Konten dari Pengguna

Pembangunan Ibu Kota: Harapan atau Ancaman Bagi Masyarakat Lokal

Nita setiawati
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2 November 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nita setiawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber : https://media.istockphoto.com/id/2156764528/id/vektor/nusantara-indonesia-ibukota-baru-istana-desain-arsitektur-ilustrasi-gambar-tangan-hutan-kota.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=G_nr7zDOeTzEN0e5SRf_9puxuBX3Yth2n1o49eVjCCo=
zoom-in-whitePerbesar
sumber : https://media.istockphoto.com/id/2156764528/id/vektor/nusantara-indonesia-ibukota-baru-istana-desain-arsitektur-ilustrasi-gambar-tangan-hutan-kota.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=G_nr7zDOeTzEN0e5SRf_9puxuBX3Yth2n1o49eVjCCo=
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi salah satu isu yang menarik perhatian publik dan akademisi di Indonesia. Proyek ambisius ini diharapkan dapat mendukung pemerataan pembangunan dan mengurangi kepadatan penduduk di Jakarta. Namun, di balik harapan tersebut, terdapat sejumlah ancaman yang dapat berdampak signifikan terhadap masyarakat lokal, terutama masyarakat adat yang telah lama mendiami wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Harapan
Pembangunan IKN diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat bagi masyarakat lokal, termasuk peningkatan infrastruktur, aksesibilitas, dan peluang ekonomi baru. Dengan adanya investasi besar-besaran, diharapkan lapangan kerja akan meningkat dan perekonomian lokal dapat berkembang. Namun, penting untuk dicatat bahwa manfaat tersebut tidak dapat dijamin akan dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Seringkali, masyarakat lokal tidak mendapatkan akses yang setara terhadap sumber daya yang dihasilkan oleh proyek-proyek besar seperti ini.
Ancaman
Di sisi lain, pembangunan IKN juga menimbulkan ancaman yang serius bagi masyarakat lokal, terutama masyarakat adat. Proyek pembangunan yang besar sering kali mengabaikan keberadaan hak-hak masyarakat lokal atas tanah dan sumber daya alam. Proses perizinan yang seringkali tidak transparan dan minimnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik antara masyarakat lokal dan pemerintah atau pengembang. Akibatnya, masyarakat adat berisiko kehilangan tanah mereka yang telah mereka kelola selama berabad-abad, yang tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada identitas budaya mereka. Selain itu, pembangunan IKN dapat mengancam keberlangsungan ekosistem yang ada di wilayah Kalimantan. Hutan Kalimantan merupakan salah satu ekosistem terpenting di dunia, yang menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Konversi lahan untuk pembangunan infrastruktur, perumahan, dan fasilitas umum dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah, termasuk hilangnya habitat bagi spesies-spesies yang terancam punah. Hal ini bukan hanya berimplikasi bagi ekosistem lokal, tetapi juga bagi perubahan iklim global.
ADVERTISEMENT
Sudut Pandang Hukum
Dari sudut pandang hukum, penting untuk memastikan bahwa pembangunan IKN memperhatikan perlindungan hak-hak masyarakat lokal. Undang-undang yang ada, seperti UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, harus diimplementasikan secara konsisten untuk melindungi kepentingan masyarakat adat. Pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan harus menjadi prinsip dasar dalam setiap proyek yang dilaksanakan.
Dengan mempertimbangkan semua aspek di atas, Ibu Kota Nusantara merupakan isu yang kompleks dan penuh harapan. Akan tetapi, juga mengandung potensi ancaman. Diperlukan dialog yang konstruktif antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan. Pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan, partisipasi, dan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat lokal akan menjadi kunci untuk mewujudkan IKN sebagai harapan, bukan sebagai ancaman bagi masyarakat lokal. Selain itu, keberhasilan pembangunan IKN tidak hanya diukur dari pembangunan fisik semata, tetapi juga dari kemampuan untuk menjaga keberlangsungan budaya dan lingkungan yang ada. Dengan demikian, IKN dapat menjadi contoh bagi pembangunan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan di Indonesia.
ADVERTISEMENT