Perjuangan Hanindya yang akan Cangkokkan Hati untuk Bayinya

21 Juli 2017 15:54 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Nadia Jovita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Nadia Jovita/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski syok ketika mengetahui putri kecilnya, Mishalova, menderita Atresia Billier, Hanindya dan istri tidak larut dalam kesedihan. Pasangan ini terus mengupayakan yang terbaik demi anak kedua mereka.
ADVERTISEMENT
Ketika pihak dokter dari RSUP Kariadi, Semarang, merujuk Mishalova menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Hanindya harus menempuh jauhnya Pekalongan-Jakarta dengan menggunakan kereta. Sekali perjalanan rata-rata ditempuh selama 5-6 jam.
"Tadinya bolak balik Pekalongan-Jakarta seminggu dua kali (kontrol rawat jalan). Tapi karena udah capek tenaga, pikiran, dan biaya, akhirnya memutuskan untuk ngekos di sini," ujar Hanindya kepada kumparan (kumparan.com) di RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
Selama menjalani rawat jalan di RSCM, Hanindya mengaku belum ada perkembangan yang berarti dari Mishalova. Namun salah satu kemajuan yang bisa dirasakan dari kondisi Mishalova saat ini adalah berat badannya yang naik sekitar 0,4 ons.
Meski terlihat dalam kondisi baik, kesehatan Mishalova sering drop. Suatu hari ketika masih sering bolak-balik Pekalongan-Jakarta, mereka baru tiba pukul 23.00 WIB. Pagi harinya, Mishalova tiba-tiba drop.
ADVERTISEMENT
"Dia muntah darah dan BAB darah. Sehari bisa 8 kali. Keluarnya darah segar, deras. Jadi dibawa ke rumah sakit yang di sana (Pekalongan) dulu," tuturnya.
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
Hanindya dan istri kerap tidak tahan menahan air mata ketika tiba-tiba Mishalova menangis begitu kencang. Mereka mengerti putrinya kesakitan, namun tak dapat berbuat banyak.
"Kalau nangis luar biasa, bingung. Pastilah ikutan nangis. Bingung, yang sakit mana," kata Hanindya.
Kepada Hanindya, dokter mengatakan operasi transplantasi hati harus dilaksanakan secepatnya. Karena kabar itulah, Hanindya kemudian sibuk mencari dana tambahan. Sebab berdasarkan informasi yang dia terima, biaya untuk operasi transplantasi hati sekitar Rp 900 juta hingga Rp 1,2 miliar. Hanindya memang memiliki BPJS, namun BPJS hanya bisa meng-cover biaya operasi sebesar Rp 269 juta.
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
Dia sempat pulang ke Pekalongan untuk menemui Bupati setempat, meminta bantuan dari pemerintah daerah. Namun usahanya belum berhasil.
ADVERTISEMENT
"Makanya kemarin pas pulang saya temui Pak Bupati. Tapi dari bupatinya belum ada bantuan. Karena bupatinya baru jadi mungkin belum ngerti dan dia bilang yang dipikirkan di sana bagaimana. 'Saya konsultasikan dengan dinas terkait' katanya," papar Hanindya.
Hampir setiap hari berada di rumah sakit tentu menjadi aktivitas yang membosankan. Apalagi Hanindya dan Mishalova bisa 10 jam berada di rumah sakit. Namun, demi Mishalova, Hanindya harus ekstra bersabar.
"Udah ikhtiar di sini untuk kesembuhan anak. Jadi sampai sore pun kita tungguin," tuturnya.
Donasi online untuk Bayi Mishalova (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Donasi online untuk Bayi Mishalova (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Jika tidak ada jadwal kontrol, Hanindya dan Mishalova lebih banyak menghabiskan hari-hari di kamar kos. Meski sebetulnya dia ingin sekali pergi untuk refreshing, namun dia tidak bisa karena mempertimbangkan kondisi kesehatan Mishalova.
ADVERTISEMENT
"Dia kalau keluar kan kasihan. Enggak bisa karena dia (kondisi kesehatannya) rentan. Mau sih jalan-jalan ke Monas," ujarnya.
Belakangan, Hanindya memutuskan untuk pulang ke Batang dan kembali berjualan pakan burung. Dia harus mencari nafkah tambahan demi kesembuhan Mishalova.
Sedangkan Mishalova, karena kondisi fisiknya masih rentan, akan tetap berada di Jakarta dengan dijaga oleh nenek dan budhenya. Sementara istri Mishalova juga di Batang karena harus bekerja sebagai pegawai bank.
kumparan bersama kitabisa.com membuka donasi untuk biaya perawatan Mishalova. Bayi mungil ini memiliki hak untuk hidup sehat dan normal selayaknya manusia lain seperti kita. Bagi Anda yang tergerak untuk memberikan donasi untuk Mishalova, silakan menyalurkannya melalui tautan berikut: