Mengenal Perjalanan Manusia Setelah Ajal Menjemput Melalui Manuskrip Kuno

Nurjakiah Rahmayanti
Mahasiswi Uinjkt - @nurjakiahrhmynt
Konten dari Pengguna
12 Desember 2020 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurjakiah Rahmayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manuskrip atau naskah kuno merupakan dokumen buatan tangan manusia secara langsung, baik yang ditulis ataupun yang diketik. Manuskrip ini berbeda dengan dokumen yang seperti sekarang banyak dicetak dan direproduksi dengan cara otomatis tidak menggunakan tangan manusia. Manuskrip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Karangan seseorang yang belum diterbitkan, atau karangan hasil tulis tangan oleh seseorang dan bahan bahan berita yang siap untuk diset, atau sebuah rancangan".
ADVERTISEMENT
Dalam konteks Matakuliah Filologi Indonesia pada program studi Bahasa dan Sastra Arab ini membahas manuskrip yang menjadi sorotan utama adalah sebuah tulisan tangan yang dimana ini terdapat pada zaman dahulu dan masih berbahan lontar, bambu dan kertas Eropa. Namun pada saat ini sudah tidak jarang untuk kita dapatkan manuskrip atau naskah kuno, ini sudah banyak terdapat disekitar kita yaitu seperti di perpustakaan. Manuskrip ini sendiri juga tidak hanya menjelaskan tentang sastra, namun juga menjelaskan tentang agama, fiqih bahkan kehidupan didunia dan diakhirat. Sama halnya dengan penemuan manuskrip yang akan dibahas pada artikel ini yaitu melakukan analisis tentang deskripsi manuskrip yang berjudul NASIHAH AL-MULUK sebagai pengingat bagi makhluk yang dimana naskah kuno ini terdapat pada laman website http://khastara.perpusnas.go.id/ salah satu website yang menyediakan kumpuluan buku buku serta manuskrip dan menemukan buku atau naskah kuno yang terpercaya.
ADVERTISEMENT
Manuskrip ini ditulis oleh Abdul Hamid Al-Ghazali 505 H seorang ahli sunni terkenal dari Thusi Khurasan, Iran yang bermazhab Al Asyariah dan bermazhab fiqih Syafii penulis prolifik. Semasa hidup beliau sangat mencintai ilmu dari berbagai disiplin ilmu islam, mulai dari fiqih, filsafat hingga tasawuf. Pengalaman berkelananya dalam menjalajahi negri negri islam, dituangkan oleh beliau dalam kitabnya yaitu Nasihah Al-Muluk. Manuskrip ini berisi 502 halaman dengan tulisan yang sangat jelas dan memiliki bahasa arab sebagai tulisannya sangat mudah untuk dimengerti. Manuskrip ini sangatlah luas pembahasannya dan akan memerlukan jangka waktu yang yang sangat lama untuk membahas tuntas satu kitab tentang Nasehat sang pencipta ini.
Beberapa terdapat pembahasan menarik pada manuskrip ini terlebih manuskrip ini sangatlah tebal dan sangat banyak pembahasannya dan salah satunya yaitu membahas tentang Ruh dan Jasad yang dimana terdapat nasehat dan peringatan sang pencipta kepada makhluknya terhadap keduanya. Manuskrip ini berjudul Nasihat Sang Pencipta yang ditulis dalam bentuk yang jelas dan memiliki tulisan pegon jawa dibawah kata-perkatanya sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti akan manuskrip ini tanpa harus berfikir lebih keras untuk mengetahui maksud dan pembahasan pada manusrkrip ini. Manuskrip ini ditulis bertujuan untuk memberikan nasehat dan pengingat kepada makhluk terkhusus manusia dalam menjalankan kehidupannya didunia untuk bekalnya diakhirat kelak.
Manuskrip Nasihah Al-Muluk yang berisi tentang kehidupan dan nasehat sang pencipta kepada makhluk-Nya
Gambar di atas adalah salah satu lembaran pada Manuskrip Nasihah Al-Muluk yang merupakan suatu kitab yang diterbitkan sebagai kitab membahas tentang dunia dan akhirat beserta isinya. Ini merupakan kutipan sebagian dari Manuskrip yaitu pada halaman ke-30 yaitu bahwasanya Allah menciptakan manusia menjadi dua macam bentuk yaitu pertama dalam bentuk jasad dan kedua bentuk ruh. Jasad merupakan suatu alat atau tempat ruh itu tinggal dan ini merupakan saling menyempurnakan untuk membentuk manusia yang hidup dan berkehidupan.
ADVERTISEMENT
Jasad merupakan tempat bersemayamnya ruh dimana ruh yang ada pada jasad ini memiliki batas waktu yang telah ditentukan untuk tetap dalam jasad tersebut. Akhir dari ruh ini pada alam dunia yaitu dengan datangnya ajal yang menjemput ruh ini dan berpisah dengan jasadnya. Ketika ajal tersebut datang maka tidak akan ada penambahan waktu atau pengurangan waktu untuk ruh tersebut di dalam jasad. Maka jika sudah diperintahkan oleh Allah kepada malaikat untuk mencabut ruh pada jasad manusia tersebut maka tetap akan dicabut.
