Konten dari Pengguna

Information Overload: Fenomena yang Dialami Para Pengguna Twitter

Nudy Istifa
Lulusan D3 PKN STAN yang kini sedang melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia. Bekerja di Kemenko Perekonomian. Apa yang tertulis merupakan opini pribadi dan tidak terkait dengan institusi tempat saya belajar/bekerja
21 Agustus 2021 12:17 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nudy Istifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Information overload (foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Information overload (foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Pernah enggak waktu kita main twitter terus kita malah ngerasa bingung sendiri? Bingungnya tuh karena banyak opini. Misalnya, lagi ada yang viral tentang pro-kontra suatu hal. Nah kita tuh sering menilai bahwa baik orang-orang yang ada di sisi pro maupun kontra mengemukakan opini yang sama-sama masuk akal. Alhasil, kita bingung mau ikut ke sisi pro atau ke sisi kontra.
ADVERTISEMENT
Contohnya seperti kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau biasa disebut PPKM. Buat mereka yang pro, mereka bilang kebijakan ini bagus dengan alasan dapat meminimalisir penyebaran covid-19 di Indonesia. Namun, bagi mereka yang kontra, kebijakan ini dinilai mempersulit masyarakat terutama yang pekerjaannya memerlukan kegiatan di luar rumah seperti misalnya pedagang.
Dua kubu ini sulit ditentukan mana yang paling benar karena keduanya memiliki opini yang valid walaupun berbeda spektrum pembahasan. Bagi mereka yang pro, mereka melihat secara makro sedangkan pihak kontra lebih fokus dengan pandangan dari sisi mikronya. Dari dua opini tersebut, kita tidak bisa secara gamblang bilang kalau opini yang pro benar dan yang kontra salah. Keduanya bisa benar tergantung dari perspektif mana yang kita ambil.
ADVERTISEMENT
Opini-opini seperti ini tidak hanya sekali dua kali ditemukan. Sering kali kita menemukan adu opini di dunia maya, terutama di twitter. Twitter sendiri merupakan suatu microblogging yang populer di Indonesia. Selain fungsinya untuk berinteraksi dengan orang lain, twitter juga kerap menjadi wadah untuk menyalurkan opini akan suatu isu. Bahkan, twitter bisa menjadi tempat untuk berdiskusi secara terbuka, karena siapapun yang melihat tweet tertentu bisa saja ikut menyampaikan opininya.
Kevin Thau selaku VP Business and Development Twitter menjelaskan bahwa twitter dibentuk agar para penggunanya dapat bebas membagikan informasi ataupun berita setiap harinya Jadi, twitter pada dasarnya memang didesain untuk memberikan dan menjamin kebebasan para pengguna untuk membagikan informasi. Informasi itu bisa berupa apa saja; data faktual, kejadian tertentu yang ada di sekitar, bahkan sampai opini pun bebas dibagikan di twitter.
ADVERTISEMENT
Kebebasan ini mendorong adanya diskusi publik yang terbuka, di mana semua orang berhak untuk menyuarakan pendapat mereka atas suatu kejadian yang sedang ramai diperbincangkan. Namun, kebebasan ini bak pisau bermata dua. Selain adanya jaminan dalam kebebasan mengemukakan pendapat, twitter bisa menyebabkan information overload yang membuat para penggunanya terpapar terlalu banyak informasi.

Kebingungan informasi

Terlalu banyak informasi yang kita terima dapat mengurangi kemampuan kita untuk berpikir jernih. Jadi alih-alih merasa tahu, kita sebagai pengguna justru merasa kebingungan atas banyaknya informasi yang ada.
Information overload, atau biasa orang menyebutnya dengan infobesity, merupakan suatu fenomena di mana terlalu banyaknya informasi yang didapatkan. Information overload ini menjadi tantangan nyata, terutama bagi pengguna twitter yang mana pada dasarnya twitter merupakan media yang didesain untuk saling bertukar informasi maupun pendapat. Information overload awalnya akan memberikan efek psikologis semu karena kita merasa bangga karena telah mendapat banyak informasi. Namun, information overload ini pada akhirnya menggiring kita kepada dimensi kebingungan.
ADVERTISEMENT
Kebingungan yang dimaksud di sini adalah kesulitan kita dalam memproses informasi yang ada sehingga kita mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan untuk memilih pro ataupun kontra dalam suatu isu yang sedang diperbincangkan. Tanpa disadari kebingungan ini mempengaruhi kondisi psikis kita. Stress, over thinking, atau merasa inferior sering dialami oleh orang-orang yang ada dalam kondisi information overload.
Efek kebingungan yang disebabkan oleh information overload ini juga seringkali dimanfaatkan oleh segelintir orang. Orang yang mengalami kebingungan, dalam hal ini kesulitan untuk menentukan posisi mereka terhadap suatu isu, sulit untuk berpikir jernih. Akhirnya mereka memilih suatu keputusan bukan dari pertimbangan nalar dan logika namun lebih kepada hal-hal yang tidak berhubungan dengan hal tersebut, contohnya mengikuti opini mayoritas yang ada saja.
ADVERTISEMENT
Fenomena information overload seringkali kita alami namun kita tidak sadar sering mengalaminya. Apalagi bagi orang-orang yang terbiasa mengakses twitter, tentu mereka sering merasa seru mengikuti perdebatan yang ada tanpa menyadari bahwa mereka telah menerima informasi yang melebihi kapasitasnya. Maka dari itu beberapa hal perlu dilakukan oleh para pengguna twitter agar tidak terlalu banyak menyerap informasi yang ada.

Mengatasi information overload

Beberapa hal yang perlu kita lakukan sebagai pengguna twitter agar tidak menyerap terlalu banyak informasi adalah mengetahui batasan kita terhadap informasi apa saja yang bisa kita cerna. Mengetahui kapan kita harus rehat dari pencarian informasi menjadi kunci yang penting untuk mengontrol jumlah informasi yang masuk ke dalam diri kita.
Selain itu, di saat kita membaca suatu isu yang mengundang banyak opini, setidaknya kita perlu memahami konteks dari isu tersebut untuk menjaga kejernihan cara berpikir kita. Bisa jadi opini yang disajikan dalam membahas isu tersebut semuanya terlihat benar. Namun, perlu kita ketahui juga latar belakang orang yang memberikan opini tersebut sehingga kita tahu apa kepentingan dia memberikan opini seperti itu. Dengan mengetahui latar belakang, setidaknya kita dapat memisahkan opini mana yang memang sesuai konteks dan opini mana yang hanya berupa suatu pembenaran saja.
ADVERTISEMENT
Memiliki dasar pengetahuan yang tepat terhadap suatu isu tersebut bisa menjadi media filtrasi bagi kita untuk menyaring informasi maupun opini yang bertebaran di twitter. Banyak sekali isu yang dibahas di twitter dengan berbagai topik, dari hal-hal privat sampai hal-hal yang sifatnya publik. Pastikan kita memahami ilmu yang sedang dibahas atau setidaknya kita bertanya kepada teman yang kita anggap mampu untuk menjelaskannya secara benar sehingga kita tidak terombang-ambing oleh opini orang lain.
Filter informasi pada akhirnya menjadi kunci dalam mengatasi information overload. Kemampuan kita memilih mana yang baik dan tepat sangat diperlukan. Sebagai penutup, ada sebuah quotes yang disampaikan oleh Brian Solis, seorang ahli digital anthropologist asal Amerika.