Tips Mengatur Keuangan Keluarga

Amelia Fafu
A Teacher, Mom Blogger, Mom of Special Needs Kid
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2019 22:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amelia Fafu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bicara persoalan keuangan selalu aja seru. Soalnya, perihal keuangan ini emang krusial banget buat segala lini. Apalagi, kalau sudah berumah tangga, salah-salah mengatur keuangan bisa pusing tujuh keliling.
ADVERTISEMENT
Beda lagi kalau masih single alias sendiri, mau gaya apapun, mau ngapain aja, kita nggak perlu (banyak) pusing memikirkan pendapat orang lain. Toh, hidup yang mengatur diri sendiri, ya kan.
Pas memutuskan untuk menikah kemudian jadi ibu rumah tangga, walaupun saya belum full teng setiap hari seperti beberapa teman yang memutuskan untuk resign dari kerjaan, saya masih bergelut dengan pekerjaan yang saya anggap sebagai hiburan di sela mengurus keluarga dan rumah, otomatis saya punya penghasilan sendiri, diluar nafkah yang diberikan suami.
Ini kadang kala masih bikin saya pusing juga lhoh, misal kalau ada keperluan mendesak yang sebelumnya nggak terencana atau diluar dugaan kami. Duh, pusing pala berbie, deh. Karena, harus pintar-pintar nge-post uang sedemikian rupa supaya cukup buat keperluan sekeluarga selama satu bulan.
ADVERTISEMENT
Muka kaget, karena ternyata masih keliru bikin perencanaan keuangan di rumah
Bayangkan aja, kalau semua keperluan sudah kita sisihkan, tau-tau ada hal mendadak dan nggak bisa ditunda. Misalnya, dulu anak pertama kami sakit dan harus cek darah dengan biaya yang nggak murah. Dengan berat hati, mau nggak mau musti diambil dari pos uang yang sudah disisihkan di awal pemasukan tadi demi anak, lalu selanjutnya berpikir gimana bagian yang dipotong itu bisa tercukupi lagi.
Ibu-ibu pasti mengalami hal kayak gini ya. Episode hidup yang kadang musti kita lewati secara dadakan. Malah kadang bikin nyut-nyut kepala deh, tapi untungnya nggak pernah sampai vertigo, nih. Eheheu
Repot deh kalau ibu udah sakit, banyak peran yang bakalan terbengkalai. Ya keperluan anak, keperluan suami. Urusan domestik, sampai urusan di luar, karena peran ibu memang sentral banget ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Peran mulai dari tim kesehatan, masak beragam menu makan, jadi ojek anak anter jemput mereka sekolah (eh ini anak saya belum sekolah sih), ada juga habis sekolah sorenya anter anak ngaji, tukang bersih-bersih di rumah, jadi akuntan, jadi teman main, jadi bodyguard buat anak-anak, sampai kalau ada barang hilang itu semua anggota keluarga pasti bertanya ke kita, ibunya. Benar nggak, Moms?
Nikmat banget ya menjadi seorang ibu. Maka dari itu ibu musti sehat jiwa raga nih. Biar semua peran di keluarganya bisa dijalankan dengan baik. Apalagi, 70% faktor kematian itu disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM) akibat pola hidup tidak sehat, seperti pola makan nggak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. Coba Moms, tengok udah berapa kilo lemak yang kita produksi, huhuhu *Lalu ambil kaca
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika dilihat dari sisi finansial menurut hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 dari OJK, ternyata hanya 27% masyarakat usia produktif yang memiliki tabungan masa depan. Padahal, tabungan masa depan itu sangat penting dan tentunya harus disiapkan dari sekarang bahkan kemarin.
Saya dan suami juga demikian, kami sudah sepakat bahwa ada pos keuangan yang tentunya harus disiapkan buat keperluan di masa depan. Hanya aja nih, saya sadar sih, kayanya masih belum tepat gimana formula yang bener.
