Semangat Bangun Ekonomi Umat ala K-Link dengan Konsep Syariah

Demi meningkatkan semangat ekonomi kepada masyarakat, K-Link Indonesia mengadakan acara tabligh akbar bertemakan "Semangat Membangun Ekonomi Umat". Kegiatan ini diadakan pada Rabu, 11 Juli 2018 di Ballroom K-Link Tower, Jakarta.

Selain menghadirkan Dato' DR. H. Md. Radzi Saleh sebagai Presiden Direktur K-Link Indonesia, Tabligh Akbar juga diisi oleh sejumlah tokoh agama. Mereka adalah KH. Abdul Somad, Lc. MA selaku pendakwah dan Drs. KH. M. Luthfi Zawawi selaku Pimpinan Majelis Syarif Hidayatullah.

Kegiatan tabligh akbar terbuka untuk siapa saja. Alhasil, para hadirin yang datang tidak hanya terdiri dari mitra K-Link Indonesia saja, melainkan juga masyarakat umum. Informasi terkait kegiatan ini juga disiarkan melalui laman facebook dan youtube channel K-Link Indonesia.

Terselenggaranya tabligh akbar beberapa waktu lalu tidak terlepas dari fokus K-Link saat ini. Berbeda dengan perusahaan produk kesehatan dan kecantikan pada umumnya, khususnya di bidang MLM, K-Link justru berbalutkan ekonomi syariah.

Hal itu dilakukan mengingat mayoritas penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Maka sudah seharusnya K-Link menjawab kebutuhan masyarakat khususnya muslim yang ingin menjalankan bisnis atau melakukan transaksi ekonomi berdasarkan ketentuan agama. Ini sejalan dengan UU Perbankan Syariah yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Perjalanan menjadi MLM syariah ini telah membuahkan hasil. K-Link Indonesia sendiri telah mendapatkan sertifikat syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI pertama kali pada 2009. Kemudian sertifikat itu telah diperpanjang lagi sebanyak dua kali, yakni pada 2013 dan 2016. Saking seriusnya akan hal ini, K-Link Indonesia bahkan juga membentuk Dewan Pengawas Syariah yang saat ini dipimpin oleh Prof. Dr. H. Isih Mubarak.

Kelebihan dari konsep syariah ketimbang lainnya adalah bahwa kepentingan semua pihak (baik pemberi jasa ataupun penerima jasa, pembeli atau penjual) menjadi prioritas utama. Dengan begitu konsep syariah akan menciptakan transaksi yang adil dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Dalam menjalankan bisnis syariah, K-Link tidak sebatas memperhatikan kualitas dan kehalalan dari setiap produk yang dijualnya saja, melainkan juga dari aspek-aspek lainnya. Mulai dari tata cara bisnis, tata kelola perusahaan bahkan hingga marketing plan. Intinya, syariah di sini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada kandungan yang terdapat pada produknya saja. Termasuk berbisnis dengan jujur dan tanpa pencitraan, juga menjadi fokus lainnya.

"Syariah merupakan jalan lebar yang tenang sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Menurutnya, tidaklah sempurna keimanan seseorang sampai dia mengikuti keteladanan Rasulullah. Berjuanglah dengan cara yang benar. Ceritakan kelebihan sekaligus kekurangannya. Inilah keberkahan dari bisnis itu sebenarnya, tidak berbohong. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, itulah yang dibangun dalam sistem syariah." Jelas Dato' Radzi.

Syariah memang identik dengan Islam. Kendati demikian, kaum nonmuslim juga dapat terlibat di dalamnya. Itu dikarenakan konsep syariah tidak ada kaitannya dengan pemaksaan ritual agama tertentu dalam melakukan bisnis.

Hal ini seperti yang disampaikan Dato' Radzi dalam acara tabligh akbar. "Sistem syariah itu tidak serta merta dikaitkan dengan agama Islam. Tetapi lebih pada makna syariah yang universal secara kemanusiaan, seperti rasa keadilan, kenyamanan dan ketenangan."

Dengan komitmen membangun bisnis yang menyejahterakan masyarakat, konsep syariah pada K-Link membawa angin segar bagi masyarakat. Lewat konsep ini, masyarakat dapat mencari penghasilan secara halal dan mereka menjadi pribadi yang lebih berdaya.(NK)