Pencemaran Udara: Disepelekan, padahal Ancam Kesehatan Manusia

Novia Dwiyanti
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
22 Desember 2021 14:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novia Dwiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pencemaran udara di perkotaan. Foto oleh Mufid Majnun di Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pencemaran udara di perkotaan. Foto oleh Mufid Majnun di Unsplash
ADVERTISEMENT
Seorang kakek berumur 70 tahun terbaring lemas di ranjang rumah sakit dengan banyak selang yang terhubung di badannya. Ia mengalami sesak napas dan tidak bisa bernapas normal tanpa bantuan alat. Kakek itu menderita kanker paru-paru setelah sekitar 20 tahun menghirup udara perkotaan yang tercemar. Pencemaran udara tersebut berasal dari asap kendaraan bermotor, asap kegiatan industri, hingga asap pembakaran dari sampah yang dibakar oleh tetangga sang kakek. Sebelum terkena kanker paru-paru, kakek tidak menganggap pencemaran udara adalah suatu hal yang perlu diwaspadai dan menganggap semua baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Kakek juga tidak pernah diberi tahu bahwa pencemaran udara dapat menimbulkan bahaya yang akhirnya dirasakannya sekarang, yaitu kanker paru-paru. Bahaya pencemaran udara tidak hanya berdampak pada “kakek”, tetapi juga mengintai banyak penduduk khususnya penduduk yang tinggal di daerah perkotaan di Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat pencemaran udara yang tinggi dan berada di urutan 18 dari 220 negara dalam Air Quality Index (AQI).

Bagaimana Dampak Pencemaran Udara bagi Kesehatan?

Lalu, apa yang membuat pencemaran udara bisa berbahaya? Pencemaran udara mengandung banyak zat-zat berbahaya dan beracun seperti PM2.5 SO2, NOx, dan lain-lain. Zat berbahaya itu dapat masuk ke dalam tubuh, meningkatkan stres oksidatif yang kemudian menyebabkan peradangan pada sel manusia. Stres oksidatif dan peradangan sel ini nantinya dapat berkembang menjadi penyakit kronis dan kanker. Beberapa penyakit lain yang dapat disebabkan akibat menghirup udara yang tercemar antara lain adalah asma, penyakit jantung, penurunan kognitif, hingga kematian. Pencemaran udara bahkan bisa lebih berbahaya pada ibu hamil karena dapat mempengaruhi kesehatan sang janin. Bahaya sekali bukan?
ADVERTISEMENT

Apa yang Bisa Masyarakat Lakukan?

Ilustrasi menggunakan masker saat kualitas udara buruk. Foto dari freepik: href='https://www.freepik.com/photos/people'>People photo created by jcomp - www.freepik.com
Mengetahui seramnya dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, bisakah kita melindungi diri dari pencemaran udara? Jawabannya ternyata bisa! Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mengurangi paparan udara yang buruk bagi kesehatan.
Pertama, kita dapat menggunakan air purifier di dalam ruangan untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Kedua, kita bisa mengecek Air Quality Index (AQI) sebelum bepergian dan/atau berolahraga di luar rumah untuk mengetahui kualitas udara. Apabila kualitas udara buruk, maka sebaiknya menggunakan masker saat bepergian dan/atau membatasi waktu olahraga di luar ruangan. Jika kualitas udara sangat buruk kita dapat melindungi diri dengan tidak keluar rumah terlebih dahulu.
Selain mencegah masuknya zat berbahaya pencemaran udara masuk ke dalam tubuh, kita juga perlu loh berupaya untuk mengurangi pencemaran udara. Hal-hal yang bisa kita lakukan adalah dengan menggunakan kendaraan umum, tidak membakar sampah, menanam pohon, dan tidak merokok di tempat umum.
ADVERTISEMENT

Cukupkah Pencegahan pada Level Individu?

Mengingat banyaknya dampak dari pencemaran udara, penanganan pencemaran udara tidak cukup hanya dilakukan pada level individu, tetapi juga perlu ditangani secara sistematis. Lantas, bagaimana penanganan secara sistematis dilakukan? Penanganan secara sistematis dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dengan perubahan kebijakan standar kualitas udara, pemerintah daerah dengan pemantauan kualitas udara di daerah masing-masing, serta komitmen industri untuk menjalankan peraturan emisi yang ada dengan semestinya. Lembaga pemerintah juga diharapkan mampu berkolaborasi untuk memastikan udara yang dihirup warga Indonesia adalah udara yang sehat.