Pas banget nih, Moms, butuh ilmu buat mengatur keuangan keluarga yang benar gimana, eh saya mendapat undangan dari Sun Life dan Kumparan untuk hadir dalam acara #MomsMingle yang bertemakan Moms as Guardian of The Family.
ADVERTISEMENT
Bersama para Moms yang hadir, siap belajar tentang perencanaan keuangan keluarga, yeay!
Acara yang berlangsung di Hotel Santika, Depok hari Sabtu tanggal 27 Juli 2019 lalu ini menghadirkan empat orang narasumber yang keren dan kompeten di bidangnya. Ada Pak Aidil Akbar Madjid selaku Financial Planner, Mba Tania Raymina seorang wirausahawan yang merupakan adik dari Zaskia Mecca, Mba Kelly Tandiono, seorang model dan pegiat gaya hidup sehat sekaligus brand ambassador Sun Life, dan Pak Anto dari Pihak Sun Life.
Kiri ke kanan: Aidil Akbar Madjid, Tania Raymina, Kelly Tandiono, Ananto Pambudi (Anto)
Selama berlangsungnya acara #MomsMingle ini, saya merasa tertohok mendengar penjelasan Pak Aidil, ternyata saya masih banyak keliru dalam menentukan pos keuangan bersama suami. Pantesan aja, kadang suka timbul perasaan "Loh, kok gini? Kayaknya kemarin udah pas nih hitung-hitungannya".
Tambah lagi, gaya hidup juga belum bener nih, belum seimbang. Kegiatan terus, makan terus, tapi olah raganya jarang, bisa dihitung jari.
ADVERTISEMENT

Mengatur Keuangan Keluarga

Menjadi ibu berarti sadar betul bahwa hampir semua kendali di dalam rumah tangga dipegang olehnya. Sadar atau tidak ya Moms, coba kita pikir semua urusan anak dan suami aja ibu pasti hapal, mulai dari mengatur jadwal kegiatan, pola makan, keuangan, dan segala macam lainnya, ibu punya banyak peran di rumah.
So, supaya urusan keuangan ini tetap bikin kita bahagia dan sehat jiwa raga tentunya. Yuk, Moms, simak tips berikut:
1. Sepakati dengan pasangan
Yups. Urusan mengatur keuangan ini, menurut saya perlu disepakati bersama-sama dengan pasangan. Siapa yang mencari nafkah dan siapa yang mengelolanya. Seandainya istri bekerja pun, maka perlu dibicarakan pengelolaan penghasilan akan seperti apa.
Biasanya, perempuan lebih detail nih kalau urusan data-mendata, dan para suami menyerahkan sepenuhnya penghasilan untuk dikelola.
ADVERTISEMENT
Manfaatnya apa sih? Manfaatnya dengan begitu akan ada saling terbuka satu sama lain, berapa penghasilan suami/istri dan sama-sama tahu. Karena urusan keuangan ini emang sensitif. Salah pandangan atau persepsi maka bisa aja terjadi selisih paham.
Bahkan Pak Aidil juga menyampaikan, faktor terbesar kedua terjadinya perceraian adalah perihal keuangan lhoh, Moms, dan faktor nomor satunya adalah perselingkuhan.
Serem, ya!
2. Melakukan financial check up
Setelah kita menyepakati dengan pasangan sistem keuangan seperti apa, lalu kita bisa lakukan financial check up. Apa sih financial check up itu?
Financial check up adalah jadi kita hitung-hitung berapa aset yang kita punya nih Moms, lalu hitung juga hutang yang sedang berjalan. Kalau hutang lebih besar dari aset yang ada, maka kondisi keuangan kita termasuk kategori sehat atau baik. Tapi, sebaliknya, gak sehat atau bangkrut kalau hutang lebih besar dari aset yang ada.
ADVERTISEMENT
Coba Moms, cek lagi, keuangan di rumah sehat apa nggak? Semoga hutang nggak melebihi aset, nih.
