Jokowi Minta Diskriminasi Kelapa Sawit Dihentikan

15 November 2017 0:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan delegasi Indonesia di KTT ASEAN (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan delegasi Indonesia di KTT ASEAN (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya di KTT Peringatan 40 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Uni Eropa di Filipina, Presiden Joko Widodo mengangkat isu kelapa sawit. Menurutnya isu kelapa sawit sangat dekat dengan upaya pengentasan kemiskinan, mempersempit gap pembangunan, serta pembangunan ekonomi yang inklusif.
ADVERTISEMENT
Apalagi menurut Jokowi saat ini terdapat 17 juta orang Indonesia yang hidupnya terkait dengan kelapa sawit secara langsung maupun tidak langsung. Di mana 42 persen lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dimiliki oleh petani kecil.
Oleh karena itu, dalam pidatonya Jokowi meminta agar diskriminasi terhadap kelapa sawit di Uni Eropa segera dihentikan. Sejumlah sikap dan kebijakan yang dianggap merugikan kepentingan ekonomi dan merusak citra negara produsen sawit juga harus dihilangkan.
"Resolusi Parlemen Uni Eropa dan sejumlah negara Eropa mengenai kelapa sawit dan deforestasi serta berbagai kampanye hitam, tidak saja merugikan kepentingan ekonomi, namun juga merusak citra negara produsen sawit," ujar Jokowi di Philippine International Convention Center (PICC), Manila, Filipina, dalam keterangan dari Biropers yang diterima kumparan (kumparan.com), Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia paham pentingnya isu sustainability. Oleh karena itu, berbagai kebijakan terkait sustainability telah diambil, termasuk pemberlakuan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Pernyataan Presiden Jokowi ini juga mendapat dukungan penuh PM Malaysia.
Selain itu Jokowi juga menyatakan dukungan penuh Indonesia terhadap upaya pembentukan perdagangan bebas ASEAN-Kanada.cJokowi mengkhawatirkan berkembangnya gejala proteksionisme melalui penerapan hambatan tarif dan non tarif yang kali ini justru banyak datang dari negara maju.
"ASEAN dan Kanada harus mengirimkan pesan kepada dunia bahwa keterbukaan ekonomi yang inklusif akan membawa manfaat bagi rakyat kita," ujar Jokowi.
Jokowi menyatakan pentingnya kemitraan ASEAN-Kanada untuk mengembangkan ekonomi terbuka yang inklusif dan saling menguntungkan keduanya.
"Kita gunakan perayaan 40 tahun ini untuk mempertebal komitmen bahwa kerjasama ASEAN-Kanada harus ditingkatkan dan menguntungkan kedua pihak," ucapnya.
ADVERTISEMENT