Penerapan PPKM Skala Mikro di Indonesia: Solusi atau Introspeksi Kebijakan

Nicholas Martua Siagian
Reformasi Birokrasi, Perbaikan Sistem, Pencegahan Korupsi, dan Inovasi
Konten dari Pengguna
28 Juni 2021 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nicholas Martua Siagian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh Nicholas Martua Siagian-Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Ilustrasi Pelaksanaan PPKM Skala Mikro Sumber : https://unsplash.com/photos/9X1P46Y2KJo
“Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”, peribahasa tersebut merupakan ilustrasi yang menggambarkan bagaimana keadaan penyebaran virus COVID-19 di Indonesia saat ini. Hari demi hari virus COVID-19 merekam catatan rekor tertinggi baru kasus positif. Analisis dari Kementerian Kesehatan mengungkapan bahwa lonjakan penyebaran virus corona terjadi karena 3 hal di antaranya yaitu, silaturahmi saat Lebaran Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Kemenkes menyebutkan bahwa lonjakan pada Lebaran Idul Fitri ini melewati lonjakan yang terjadi pada libur Natal. Keadaan masyarakat yang memaksakan untuk melakukan mudik mengakibatkan mutasi penyebaran covid semakin luas. Yang berikutnya adalah adanya penularan yang signifikan di beberapa daerah. Adanya transmigrasi varian baru virus corona.
Pengabaian protokol kesehatan oleh masyarakat mengakibatkan lonjakan secara eksponensial ke daerah – daerah tertentu. Dan analisis yang terakhir adalah masyarakat yang sudah mulai mengabaikan protokol kesehatan.
Satu tahun lebih kita menerapkan protokol kesehatan, seharusnya menjadi sebuah kebudayaan di dalam masyarakat. Budaya menerapkan protokol kesehatan seharusnya sudah menjadi kebiasaan masyarakat apabila berada dalam ruang publik, bukan malah sebaliknya.
Lonjakan virus COVID-19 ini meminta Pemerintah untuk mencari apa langkah terbaik yang harus diterapkan. Bahkan masyarakat juga ikut memperdebatkan apa langkah strategis yang harus diambil Indonesia untuk mampu keluar dari lonjakan virus corona ini. Kata ‘PPKM mikro’ dan ‘Lockdown’ mungkin tidak asing di telinga masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya kedua kata tersebut memiliki esensi yang sama yaitu untuk membatasi kegiatan masyarakat. Namun dari segi perbedaan, secara tidak langsung lockdown adalah kebijakan yang akan mematikan aktivitas perekonomian masyarakat.
Bagaimanapun ekonomi akan selalu berdampingan dengan masyarakat. Artinya, bahwa masyarakat tidak bisa hidup tanpa aktivitas perekonomian. Oleh karena itu, PPM mikro masih menjadi solusi yang paling tepat saat ini. Sebenarnya apapun kebijakan yang diambil, kalau masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat, itu tidak akan berarti.
Oleh karena itu, meskipun kebijakan yang diambil adalah PPKM mikro, masyarakat diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jika PPKM mikro terimplementasi dengan baik dan tindakan di lapangan terus diperkuat, laju kasus bisa terkendali.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penulis mengajak masyarakat untuk bertanya kepada diri masing-masing:
1. Apakah kita sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat?
2. Apakah kita sudah menjaga pola hidup sehat selama masa pandemi COVID-19?
3. Dan, apakah kita sudah menjadi mitra pemerintah untuk mengajak masyarakat menerapkan protokol kesehatan secara ketat?
Wabah ini adalah masalah nyata yang saat ini kita hadapi. Tidak mengenal ras, suku , agama, atau kebudayaan kita. Tidak peduli apa status ekonominya, atau asal-usulnya. Semua dapat tertular. Kunci untuk dapat keluar dari pandemi ada pada masyarakat itu sendiri. Kalau kita mau keluar dari pandemi ini, Wabah ini adalah masalah nyata yang saat ini kita hadapi.
Tidak mengenal ras, suku , agama, atau kebudayaan kita. Tidak peduli apa status ekonominya, atau asal-usulnya. Semua dapat tertular. Kunci untuk dapat keluar dari pandemi ada pada masyarakat itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Kalau kita mau keluar dari pandemi ini, mari kita terapkan protokol kesehatan secara ketat. Kedisiplinan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak) menjadi kunci dan menguatkan pelaksanaan 3T (Testing, Tracing , dan Treatment).