan. Menyebabkan banyak petani kelelahan hingga menyebabkan demam berhari-hari.
ADVERTISEMENT
Begitupun peran para wanita yang sangat berperan dalam membantu perjaan suami mereka. Mereka harus melawan teriknya matahari untuk mengais rumput laut agar kering lebih cepat. Rasa ngilu sering terasa di seluruh badan mereka.
“Mau bagaimana lagi, hanya ini yang bisa membantu kami dalam memenuhi kebutuhan kami sehari-hari,” ujar salah seorang ibu saat mengeringkan rumput laut.
Umumnya petani rumput laut di Tarakan Timur mengalami batuk-batuk parah serta rasa ngilu yang tak kunjung berhenti akibat pekerjaan mereka. Walaupun begitu, petani-petani sekitar selalu berusaha agar mereka bisa kuat untuk mencari nafkah, demi terpenuhinya kebutuhan dan demi membiayai sekolah anak-anak mereka.
Oleh: Titin Wahyuni