Tinjauan Taktik: Peran dan Dampak Luka Jovic di Lini Depan Real Madrid

Daniel Simanullang
Pandit abal2 Sepak Bola , Tarot Reader, Madridista, Pemain DOTA 2 role Support :),
Konten dari Pengguna
14 Juni 2019 15:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Simanullang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Luka Jovic saat diperkenalkan di Santiago Bernabeu. Foto: Susana Vera/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Luka Jovic saat diperkenalkan di Santiago Bernabeu. Foto: Susana Vera/Reuters
ADVERTISEMENT
Real Madrid sepertinya sadar bahwa skuad yang menjalani musim kompetisi 2018/19 begitu kepayahan. Hasrat ingin meraih treble malah berujung trouble dengan sejuta permasalahan. Real Madrid menjelma jadi real medioker. Tidak ingin berlama-lama menjadi lelucon, manajemen lewat Florentino Perez membongkar celengan.
ADVERTISEMENT
Jika melihat dengan cakupan lebih luas, kesadaran Real Madrid akan “kegoblokan” musim 2018/19 berakhir dengan perekrutan kembali Zinedine Zidane. Dengan berbagai kebijakan dan kesepakatan, kekecewaan musim lalu tidak terlalu ditimpakan kepada Zidane seorang, mengingat ia baru mengambil alih kemudi di pertengahan musim.
Perekrutan dan analisis transfer menjadi perhatian serius Zidane. Sudah menjadi kesepakatan bahwa Zidane hanya memerlukan pemain yang masuk ke dalam skuad taktik atau rencana strateginya. Tak perlu heran jika nantinya nama-nama seperti Bale, Cabellos, dan Mariano dipinggirkan. Belum lagi, nama-nama pemain yang dipinjamkan ke klub lain.
Khusus untuk Bale, Zidane memberikan treatment lebih buat pria asal Wales ini agar memberi kontribusi lebih baik untuk tim. Masih ada peluang bagi Bale untuk memperjuangkan slot pemain di lapangan.
ADVERTISEMENT
Menurut saya pribadi, jika ingin memberikan keseimbangan bagi tim pada dua sisi penyerangan, sosok Bale lebih kompeten dibandingkan Lucas Vazquez dan Asensio. Namun belakangan, berita tidak mengenakkan datang dari Bale.
Bale disebut tidak mau pindah dari Real Madrid dan gajinya harus dibayar berdasarkan klausul yang sudah ada dalam kontrak, sembari mengisi hari-harinya dengan bermain golf, alih-alih menunjukkan performa apik di lapangan. Jujur, ini bukan Bale yang saya kenal lagi.
Terlepas dari itu, tetap menarik jika kita membahas tentang bagaimana Zidane akan menjalankan strateginya dengan gabungan antara pemain baru dan pemain lama. Sejak rampungnya transfer Hazard, tagline "Galaticos Jilid Ke-3" sudah ramai dibahas di linimasa, berbagai media, dan juga podcast, salah satunya di Podcast Retropus.
ADVERTISEMENT
Tentu menarik jika mengulik sedikit mengenai nama-nama baru yang sudah bergabung dengan Real Madrid dan bagaimana prediksi bermainnya, wabil khusus Luka Jovic. Kalau begitu mari kita mulai. (FYI, untuk Militiao sudah ada pada tulisan sebelumnya).
Luka Jovic
Luka Jovic membobol gawang Inter di Liga Europa. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
Setelah membaca dan melakukan riset dari berbagai situs dalam dan luar negeri mengenai sosok Jovic, pembelian pemain yang mengidolakan Darko Pancev ini terbilang tepat bagi Real Madrid. Saat ini, pemain depan Real Madrid begitu kepayahan dalam mencetak gol atau menciptakan peluang di kotak 16 meter.
Lewat kemampuannya memanfaatkan ruang sempit dan juga momentum kecil, sosok pria asal Serbia ini diharapkan menjadi jawaban agar lini depan Real Madrid menjadi lebih 'galak' lagi. Berikut poin-poin keunggulan seorang Luka Jovic:
ADVERTISEMENT
Pemain yang menimba ilmu di klub legendaris Red Star Belgrade ini terbilang “tidak menyukai” berduel dengan bek-bek lawan dan juga tidak suka menggocek-gocek di daerah kotak penalti. Gaya bermainnya yang disandingkan dengan Luis Suarez versi muda lebih mengutamakan hasil akhir sebagai seorang pencetak gol daripada menunjukkan gocekan-gocekan indah sebelum melakukan cocoran ke gawang lawan.
