Orang Tua Harus Membuat Anak Merasa Dicintai

Novita Tandry
Psikolog Anak dan Remaja, NTO Nurture Teach Observe, Childcare and Early Education
Konten dari Pengguna
22 Januari 2020 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novita Tandry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak dan orang tua.  Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan orang tua. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Selama beberapa minggu terakhir, media sosial telah dibanjiri dengan banyaknya kisah bunuh diri. Jangan kaget karena masih banyak berita serupa yang akan terus hadir.
ADVERTISEMENT
Sehingga karena sudah ramai di media sosial, saya diwawancara oleh Metro TV mengenai siswi SMPN 147 yang bunuh diri dengan cara loncat dari lantai 4 sekolahnya.
70 persen anak remaja yang dikirim orang tuanya untuk konseling dengan saya mengeluh ingin mengakhiri hidupnya. Kaget?
Kata mereka: Untuk apa hidup? Kalau nanti toh semua orang juga pasti mati! Mati sekarang aja. Malah keren, mati muda dan enggak usah cape-cape sekolah, les, dan melakukan kegiatan lainnya dengan rutin mulai dari hari Senin sampai Minggu (yess! Literally 7 hari) belum lagi dimarahin, ditakut-takutin, mending mati aja ah!
Enggak mudah loh jadi Psikolog Anak & Remaja di Generasi Alpha ini selain sebagai pendengar, mereka harus cerdas luar biasa karena pengetahuan mereka luas sekali. Tapi ironisnya ketahanan diri yang rendah dibandingkan generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Jadi bukan melulu karena perundungan yang bahasa kerennya, bullying! Tapi karena orang tuanya tidak 'hadir' dalam kehidupannya, hanya bisa menuntut sang anak untuk mengerjakan hal yang mereka inginkan. Tapi tidak diberikan contoh dengan menggunakan akal budinya untuk berpikir.
Ajarkan anak dengan contoh apa itu Self Control: bisa membedakan yang benar dan salah (wisdom), tangguh dan punya ketahanan diri, punya mental yang kuat, bukan dilayani terus, diikuti maunya terus yang penting nilainya bagus.
Spoiled parents akan menjadikan spoiled children yang manipulatif, mediocre, demanding, tantrums tanpa akhir, sulit menerima tekanan, mudah stres, mudah menyerah, suka mengeluh dan maunya instan alias cepat jadi! Dan kalau ketemu masalah, sederhana, bunuh diri!
Wake up call yah, parents.. berkali-kali saya ngoceh, HADIR, DENGARKAN ANAKMU dengan HATI dan jadi TELADAN! Jangan hanya bikin anak saja, didik mereka please kalau gak maka teknologi yang mendidik mereka dan menjadikan mereka AI yang tanpa emosi, empati dan daya juang.
ADVERTISEMENT
Apakah kalian merasa "terlalu" sibuk dan lelah berada di saat bersama anak-anakmu? Apakah kalian lebih banyak berinvestasi dalam pekerjaan dan tugas-tugas rumah daripada menghabiskan waktu bersama anak-anakmu?
Biarkan anak-anakmu tahu bahwa mereka dicintai apa adanya, dan bahwa kalian selalu ada untuk mendukung mereka.
Jadilah orang tua yang mendukung dan secara aktif mendengarkan tanpa menghakimi dan berusaha memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang menjadi tantangan mereka. Menjadi orang tua yang mendukung bukan hanya memberikan perhatian saja tetapi juga hadir, terlibat, mendukung, dan membantu.
Perlakukan anakmu dengan adil dan kembangkan hubungan saling percaya.
Selalu mengetahui dan mengikuti pencapaian dan prestasi anak serta mendukungnya melalui kesalahan dan tantangan.
Mari SELALU HADIR untuk anak-anak kita sama seperti kita dulu juga selalu inginkan dari orang tua kita supaya mereka selalu ada untuk kita
ADVERTISEMENT
Novita Tandry
Psikolog Anak dan Remaja | NTO Nurture Teach Observe | Childcare and Early Education