3. Membuat rencana tabungan berjangka
Sama kaya kita merencanakan peta hidup mau target apa aja yang dicapai. Urusan keuangan juga perlu yang namanya dikelompokan waktu-waktunya, Moms.
Rencana tabungan ini bisa dikelompokkan menjadi 3 bagian: Tabungan jangka pendek (1 tahun), tabungan jangka menengah (5 tahun), dan tabungan jangka panjang (> 5-10 tahun).
Tabungan jangka pendek bisa kita gunakan buat urusan yang sifatnya tahu bulat alias dadakan, misalnya anak atau pasangan kita sakit. Jangka menengah bisa dengan memilih logam mulia karena ada yang 5 tahunan biasanya berat 5gr dengan nominal uang tertentu yang harus disisihkan. Dan, tabungan jangka panjang, ini bentuknya bisa saham, deposito, reksadana, properti, dll.
ADVERTISEMENT
Kebetulan, kalau saya dan suami memilih reksadana untuk tabungan jangka panjang di suatu bank syariah. Itu pun kami rencanakan dengan matang sebelum memutuskan hal ini.
4. Membuat pos anggaran keuangan
Kita pernah ingat, mungkin dulu orangtua kita pakai amplop buat mem-pos anggaran masing-masing sesuai keperluan ya, Moms.
Sebenernya, cara ini bisa kita gunakan juga supaya pengeluaran kita nantinya lebih terarah dan nggak jebol alias sesuai anggaran yang udah kita susun.
Selaku Financial Planner, dalam acara #MomsMingle kemarin Pak Aidil memberikan rumus yang bisa digunakan sebagai acuan:
- 40% Biaya Hidup
- 30% Hutang/Cicilan
- 20% Dana Masa Depan
- 10% Dana Darurat
Aidil Akbar Madjid, Financial Planner
Biaya hidup ini meliputi uang belanja, bayar spp bulanan anak-anak, beli pulsa, jalan-jalan atau jajan-jajan, dan lain-lain yang sifatnya kebutuhan sehari-hari pokoknya.
ADVERTISEMENT
Untuk hutang atau cicilan, usahakan tidak lebih dari 30% total penghasilan, karena kembali ke bahasan tadi, jika lebih besar hutang dari keuangan yang ada, maka akan sangat mempengaruhi pos anggaran lainnya. Jangan sampe sakit kepala dibuatnya. Hahaha
Dana masa depan, ini seperti tabungan tadi sebenernya, jadi bisa dibuat berjangka. Ini penting juga buat di masa tua ya, Moms. Bisa dalam bentuk investasi atau tabungan. Yang pasti bener-bener akan kita manfaatkan di hari tua.
Selain itu, perlu juga kita pikirkan perihal kesehatan, sekolah anak, liburan keluarga, beli rumah/kendaraan, dan pensiun.
Dana Darurat, seperti namanya, fungsinya ya untuk kebutuhan yang sifatnya mendesak aja. Misalnya, anak sakit, kendaraan mogok, kecelakaan, dll.
5. Manajemen Cashflow rumah tangga
ADVERTISEMENT
Pak Aidil menyampaikan nih, Moms. Salah satu kunci supaya arus Cashflow rumah tangga ini rapih yakni buat laporan sekecil apapun atas keuangan yang masuk maupun keluar dari rekening kita. Setuju ya, dengan adanya "pembukuan" ini, kita jadi tahu berapa besaran biaya setiap kali biaya itu kita gunakan.
Ada 3 jenis manajemen Cashflow dari beliau, yaitu:
- penghasilan suami dan istri digabung. Biasanya cara ini di pakai orang Indonesia.
- Penghasilan suami ditransfer hanya sebagian.
- Uang suami dan istri dipisah, jadinya masing-masing. Cara ini biasanya dipakai orang barat.