Tidak jarang, beberapa pandit mengatakan bahwa gaya penyelesaian Jovic setara dengan Lewandowski, Falcao muda, dan Harry Kane. Namun belakangan, kualitas penyelasaian akhir Kane bergitu memprihatinkan, karena terkadang ia tak mampu memanfaatkan ruang besar yang ia miliki untuk mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Sosok Jovic selalu bergerak ke belakang guna membuka ruang dan pada momen yang tepat, ruang yang ada akan dimanfaatkan lewat kecepatan maupun dengan guliran umpan kepada teman yang sudah mengisi ruang yang terbuka tersebut.
Pemain-pemain bertipikal support yang mampu membuka ruang permainan saat ini yang ada di Real Madrid, seperti Benzema, Isco, dan teranyar Hazard merupakan pemain yang sangat disukai oleh Jovic. Dengan adanya pemain-pemain tersebut, Jovic tinggal melakukan tugas utamanya sebagai pencetak gol atau juga pemberi umpan kepada rekan.
Anda bisa lihat bagaimana trisula maut Eintracht Frankfurt besutan Adi Hutter dengan komposisi Heller, Jovic, dan Rebic begitu menggila di Bundesliga dan Liga Europa.
Taktik dan strategi Adi Hutter bersama trio Jovic, Heller, dan Rebic
Penjelasan bagaimana Jovic berkreasi di klubnya terdahulu berdasarkan taktik dan strategi Adi Hutter adalah
ADVERTISEMENT
Nomor 1 biru adalah Jovic yang menjadi juru gedor utama. Dia akan bergerak bebas, namun biasanya ia akan bergerak turun ke bawah agar mendapat ruang lebih. Biasanya, jika mundur, ia akan bergerak secara diagonal ke kiri, sehingga ruang yang tercipta lebih luas dan bek-bek lawan akan mengalami penumpukan tanggung jawab karena ditarik ke satu titik, sehingga tidak jarang terjadi kesalahpahaman.
Nomor 1 merah adalah Heller. Ujung tombak ini pada dasarnya bertipe pemain berbadan besar dan kadang jadi papan pantul bagi lini kedua. Namun, tugas utamanya jadi pembuka ruang bagi Jovic dengan bergerak melebar ke kanan.
Nomor 2 merah adalah sosok Rebic yang biasanya ada di belakang Jovic dan Heller. Biasanya, dia akan bergerak melebar ke arah kiri.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih memahaminya, Anda bisa melihat cuplikan dari official pandit Bundesliga berikut.
Dari hal yang dijelaskan di atas, tentu kehadiran Jovic sungguh tepat bagi Real Madrid. Setelah kepergian CR7, praktis Benzema ditunjuk jadi pendulang gol utama. Sialnya, sejak ditinggal CR7, performa Benzema di depan gawang tidak seperti yang diharapkan.
Nama-nama lainnya, seperti Mariano, Bale, Vinicius, dan juga Asensio juga tidak memberi banyak perubahan. Sebab, kemampuan finishing mereka semakin hari, semakin memprihatinkan saja.
Lini kedua yang diisi oleh Modric, Kroos, Isco, dan Casemiro juga harus bekerja keras untuk mencetak gol. Jadi, tidak berhenti pada tugas mengkreasi serangan atau memutus serangan lawan saja, tapi juga harus mencetak gol. Pun demikian dengan pemain-pemain bertahan, terkhusus Ramos. Selain menghalau serangan lawan, ia juga diberikan tugas untuk mencetak gol, terutama pada saat-saat buntu.
ADVERTISEMENT
Memang, ini bukan hal yang haram diharamkan tapi itu tentu menambah beban pemain non-striker. Lagipula, semua tahu bahwa tugas untuk mencetak gol adalah tugas utama seorang striker dan itu gagal ditunaikan oleh Benzema dan kawan-kawan pada musim lalu.
Untuk pemain-pemain skillfull sudah cukup dengan adanya Vinicius, Isco, dan terbaru dengan kehadiran Hazard. Tinggal bagaimana memaksimalkan performa di depan gawang, terutama untuk seorang Vinicius. Kemampuan cut inside-nya sudah luar biasa, tinggal memoles kemampuan penyelesaian akhir. Mudah-mudahan dengan kehadiran Jovic, para pemain depan Real Madrid mampu termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dalam penyelesaian akhir.
