300 Mahasiswa Konvoi Datangi Rumah Lengger Banyumas

Niken Meinica
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
24 Mei 2022 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Niken Meinica tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Original Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Original Penulis
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mengapresiasi seni budaya Banyumas, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto melakukan kunjungan budaya ke Rumah Lengger Banyumas yang terletak di Kawasan Kecamatan Banyumas pada tanggal 16 Mei 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan budaya lokal menuju internasional.
ADVERTISEMENT
Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dengan konvoi bersama dari Universitas Amikom Purwokerto menuju Kawasan Kecamatan Banyumas yang diikuti oleh 300 mahasiswa serta dosen Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto.
Mahasiswa mengunjungi beberapa Cagar Budaya dalam Kawasan Kecamatan Banyumas seperti Rumah Lengger Banyumas yang berisi kumpulan calung sebagai alat musik pengiring tari Lengger dan berbagai lukisan tari Lengger serta atribut tari Lengger lainnya yang terpajang di dinding Rumah Lengger . Selain itu ada Museum Wayang Sendang Mas yang berisi wayang kulit dari berbagai tokoh karakter, cerita pewayangan, peninggal benda-benda dan senjata pada zaman penjajahan Belanda serta mata uang Belanda yang masih menggunakan gambar pahlawan Indonesia pada uang tersebut. Adapun Sumur Mas yang berada tepat di belakang kantor pemerintahan yang berada di Kawasan Kecamatan Banyumas. Sumur Mas memiliki arti sumber kehidupan bagi masyarakat dan memiliki mitos yang dipercaya oleh warga sekitar bahwa orang yang bisa berhasil mengambil air dalam Sumur Mas dipercaya akan mendapatkan rezeki yang melimpah.
ADVERTISEMENT
Para Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto dalam kunjungan budaya ke Rumah Lengger Banyumas disambut oleh Camat Kecamatan Banyumas serta pertunjukan tari Lengger Banyumas. Saat pertunjukan tari Lengger Banyumas ditampilkan, mahasiswa diajak oleh penari Lengger untuk ikut menari bersama. Suasana semakin meriah ketika Maestro Lengger Banyumas, Rianto (41) juga ikut menari Lengger bersama. Selain itu mahasiswa mendapatkan kuliah umum secara langsung mengenai sejarah dan filosofi tari Lengger Banyumas dari Maestro Lengger Banyumas, Rianto (41) yang sudah menari dan memperkenalkan tari Lengger Banyumas hingga di ajang internasional.
Beliau sekarang bertempat tinggal di Jepang dan berprofesi sebagai koreografer di Jepang. Beliau selalu membawa tim dan anak didiknya dalam menampilkan tari Lengger Banyumas di berbagai ajang festival internasional karena Beliau memiliki misi untuk memperkenalkan tari Lengger Banyumas ke seluruh dunia dan mengubah pola pikir masyarakat mengenai stereotip tari Lengger Banyumas yang mistis dan berhubungan dengan LGBT karena penarinya adalah seorang laki-laki yang berdandan seperti perempuan serta menari dengan lemah gemulai.
ADVERTISEMENT
"Sudah tidak lagi membicarakan masalah gender antara laki-laki dan perempuan, tetapi setiap tubuh manusia memiliki dua unsur berbeda yang melebur menjadi satu yang harus kita pahami. Ada satu pesan yang ingin saya sampaikan. Ketika melihat Lengger banyak masyarakat yang menganggap sebagai LGBT, hal ini sangat tidak pas. Mereka hanya mendalami peran sebagai penari Lengger." Ucap Rianto, Maestro Lengger Banyumas.
Kegiatan Apresiasi Seni Budaya Banyumas ini sangat bermanfaat. Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan baru mulai dari sejarah lahirnya Kabupaten Banyumas hingga tari Lengger Banyumas yang sudah terkenal sampai ajang internasional.