Hati-hati dengan Predator Seksual Anak

Novita Tandry
Psikolog Anak dan Remaja, NTO Nurture Teach Observe, Childcare and Early Education
Konten dari Pengguna
5 Februari 2020 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novita Tandry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kekerasan pada anak Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kekerasan pada anak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sepasang suami istri keren dan cantik konseling tentang anak perempuannya, sebut saja CH yang berusia 10 tahun, kelas 4 SD untuk konseling tentang nilai akademik yang menurun drastis dua tahunn terakhir ini. Itu saja. Tidak ada penjelasan detail mengapa nilainya merosot? Hanya meminta saya supaya nilai akademiknya bisa naik lagi alias bisa juara lagi!
ADVERTISEMENT
Minggu berikutnya giliran ananda CH yang konseling dan hasilnya? CH selama dua tahun ini sejak usia 8 tahun diperkosa dari anal dan vagina! Oleh guru kelasnya yang merupakan wali kelasnya sendiri! Kaget? Dan terjadi di rumahnya sendiri dan disaksikan oleh pengasuhnya! Dan orang tuanya tahu dari teman baik CH yang bercerita ke orang tuanya, bukan dari CH! Memilukan sekali, CH menangis dan saya memeluknya dan saya tanyakan mengapa tidak melaporkan ke Mama dan Papa? Jawabannya, Mama Papa terlalu sibuk, gak pernah ada di rumah, selalu pulang malam dan terus berantem, kalau sudah berantem terkadang tidak pulang ke rumah. Takut dimarahin juga. Sakit gak? Sakiit sekali sampai tidak bisa tidur serta sulit bab/bak.
ADVERTISEMENT
Orang tuanya saya panggil dan bertanya kenapa tidak jujur menceritakan semuanya? Jawabannya, kan gurunya sudah saya pecat, sudah pindah sekolah, masih kecil kok waktu kejadiannya dan kita mau fokus ketemu ibu sebagai Psikolog Anak dan Remaja bagaimana supaya bisa BIKIN anak saya JUARA lagi. Berapa pun biaya ibu saya bisa bayar! Tipe ibu yang menilai segala sesuatu bisa dibayar pakai uang! Jawaban saya, untuk balik normal aja udah pasti gak bisa, ibu malah harap juara, itu bukan tujuan kita saat ini, ini DIPERKOSA loh! Ampuunn deh.. Ibu bisa berubah gak? Ikut cara saya? Berhenti kerja dan Papanya ikut terlibat? Kalau iya, kita lanjut, kalau tidak, silahkan ibu cari Psikolog lain! (Kesal lah saya)
ADVERTISEMENT
Terus terang saya bingung terkadang dengan orang tua yang anaknya sudah menjadi korban kekerasan seksual dan bisa berlangsung selama dua tahun dan tidak pernah sekali pun tahu atau curiga saja pada saat anaknya kesakitan setelah dipenetrasi lewat anus dan vagina, mestinya sangat sakit untuk duduk, cebok, tidur atau mandi. Kok sedemikian lalai dan cueknya yah? Heran dan tidak habis pikir .. di rumah itu ngapain yah? Sampai rumah main handphone doang trus masuk kamar, tidur? Lupa kalau ada anak yah?
Oh yah.. setelah tiga bulan bolak balik ke Jakarta akhirnya CH mulai berangsur tenang dan pelan-pelan bisa fokus, tapi PTSD yang dialami masih terkadang menghantui pada saat bertemu dengan orang yang mirip dengan mantan gurunya yang predator seks.
ADVERTISEMENT
So.. Parents.. Ajarkan anak-anakmu sejak DINI tentang Underwear Rule yang sangat sederhana: ajarkan bahwa mereka tidak boleh membiarkan seseorang menyentuh bagian tubuh mereka yang tertutup pakaian dalam. Anak-anak juga diajarkan untuk tidak menyentuh bagian tubuh milik orang lain. Tegaskan bahwa tubuh adalah milik pribadi. Ada rahasia baik dan rahasia buruk (dengan ancaman). Ada sentuhan baik dan sentuhan yang buruk. Sebut alat kelamin mereka dengan serius bukan dengan sebutan. Dan semua itu membutuhkan, sekali lagi, KEHADIRAN ORANG TUA yang menstimulasi setiap sensori, emosi, dan akal budinya di setiap tahapan tumbuh kembangnya! 💕
Novita Tandry, Psikolog Anak dan Remaja | NTO Nurture Teach Observe | Childcare and Early Education
ADVERTISEMENT
Youtube dan IG : @novitatandry
(Untuk kepentingan semua pihak, semua nama dan lokasi disamarkan yah)