Cegah Rebutan Bangku dan Bullying dengan Manajemen Kelas

19 Juli 2017 8:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tas calon  murid telah di "booking". (Foto: Facebook: Yuni Rusmini)
zoom-in-whitePerbesar
Tas calon murid telah di "booking". (Foto: Facebook: Yuni Rusmini)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena rebutan bangku dalam tahun ajaran baru sekolah membuat geleng-geleng kepala. Mensos Khofifah Indar Parawansa mengatakan, fenomena ini dapat diminimalisir dengan mengatur manajemen kelas hingga meningkatkan kompetensi guru.
ADVERTISEMENT
"Dalam kasus perebutan bangku yang perlu dilihat adalah manajemen kelas. Kedua, kompetensi tenaga pendidik," ujar Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Rabu (19/7).
Khofifah menyebut, guru kelas harus memanfaatkan perannya dengan baik. Idealnya, masing-masing guru maksimal memantau 13 siswa. Selain itu, menurut Khofifah, sebaiknya setiap mengajar di kelas, guru tidak sendiri.
"Untuk menghidarkan bullying dalam kelas maka sekolah harus ada guru pendamping di dalam kelas misalnya 1 mengajar di depan 1 atau 2 mendampingi di belakang," katanya.
Guru pendamping ini yang nantinya akan mengamati respons, perilaku, dan bahasa tubuh anak didik. Sehingga guru dapat langsung mengarahkan jika ada persoalan dengan anak didik.
"Nah misalnya sekarang anak didik berebut bangku, itu kan simpel sekali para guru bisa mengarahkan ayo ya yang tinggi duduk di belakang dan yang rendah di depan supaya kalau bapak ibu guru nulis di papan bisa sama-sama melihat," katanya.
ADVERTISEMENT
Begitu juga kepada anak yang mengalami keterbastasan. "Yang paling penting jangan lupa komunikasi dengan orang tua supaya bisa dijalin dan diketahui bagaimana perilaku anak-anak mereka sehingga bisa mendidik bersama mengarahkan ke hal yg lebih baik.