6. Miliki Perlindungan
Zaman sekarang memiliki perlindungan sudah jadi perihal penting yang perlu diwujudkan ya, Moms. Minimal banget perlindungan kesehatan untuk satu keluarga. Atau ada juga yang memilih perlindungan jiwa, seperti orangtua teman saya. Katanya, supaya di hari tua nanti kalau nggak ada umur, nggak nyusahin anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Moms juga pasti nggak asing ya sama istilah "ibu gak boleh sakit". Saya pikir-pikir, ada benernya juga. Ngerasain banget, kalau sakit itu jadi terbengkalai urusan di rumah, belum lagi kerjaan di sekolah.
Sadar diri banget nih, karena pola makan yang masih acak-acakan, apa aja dimakan yang penting perut aman, dan kurang olah raga, bikin badan jadi gampang lelah dan sakit-sakitan.
Kelly Tandiono, model dan pegiat hidup sehat yang juga brand ambassador Sun Life memberi tips buat para Moms yang hadir di acara #MomsMingle kemarin, supaya fisik sehat: banyak tertawa (maksudnya happy gitulah ya), cukup sinar matahari, jangan malas, lakukan olah raga, makan sehat.
Kelly terbiasa menerapkan gaya hidup sehat sejak kecil dengan rajin berolah raga juga makan makanan sehat, nggak pakai MSG. Makanya, Kelly ini kelihatan segar dan berenergi sekali. Jadi cocok ya kenapa Sun Life menggaet Kelly Tandiono sebagai ambassador-nya bersama Ibnu Jamil dengan semangat mengusung gaya hidup sehat #LiveHealthierLives bersama Sun Life.
ADVERTISEMENT
Selain Kelly, hadir juga seorang wirausahawan, mompreneur, Tania Raymina, yang juga adik kandung dari artis Zaskia Mecca. Mba Tania juga memberikan semangat kepada kami para Moms yang hadir dengan berbagai pengalaman dalam membangun usaha.
"Perempuan juga harus bisa mandiri", ungkapnya.
Saya setuju dengan Mba Tania. Walaupun seorang ibu hanya di rumah full mengurus urusan rumah tangga, tapi kaum ibu bisa tetap produktif. Misalnya, ngeblog, jualan makanan, produk bayi, fashion, dan banyak lagi. Jadi, tetap bisa berdaya dari rumah bersama anak-anak.
Pak Aidil juga meng-iyakan, "ibu-ibu milenial sekarang kan cerdas-cerdas, pintar melihat peluang dan mengubahnya menjadi penghasilan".
Walaupun godaan pasar itu kenceng banget, ya Moms. Olshop ini lagi diskon, olshop itu lagi diskon, belum lagi kalau ada event Harbolnas, diskon gede-gedean di berbagai merchant, tapi ibu tetep harus bisa mengontrol nafsu belanja, supaya nggak bablas menggunakan uang ya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pak Aidil, 72% wanita merasa percaya diri bisa mengatur cashflow dan 28% wanita merasa bisa memilih produk investasi. Tapi, ternyata menurut data yang dikemukakan oleh Sun Life, hanya 30% saja yang benar-benar bisa mengatur cashflow.
Lah, jangan-jangan saya ini termasuk yang mengaku bisa ituuuu. Haha, ya padahal masih salah. Huhu

Sekilas tentang Sun Life Indonesia

Sun Life adalah brand Asuransi yang berasal dari Kanada dan masuk ke Indonesia sejak tahun 1995. Sun Life memiliki asuransi yang berbasis konvensional dan juga syariah. Menurut Pak Anto, bagi nasabah yang mau memilih asuransi Sun Life syariah tidak perlu khawatir, karena sistem yang dikelola sudah terpisah dengan yang konvensional.
Ananto Pambudi, Perwakilan Sun Life Indonesia
Nah, Moms... Semoga tips di atas bermanfaat ya. Nggak ada kata terlambat buat memulai sesuatu yang baik. Apalagi jika itu berkaitan dengan masa depan bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Saya percaya setiap ibu selalu punya cara serta bisa membuat perubahan dan kemajuan. Because, Moms as Guardian of The Family. :)
The supermom!