Ketika ajal telah tiba maka jasad dan ruh itu akan berpisah sesuai dengan waktu yang ditentukan. Akan tetapi pada saat jasad itu dimasukkan kedalam liang kubur maka ruh yang tadinya sudah dicabut akan dikembalikan lagi ke jasadnya sendiri yang tujuannya untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Yaitu dua malaikat yang agung dan mulia akan menanyakan kepada si mayyit yang ada didalam kubur tersebut untuk menguji keimanan si mayyit selama hidup didunia.
ADVERTISEMENT
Kedua malaikat tersebut akan menanyakan seperti halnya "Siapakah Tuhanmu? Siapakah Nabimu?" dan lain sebagainya. Apabila si mayyit tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan dari kedua malaikat tersebut maka akan disiksa dan dihukum di dalam siksa kubur sampai datangnya hari kiamat.
Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran :
سْتَجِيبُوا لِرَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ ۚ مَا لَكُمْ مِنْ مَلْجَإٍ يَوْمَئِذٍ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَكِيرٍ
"Patuhilah seruan Tuhanmu se belum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu)." (QS al-Syura [42]:47).
Dan setelah datangnya hari kiamat seluruh manusia akan dikumpulkan kembali di padang mahsyar dan sudah berada dalam alam akhirat. Dan semua ruh dan jasad manusia yang dicabut akan kembali kepada jasad dan ruhnya masing-masing. Manusia dikumpulkan untuk menyaksikan hari perhitungan dan hari penimbangan hingga sampai pada penentuan apakah manusia itu layak untuk masuk surga atau masuk neraka.
ADVERTISEMENT
Seluruh manusia akan mendapatkan buku amalannya masing-masing selama hidup didunia, dan seluruh manusia akan menyaksikan kehidupannya selama didunia tanpa terlewatkan sedetik pun. Dan setelah menyaksikan video kehidupan tersebut maka akan tiba saatnya hari penimbangan amal, dimana manusia akan mengetahui berapa banyak pahala dan dosanya selama hidup didunia.
Selanjutnya setelah hari penimbangan amal manusia akan disuruh menyeberangi jembatan yang dinamakan jembatan Sirathalmustaqim. Sebuah jembatan pembatas antara surga dan neraka yang dibawahnya terdapat api neraka yang sangat panas. Jembatan ini akan dilewati oleh seluruh manusia dengan bentuk jembatan yang lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari pada pedang yang diasah. Bagi manusia yang berhasil melewati jembatan ini maka dapat dipastikan selama hidupnya banyak berbuat baik di jalan Allah maka ada surga di depan matanya siap untuk ditempatkan untuknya.
ADVERTISEMENT
Dan bagi yang susah dan tidak bisa melewati jembatan ini dipastikan bahwa selama hidup didunia dia berada pada jalan yang salah dan tidak pada jalan Allah dan akan terjun terjerumus ke dalam api neraka sampai dosa dan siksaannya selesai dan dikembalikan kesurga. tapi tidak dengan kafir yang sama sekali tidak mengakui adanya Allah maka dia akan kekal di dalam neraka selama-lamanya.
Yang menarik pada manuskrip ini ialah mampu menjelaskan dengan baik secara detail dan terdapat referensi yang kuat dari manuskrip ini. Dengan banyaknya muncul pertanyaan terkait manuskrip ini mungkin penjelasan diatas memberi pengetahuan kepada masyarakat bahwa orang yang beriman dan tidak beriman kepada Allah akan mendapatkan ganjaran pahala atau dosa sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup didunia. Seperti yang dijelaskan pada Hadist Nabi Saw bersabda
ADVERTISEMENT
بالمغرب وخسفف بجزيرة العرب وآخر ذلك نار تخرج من قبل عدن تطرد الناس إلى محشرهم.(روه مسلم)
Artinya: “kiamat itu tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda: asap, Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juuj dan Ma’juuj, tiga gempa (di timur, barat dan Jazirah arab), dan yang terakhir adalah api yang keluar dari ‘And yang menggiring manusia ke Makhsyar.”(HR. Muslim).
Maka dalam manuskrip ini adanya Nasehat dari sang Pencipta bahwa menjanjikan bagi siapapun manusia untuk berbuat baik dan berada pada jalan Allah akan dihadiahi surga dan yang tidak berada pada jalan Allah akan dihadiahi neraka baginya. Dengan adanya ini sebagai pengingat kepada kita bahwa masih ada waktu untuk memperbaiki segala yang buruk yang telah dilakukan untuk mencapai surganya Allah sang pencipta. Selagi jasad dan ruh masih bersatu dan belum terpisahkan maka ajal belum datang menjemput maka masih ada waktu untuk beribadah lebih dekat dengan Allah. Karena manusia melewati dua alam yang berbeda yaitu alam dunia dan alam akhirat yang dimana dunia hanya sementara dan akhirat lah yang kekal selamanya.
ADVERTISEMENT