Wah, Kurva Terus Meningkat, Yakin Siap New Normal?

Noryuyun Maulidah
Noryuyun Maulidah, lulus dari Universitas Ahmad Dahlan jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Public Relations.
Konten dari Pengguna
3 Juli 2020 10:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Noryuyun Maulidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sampai awal bulan Juli ini, kurva Covid-19 terus mengalami peningkatan. Sampai pada tanggal 2 Juli, sudah ada 59.394 kasus Covid-19 yang tercatat di seluruh wilayah Indonesia. Gaung tentang new normal terus terdengar. Padahal, kasus terus meningkat. Kesadaran masyarakat tentang bahaya pandemi ini sepertinya masih kurang tinggi.
ADVERTISEMENT
Diberlakukannya new normal, bukan berarti semuanya kembali normal seperti sedia kala. Kita harus tetap melakukan social distancing dan physical distancing. Kita tetap tidak boleh berkerumun di tempat terbuka tanpa mempedulikan protokol kesehatan. Seperti kejadian CFD di Jakarta beberapa minggu yang lalu. Lautan manusia memadati Bundaran HI tanpa menjaga jarak dengan orang satu dan lainnya.
Dan yang menjadi pertanyaan saat ini, sudah siapkah kita dengan diberlakukannya new normal ini?
Jika dilihat dari terus meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, sepertinya Indonesia belum siap dengan adanya new normal. Tidak semua masyarakat sadar betapa bahayanya Covid-19 ini, bagaimana cepatnya virus ini menjangkit seseorang bahkan sampai merenggut nyawa orang. Sebanyak lebih dari 2000 orang yang meninggal masih belum juga membuat mereka sadar akan virus ini. Masih banyak yang menganggap remeh virus Covid-19.
ADVERTISEMENT
New normal tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, di Dusun Ploro yang terletak di Kabupaten Purworejo juga perlahan sudah merasakannya. Di Dusun Ploro, terdapat posko Covid-19. Di sana, setiap tamu yang akan masuk akan diberhentikan. Diminta untuk mencuci tangan terlebih dahulu, lalu ditanyai ingin pergi ke mana, dan apa keperluannya. Mereka yang akan masuk juga dimintai data diri seperti nama dan asalnya dari mana. Kendaraan yang mereka kendarai juga disemprot dengan disinfektan. Kegiatan tersebut berawal dari adanya lonjakan kasus Covid-19, lalu dibuatlah posko Covid-19 sampai lebaran tahun ini.
Perlahan, kegiatan itu sudah tidak diberlakukan lagi melihat tidak adanya kasus Covid-19 di Dusun Ploro. Warga Dusun Ploro cukup patuh dengan protokol kesehatan. Hampir setiap rumah warga sudah tersedia tempat untuk mencuci tangan di depan rumah, jika keluar rumah selalu menggunakan masker, dan selalu berusaha untuk jaga jarak jika sedang berkumpul.
ADVERTISEMENT
Jika new normal ini dilaksanakan di dunia pendidikan, sepertinya akan sangat sulit. Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi yang berkuliah di kampus swasta yang ada di Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan lebih tepatnya. Universitas Ahmad Dahlan atau yang kerap disingkat menjadi UAD, memiliki banyak mahasiswa. Satu ruang kelas bisa terisi penuh dengan 50 orang. Jika new normal diterapkan, menurut saya sangat sulit untuk dapat dilakukan dengan baik. Jika satu kelas dibagi menjadi dua kelas dengan sistem bergantian, pasti akan kekurangan ruang kelas. Sedangkan kita tetap harus melaksanakan yang namanya jaga jarak dan tidak berkerumun. Maka dari itu, online learning masih menjadi cara yang tepat untuk mengurangi meningkatnya kurva Covid-19.
Diberlakukannya new normal, diharapkan dapat menghidupkan kembali sendi-sendi perekonomian Indonesia. Saat masa pandemi ini, tidak sedikit usaha yang mengalami gulung tikar. Tidak semua pelaku usaha dapat menerapkan Work From Home (WFH) dan harus datang ke tempat kerja masing-masing ketika masih di tengah masa pandemi ini. Adanya new normal ini seperti angin segar bagi pelaku usaha, yang berharap agar usaha mereka kembali berjalan seperti sedia kala, dan para pekerja tidak kehilangan mata pencaharian.
ADVERTISEMENT
Tetapi, diterapkannya new normal pun harus tetap mengikuti aturan protokol kesehatan yang selalu digaungkan di penjuru negeri. Tetap melakukan social distancing, physical distancing, dan tidak lupa untuk memakai masker. Di bawah ini ada beberapa peralatan yang harus dibawa ketika menjalani aktivitas di tengah new normal:
1. Masker. Masker adalah benda yang sangat wajib kita kenakan dan perlu membawa masker tambahan untuk ganti.
2. Helm pribadi. Untuk yang sering bepergian dengan ojek online, wajib membawa helm pribadi, karena lebih steril. Jika tidak, kita tidak tahu siapa saja yang sudah menggunakan helm ojek online tersebut.
3. Hand sanitizer. Hal yang wajib dimiliki dan dibawa, digunakan setiap kali habis memegang suatu benda.
4. Tisu basah. Untuk mengelap suatu benda agar bersih.
ADVERTISEMENT
5. Botol minum. Membawa air minum dari rumah adalah hal yang positif, karena kita tahu seberapa steril benda yang akan kita gunakan sendiri.
6. Alat makan. Sama seperti halnya botol minum, alat makan adalah hal yang penting. Karena sekali lagi, kita tidak tahu seberapa steril alat makan yang ada di tempat makan seperti restoran dan yang lainnya.
7. Alat ibadah. Bagi yang beragama muslin, membawa ibadah sangat dianjurkan agar tidak menggunakan alat ibadah yang sudah digunakan oleh orang lain.
Stay safe everyone.