K-Link Indonesia Lahirkan Calon Pemimpin Bangsa Melalui KLIS

Noval Kurniadi
Karyawan swasta, suka baca buku dan nonton pertandingan olahraga Pendidikan sastra Inggris di UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
11 April 2019 17:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Noval Kurniadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konferensi pers peluncuran sekolah islam internasional KLIS di K-Link Tower pada Selasa, 9 April 2019 (dok. KLIS)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers peluncuran sekolah islam internasional KLIS di K-Link Tower pada Selasa, 9 April 2019 (dok. KLIS)
ADVERTISEMENT
Daoed Joesoef, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pernah mengatakan bahwa ketahanan dan kekuatan suatu bangsa terletak pada bidang pendidikan. Ia juga menyatakan bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan suatu bangsa.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Daoed Joesoef, K-Link Indonesia pun juga beranggapan bahwa pendidikan merupakan elemen penting dalam suatu bangsa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, K-Link Indonesia meluncurkan sekolah islam berbasis internasional bernama Knowledge Link Intercultural School. Peluncuran ini dilakukan sebagai hadiah dari K-Link atas eksistensinya di Indonesia selama hampir 17 tahun.
KLIS akan mengaplikasikan dua kurikulum internasional dan akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Kurikulum Cambridge untuk sekolah tingkat dasar (primary school) dan kurikulum Oxford AQA untuk tingkat SMP-SMA (secondary school). Tercatat baru ada dua cabang KLIS yang telah K-Link dirikan. Selain di K-Link Tower Jakarta, KLIS juga berlokasi di dan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Rencananya KLIS akan beroperasi pada Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers yang berlangsung di K-Link Tower (9/4), Dato Radzi Saleh selaku Presiden Direktur K-Link Indonesia menjelaskan alasan kenapa K-Link membuka sekolah di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa kualitas masyarakat Indonesia yang baik adalah salah satu sebabnya.
Kegiatan belajar-mengajar di Knowledge Link Intercultural School (KLIS) (dok. KLIS)
"Perwatakan di Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Leader K-Link bisa menjadi yang terbaik di dunia karena orang Indonesia adalah orang yang siap kerja keras. Mereka tidak takut mati." Jelas Dato Radzi.
Dato Radzi percaya bahwa pendidikan menjadi modal yang penting dalam melahirkan orang-orang hebat di masa depan. Oleh karena itu dengan lahirnya KLIS ia optimis bahwa KLIS dapat memunculkan generasi-generasi terbaik di dunia. "Melalui sekolah ini KLIS berharap dapat melahirkan calon pemimpin bangsa yang cerdas dan cinta perdamaian." Tutur Dato Radzi Saleh.
ADVERTISEMENT
Dato Radzi menyatakan bahwa biaya untuk dapat bersekolah di KLIS itu terjangkau karena sasarannya adalah masyarakat kelas menengah ke atas. KLIS bahkan akan menyediakan beasiswa bagi anak-anak berprestasi.
Saat disinggung mengenai apakah ada kemungkinan bahwa KLIS dibuka di daerah lain, Dato Radzi menjelaskan bahwa itu sangat memungkinkan. "Insyaallah ada ekspansi sekolah ke daerah lain. Target kita dari awal (adalah) buat di sini (Jakarta dan Sentul)" Tutur Dato Radzi.
K-Link Indonesia tak hanya meluncurkan sekolah saja. Pada waktu bersamaan (9/4), K-Link Indonesia melalui KLIS berkolaborasi dengan AIUA (Asian Islamic Universities Association) juga mengadakan seminar internasional di Ballroom, K-Link Tower Jakarta. Sementara itu tema yang diangkat adalah "International Forum on Islam, Education and Global Peace".
K-Link adakan seminar internasional tentang pendidikan dan Islam di Ballroom K-Link Tower pada Selasa, 9 April 2019 (dokpri)
Seminar yang membahas tentang pendidikan Islam ini dihadiri oleh para perwakilan dari 60 universitas anggota dari AIUA, tak terkecuali oleh para tokoh pendidikan baik dalam dan luar negeri. Beberapa di antaranya adalah Pendiri Mandiri Institute dari AS, Sheikh Dr. Muhammad Bin Yahya Al-Ninowy; Mantan rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. M. Amin Abdullah; Rektor Universitas Fatoni Thailand, Prof. Dr. Ismal Lutfi Japakya; Chairman UNISZA Malaysia, Dato Dr. Muhammad Nur Manuty; Professor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada dan Dr. Mahmod Khatib dari Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai wadah untuk berbagi informasi tentang pendidikan Islam dan kurikulum KLIS, seminar tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan antaranggota AIUA. Salah satu caranya adalah lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh 3 lembaga pendidikan ternama, yakni USAS (University Sultan Azlan Shah), Madina Institute dan KLIS (Knowledge Link Intercultural School) Secondary.
Dari kiri ke kanan: Sheikh Dr. Muhammad Bin Yahya Al-Ninowy (Founder Madina Institute USA), Dato Radzi Saleh (Presdir K-Link Indonesia) dan Tan Sri Nordin Kardi (Chancellor Universitas Sultan Azlan Shah) menandatangani nota kesepahaman antara KLIS dengan dua lembaga pendidikan (dok. KLIS)
Melalui kerja sama tersebut, KLIS akan menerapkan beberapa mata pelajaran seperti Tahfizh Quran, Bahasa Arab (Arabic Language) dan Studi Islam (Islamic Studies) ke dalam kurikulumnya. Kerja sama lainnya adalah para lulusan KLIS juga nantinya akan dipermudah saat hendak masuk ke sejumlah universitas Islam ternama di dunia.(*)