Perdana, Unjuk Gigi Desainer Indonesia di Maison et Object Prancis

Noval Kurniadi
Karyawan swasta, suka baca buku dan nonton pertandingan olahraga Pendidikan sastra Inggris di UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
4 September 2019 0:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Noval Kurniadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konferensi pers tentang keikusertaan Indonesia di Maison et Object
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers tentang keikusertaan Indonesia di Maison et Object
ADVERTISEMENT
Indonesia berhasil mencetak sejarah. Pada 6-10 September 2019 nanti Indonesia akan unjuk gigi sebagai peserta pameran di Maison et Objet yang diselenggarakan di Paris Nord Villepinte Exhibition Centre, Paris, Prancis.
ADVERTISEMENT
Ini adalah keikutsertaan Indonesia pertama selama 20 tahun terakhir dalam salah satu dari tiga pameran dagang (trade fair) di bidang kriya dan desain interior terbesar di Eropa yang diadakan selama dua kali (Januari & September) dalam setahun tersebut.
Hal ini terwujud berkat kolaborasi antara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) serta dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Prancis untuk Indonesia mengingat besarnya potensi yang dimiliki oleh kriya terhadap ekonomi bangsa.
Bekraf menyebut bahwa dari kontribusi ekonomi kreatif keseluruhan sebesar 7,38 persen terhadap total perekonomian nasional (sekitar Rp852,24 T) pada 2017, kriya menjadi kontributor terbesar ketiga setelah sektor kuliner dan fesyen pada PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia. Kontribusinya mencapai Rp93 Triliun (14,4%).
ADVERTISEMENT
Selain sebagai bentuk komitmen Bekraf dalam meningkatkan nilai ekspor produk ekonomi kreatif (ekraf) lokal menuju pasar global, keikutsertaan Indonesia di Maison et Object juga merupakan dukungan dari program besar bertajuk Indonesia Creative Incorporated (ICINC).
ICINC sendiri adalah sebuah program akselerasi yang mempersiapkan perluasan produk dan jasa kreatif ke luar negeri. Produk dan jasa kreatif yang siap dan lulus masuk ICINC adalah best of the best di subsektornya masing-masing, dimana salah satu subprogram untuk subsektor kriya dan desain interior adalah IDentities yang membawahi pendukungan pada event Maison et Objet ini.
Dalam gelaran di Prancis nanti, Indonesia akan mengusung konsep "tropicality" di area seluas 84 meter persegi yang menempati lokasi strategis dekat pintu utama. Melalui tema tersebut, Indonesia akan membawa pesan tentang kearifan lokal dari berbagai daerah di tanah air yang dibalut dengan nuansa tropis khas nusantara kepada 84 ribuan pengunjung internasional dari 65 negara yang datang.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Indonesia untuk Prancis merangkap Andorra, Monako dan UNESCO Arrmanatha C. Nasir menyampaikan dukungan penuhnya dari keikutsertaan Indonesia di Maison et Object.
Arrmanatha C. Nasir, Duta Besar Indonesia untuk Prancis menyampaikan dukungannya terhadap keikutseraan Indonesia di Maison et Object
"KBRI akan memfasilitasi tidak saja suatu business forum, tapi juga seluruh buyers dari seluruh Eropa untuk haidr di business forum tersebut sehingga mereka langsung berinteraksi dengan para desainer. Harapan kita adalah adanya business deals."
Lebih lanjut ia mengatakan, "Ke depannya produk-produk kriya tersebut akan kita pergunakan. Tidak saja untuk dipamerkan di Kedutaan, tapi kita juga akan pergunakan apabila ada acara yang bersifat promosi. Mengingat ekonomi kreatif merupakan salah satu program kerja KBRI, kita juga sudah berencana untuk melaksanakan event lagi yang cukup besar untuk mendukung berbagai produk ekonomi kreatif Indonesia di Prancis di tahun-tahun berikutnya."
ADVERTISEMENT
Tercatat ada 24 jenama lokal dari berbagai kategori yakni craft, unique decorative, furniture object, contemporary design, rugs, tableware, lighting, dan luxury brand beserta produk unggulan di bawah brand Identities yang akan hadir di Maison et Object. Mereka antara lain adalah AIEVL Design Studio, Alfath Kurniadi, Budi Pradono, Djalin, Kayou, Du’Anyam, Threadapeutic, Bika Living, Vivere, Rattan of Indonesia, Keratons, DUA Lighting, Kandura, Conture, Bermock, Nouvwerks, Juno Home, Roa, SPEDAGI, Super Rattan, UMA Design, Siji, Moire Rugs dan Pala Nusantara.
Salah satu jenis produk kriya yang akan ditampilkan oleh Indonesia di Maison et Object
Namun perlu diketahui bahwa brand-brand tersebut tidak asal dipilih, melainkan telah melalui serangkaian proses seleksi yang begitu ketat berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh Maison.
Dari 86 brand yang mendaftarkan diri, terpilih 52 nama yang lolos tahap administrasi. Dari jumlah itu kemudian dipilih 36 jenama yang lolos kurasi tahap I. Pada kurasi tahap final yang dilakukan oleh Bekraf dan HDII, akhirnya terpilihlah 24 brand lokal terbaik yang siap mengharumkan nama Indonesia di negara pemilik Eifell tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak asal dalam melakukan seleksi. Kami juga turut mempertimbangkan dampak sosial bagi masyarakat yang dihasilkan dari masing-masing brand tersebut. Misalnya, Du'Anyam yang terpilih karena turut memberdayakan ibu-ibu di pelosok NTT." jelas Ketua Dewan Kurator untuk Indonesia di Maison et Object, Francis Surjaseputera.
Dalam menghadapi Masion et Object yang tinggal dalam hitungan hari, Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak mengaku optimis. Ia bahkan berharap bahwa Indonesia bisa mencapai target transaksi sebesar 2 juta Euro mengingat pada pameran desain tahun sebelumnya, Salone del Mobile di Millan, Indonesia berhasil membukukan transaksi hingga 1,6 juta Euro.
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak optimis Indonesia bisa memenuhi target di Maison et Object
“Saatnya kita tunjukkan pada dunia, Indonesia punya desainer-desainer hebat yang didukung oleh manufaktur yang kuat. Ini sekaligus juga menunjukkan bahwa industri mebel kita sudah move on, siap mengubah wajah baru kerajinan Indonesia ke pasar global. Indonesia bukan sebagai pembuat replica, melainkan mampu menciptakan dan menjadi trendsetter,” ungkap Joshua.
ADVERTISEMENT