DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEMBELAJARAN ONLINE BAGI MAHASISWA

Neng Riska
Mahasiswa UIN Syarif HIdayatullah JAkarta
Konten dari Pengguna
28 Juni 2020 8:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Neng Riska tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perhimpunan dokter baru Indonesia (PDBI) menyatakan bahwa “Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan kasus".[1] Penyakit ini disebabkan oleh COVID-19 atau sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).[2]
ADVERTISEMENT
COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah dua kasus dan terus bertambah.[3] Salah satu cara yang dilakukan pemerintah dalam mencegah penyebarannya adalah dengan melalui surat edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi NO 1 tahun 2020 mengenai pencegahan penyebaran COVID-19 di perguruan tinggi. Surat edaran tersebut berisi intstruki kepada perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan mahasiswa berada di rumah masing-masing.[4]
Sistem pembelajaran jarak jauh dilakukan secara online dengan memamfaatkan teknologi dan komunikasi. Perubahan sistem Pembelajaran yang sebelumnya bertatap muka menjadi online membuat mahasiswa harus beradaptasi kembali dengan sistem baru. Meskipun sistem pembelajaran menjadi online, mahasiswa dan dosen masih bisa bertatap muka melalui handphone atau laptop masing-masing dengan bantuan internet. Dalam sistem pembelajaran online, mahasiswa menggunakan aplikasi yang telah disepakati untuk pembelajaran berlangsung.
ADVERTISEMENT
Dampak yang dirasakan mahasiswa dalam perubahan sistem pembelajaran salah satunya adalah pemberian tugas oleh dosen yang dinilai terlalu banyak dibandingkan sistem tatap muka. Saking banyaknya tugas, terkadang mahasiswa kebingungan akan mengerjakan tugas yang mana terlebih dahulu. Pemberian tugas yang terlalu banyak menyebabkan mahasiswa menjadi kelelahan karena terus mengerjakan tugas. Bahkan tidak jarang mahasiswa lupa untuk makan dan minum sehingga kesehatannya menurun.
Pembelajaran secara online dinilai kurang efektif dalam pelaksanaannya. Terutama dalam pehamaman konsep materi. Dosen terkadang hanya mengirim materi berupa file saja tanpa penjelasan. Mahasiswa dituntut memahami materi secara mandiri. Tak jarang karena mahasiswa memahami materi secara mandiri mahasiswa tidak mengerti terhadap materi yang disampaikan.
Selama pembelajaran online, mahasiswa harus memiliki kuota internet dan sinyal yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Pembelian kuota menjadi meningkat karena kebutuhan untuk pembelajaran secara online. Ketika pembelajaran online berlangsung, sinyal internet terkadang menghilang atau kuota tiba-tiba habis. Hal ini menyebabkan mahasiswa tidak bisa mengikuti pembelajaran online. Bahkan ketika ujian berlangsung, sinyal tiba-tiba menghilang menyebabkan mahasiswa harus menghubungi dosen yang bersangkutan dan mengulang ujian dari awal.
ADVERTISEMENT
Dampak baik dari sistem pembelajaran online yaitu, mahasiswa menjadi mahir menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi. Kemahiran mahasiswa menggunakan teknologi teknologi dan informasi disebabkan karena selama pembelajaran secara online mahasiswa dituntut untuk menguasai teknologi, informasi, dan komunkasi. Selain mahasiswa menjadi mahir dalam teknologi, informasi, dan komunikasi, pembelajaran secara online membuat mahasiswa menjadi lebih dekat dengan keluarga. Kedekatan antara mahasiswa dengan keluarga disebabkan karena selama pembelajaran secara online mahasiswa berada dirumah.
[1] DR. Dr. Erlina Burhan, MSc, Sp.P(K) dkk, “PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA”, (Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020), hlm. 1.
[2] Adib Rifqi Setiawan, “Lembar Kegiatan LiterasiSaintifik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19)”, Jurnal Edukatif : Ilmu Pendidikan, Vol. 2 No. 1, April 2020, hlm. 29.
ADVERTISEMENT
[3] Adityo Susilo dkk, “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini”, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, Vol.7 No. 1, Maret 2020, hlm . 45.
[4] Firman dan Sari Rahayu Rahman, “Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covif-19”, Indonesian Journal of Educational Science (IJES), Vol. 2 No. 2, Maret 2020, hlm. 81.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, Elina dkk. 2020. PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Firman dan Sari Rahayu Rahman. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covif-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2) : 81.
Setiawan, Adib Rifqi. 2020. Lembar Kegiatan LiterasiSaintifik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19. Jurnal Edukatif : Ilmu Pendidikan, 2(1) : 29.
ADVERTISEMENT
Susilo, Adityo dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1) : 45.