Kembali kepada kemampuan Jovic dan gaya bermainnya. Kemampuan track ball adalah kelebihan lain yang dimilikinya. Tidak jarang, ketika turun ke bawah untuk menetralisir serangan lawan, bola yang berhasil direbut oleh Jovic akan di-build up menjadi serangan yang berbuah gol lewat, baik oleh dirinya sendiri atau rekan setimnya. Ini juga alasan Jovic diberi label team player.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada hal menarik dari gaya bermain pria satu anak ini. Tipikal pemain depan yang menghindari kontak dengan bek-bek lawan. Dia tidak mau mengambil risiko menjadi bulan-bulanan bek lawan, inilah alasan mengapa Jovic mau turun sampai ke area permainan tim sendiri daripada ditempel terus oleh bek-bek lawan yang ganas dan trengginas.
Di sisi lain, ketika Jovic bergerak ke wilayah permainan sendiri, ruang yang terbuka akan dieskplor oleh koleganya. Sebagai seorang pemain depan yang memiliki kemampuan finisihing pada usianya yang belum genap 23 tahun, kemampuan umpan Jovic dalam memberikan umpan-umpan kunci juga terbilang istimewa.
Prediksi taktik dan strategi Real Madrid dengan adanya Jovic (bola) sambil menunggu satu nama besar yang akan bergabung. Namun perlu keseimbangan untuk area bermain di sisi kanan sektor serangan (arsir).
Ketika menggila di Bundesliga, nama Jovic sudah menorehkan berbagai rekor antara lain dengan menduduki peringkat kedua Bundesliga sepanjang masa sebagai pemain yang mencetak goal dalam 25 pertandingan dengan rasio 110 menit/ 1 goal. Dia berada di belakang Gerd “De Bommber” Muller dengan rasio butuh 102 menit untuk mencetak satu gol dalam 25 pertandingan. Berhasil menggeser Lewy 112/1, Aubameyang 115/1, dan Marcio Amoroso 120/1. salah satu catatan apiknya yang lain adalah menjadi pencetak 5 gol pertama dalam satu pertandingan dalam sejarah Eintracht Frankfurt.
ADVERTISEMENT
Jujur, ketika menganalisis seorang Jovic, ada kemirisan yang hadir mengenai nasib seorang Mariano. Sepertinya tidak ada harapan bagi Mariano jika ingin bersaing dengan Benzema memperebutkan slot di lini depan mengingat gaya bermainnya bukan tipikal yang begitu efisien untuk mendamping Jovic.
Kecenderungan seorang Jovic adalah bergerak mundur diagonal dari kotak penalti lawan ke arah kiri jika mencoba membuka ruang atau menemukan momentum. Sementara pemain-pemain di Real Madrid sudah ramai beroperasi di area tersebut apalagi dengan tambahan seorang Hazard.
Apakah Jovic akan bergerak melebar dan juga mundur secara diagonal ke kanan seperti yang Heller lakukan di Eintracht Frankfurt? Atau apakah Benzema yang mengubah area bermain demi memperjuangkan garansi bermain sebagai pemain atau apakah Hazard akan memiliki peran bebas (free role)?
ADVERTISEMENT
Tentu hal ini semakin menarik mengingat konon masih ada satu nama pemain tengah yang digadang-gadang akan bergabung lagi, yakni antara Pogba atau Eriksen. Bergabungnya dua pemain ini tentu saja akan memberikan gaya bermain berbeda bagi gaya bermain Real Madrid baik menyerang dan bertahan.
Terlepas dari bergabungnya Hazard ke Real Madrid, banyak harapan dan juga ekspetasi yang berada digenggaman seorang Jovic mengingat usianya masih muda namun memiliki kemampuan luar biasa sebagai seorang pemain depan. Semoga Jovic menjadi jawaban atas kebuntuan lini depan Real Madrid dan mengalami perkembangan.
Tidak ingin rasanya pembelian Jovic berakhir dengan penurunan karir seperti Cassano atau Owen. Mudah mudahan Real Madrid meraih banyak gelar dengan performa luar biasa dan juga gol gol yang dicetak oleh Jovic.
ADVERTISEMENT
---
Referensi:
Whoscored.com
https://statsbomb.com/2019/06/what-to-expect-when-real-madrid-is-expecting-luka-jovic/
https://statsbomb.com/2019/04/luka-jovic-europes-next-big-thing/
https://realmadridanalysis.com/analysis/la-liga-2018-19-tactical-analysis-luka-jovic-finally-fitting-forward-real-madrid