Teknologi Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi

Novita Wahyu Liana
Mahasiswa ITTP
Konten dari Pengguna
2 Juli 2022 15:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novita Wahyu Liana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembelajaran Daring. Sumber : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Pembelajaran Daring. Sumber : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid19 yang melanda dunia membuat Indonesia ikut mengalami dampaknya. Salah satunya dalam sektor pendidikan. Lebih dari 200.000 sekolah di Indonesia terpaksa harus di tutup sebagai upaya mengurangi penyebaran virus covid19. Karena itu, lebih dari 60 juta siswa membutuhkan alternatif pendidikan tanpa harus pergi ke sekolah. Dan solusi yang di berikan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan pendidikan daring atau belajar di rumah.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya permintaan pendidikan daring mendorong pertumbuhan aplikasi pembelajaran yang sebelumnya tidak di gunakan di Indonesia. Seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, Google Classroom dan sebagainya. Salah satu yang paling banyak di gunakan adalah Zoom dan Google Meet.
Zoom dan Google Meet merupakan aplikasi konferensi percakapan video online yang membuat guru bisa berinteraksi dengan muridnya secara langsung melalui gadget. Sehingga menyerupai pembelajaran tatap muka seperti di sekolah pada saat sebelum terjadi pandemi. Penggunaannya juga tergolong sangat mudah karena hanya memerlukan gadget dan kuota internet atau Wi-Fi. Tetapi mengingat bahwa tidak semua masyarakat Indonesia dapat mengakses internet dengan mudah, pembelajaran dengan menggunakan teknologi pendidikan seperti ini, dianggap tidak begitu efektif. Sebab untuk para siswa yang tinggal di pelosok serta lapisan masyarakat dengan penghasilan rendah yang tidak memiliki akses ke perangkat yang di perlukan, membuat metode pembelajaran menggunakan teknologi ini cukup menyulitkan. Karena itu, pemerintah memberikan solusi dengan pemberian kuota gratis untuk para siswa yang bisa di gunakan dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah penggunaan teknologi daring dalam mengatasi kebutuhan pendidikan di masa pandemi ini, berhasil membantu untuk mengurangi dampak pandemi? Jawabannya tentu saja berhasil. Sebab penggunaan metode pembelajaran tanpa tatap muka ini, akan mengurangi kontak fisik antar sesama siswa atau antara siswa dan guru sehingga dapat mengurangi risiko penularan virus. Tetapi tentu saja metode pendidikan dengan menggunakan teknologi untuk mengurangi dampak pandemi ini, memiliki kelebihan dan kekurangan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
1. Terlatih menggunakan teknologi informasi.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan tentu saja akan meningkatkan pengetahuan siswa terhadap teknologi dan informasi yang digunakan sehingga para siswa bisa lebih paham terhadap tata cara penggunaan serta manfaat yang bisa di dapatkan menggunakan aplikasi pendidikan daring.
ADVERTISEMENT
2. Waktu dan tempat yang fleksibel.
Metode pendidikan ini memungkinkan siswa untuk dapat melakukan pembelajaran di mana pun dan kapan pun sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan waktu yang di sepakati dengan guru.
3. Melatih kemandirian.
Dalam pendidikan daring artinya tidak ada pertemuan antara siswa dan guru, sehingga para siswa di tuntut lebih mandiri dengan belajar tanpa pengawasan. Hal ini memungkinkan siswa untuk menjadi terbiasa belajar sendiri dengan menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi yang dibutuhkan.
Kekurangan:
1. Jaringan yang tidak stabil.
Belajar daring tentu saja membutuhkan jaringan internet, karena itu untuk siswa maupun guru yang berada di tempat dengan akses internet kurang baik, akan mengalami kesulitan.
2. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru.
ADVERTISEMENT
Metode pembelajaran ini membuat guru dan siswa tidak bertemu, sehingga interaksi antara guru dan siswa menjadi berkurang. Siswa cenderung di dorong untuk belajar mandiri karena keterbatasan waktu dan tempat.
3. Fokus siswa terganggu.
Karena tidak adanya pengawasan secara langsung, sehingga dapat mengurangi fokus siswa dalam belajar. Dalam hal ini guru mengalami keterbatasan terhadap pengawasan siswa karena tidak bertatap muka.
Kesimpulannya, penggunaan teknologi dalam pendidikan di masa pandemi meningkatkan pengetahuan lebih kepada siswa dan guru dalam mengakses teknologi dan informasi yang lebih mudah. Tetapi metode pendidikan ini masih belum sempurna karena Indonesia belum siap menghadapi pendidikan secara daring dengan cepat. Masih banyaknya daerah yang belum memiliki akses internet baik membuat kegiatan belajar mengajar secara online ini kurang efektif. Selain itu masyarakat dengan tingkat penghasilan rendah akan mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pendidikan ini karena keterbatasan keuangan sementara untuk menunjang pendidikan daring di butuh kan akses internet dan gadget.
ADVERTISEMENT