news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kualitas Belajar Menurun Selama Masa Pandemi

Nurlatifah Aini
Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
19 Mei 2021 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurlatifah Aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kejenuhan Belajar di Masa Pandemi Covid-19 (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kejenuhan Belajar di Masa Pandemi Covid-19 (Pixabay)
ADVERTISEMENT
Virus COVID-19 merupakan permasalahan yang tidak pernah diprediksi kedatangannya. Virus menyebar begitu cepat di seluruh negara yang mengakibatkan pemerintah, sekolah, perusahaan, harus memutar otak untuk mengatasi permasalahan COVID-19 tersebut. virus COVID-19 memberikan dampak kepada semua kalangan, baik pemerintah yang harus membuat kebijakan baru untuk mengatasi COVID-19, perusahaan yang sempat terhenti, para pekerja yang banyak kehilangan pekerjaan, tak terkecuali sekolah yang harus tutup dan melakukan kegiatan belajar secara online.
ADVERTISEMENT
Mungkin di awal masa pandemi disambut antusias oleh semua pelajar baik dari SD sampai jenjang universitas, karena tidak perlu datang ke sekolah atau kampus. Tetapi, saat ini sudah satu tahun pandemi COVID-19 terus menghantui, yang mengartikan sudah satu tahun pula para pelajar tidak datang ke sekolah atau kampus.
Kejenuhan yang kini semakin besar, rasa ingin kembali melakukan aktivitas belajar mengajar seperti biasa menjadi harapan semua pelajar saat ini. Tak bisa disangkal jika selama pandemi COVID-19 banyak pelajar yang mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Rasa Jenuh Akibat Melakukan Aktivitas yang Sama Setiap Harinya
Larangan melakukan kegiatan belajar di sekolah menuntut pelajar untuk melakukan sekolah online dari rumah. Melihat pemandangan yang sama setiap harinya juga menjadi salah satu faktor kejenuhan. Biasanya setiap jam istirahat, pelajar akan keluar kelas melakukan aktivitas lain seperti ke kantin, bermain di lapangan, pergi ke perpustakaan, dan lain-lain. Tetapi saat pandemi hanya bisa menunggu jam pelajaran selanjutnya dengan bermain handphone dan masih melihat pemandangan rumah yang sama. Bisa dibayangkan bagaimana tidak jenuh jika kegiatan tersebut terus berulang setiap harinya.
ADVERTISEMENT
2. Tugas yang Dirasa Semakin Banyak
Tidak bisa dipungkiri jika hal ini banyak dirasakan oleh semua tingkatan pelajar, baik dari SD sampai Universitas. Mungkin beberapa guru berpikir memberikan tugas terus menerus di masa pandemi bertujuan agar para pelajar tidak membuang-buang waktu saat dirumah. Tapi nyatanya pelajar jadi merasa kewalahan dalam mengerjakan tugas, biasanya tugas diberikan waktu pengumpulan 1 minggu di jam pelajaran yang sama, tetapi semenjak pandemi ada beberapa tugas bahkan dikumpulkan lebih cepat, hal ini sangat dirasakan oleh mahasiswa. Ketika pelajar mulai kewalahan, di situ akan timbul rasa pasrah dan pesimis dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
3. Istirahat Berkurang, Jam Tidur Menurun
Mungkin hal ini sudah biasa bagi para mahasiswa, tetapi pada saat pandemi terasa berbeda, kebutuhan untuk menghibur diri dengan kegiatan menyenangkan, tidur, kuliah dan mengerjakan tugas harus diatur agar berjalan dengan semestinya. Tetapi deadline tugas yang menghantui mengharuskan untuk mengurangi jam tidur, bahkan memakai waktu libur dengan mengerjakan tugas. Terburu-buru dalam menyelesaikan tugas memberikan hasil yang tidak maksimal dan akibat kegiatan menatap layar komputer terus menerus saat belajar online juga banyak mengakibatkan pelajar mengalami sakit mata sehingga harus menggunakan kacamata.
ADVERTISEMENT
4. Lingkungan Rumah Tidak Mendukung
Jika belajar di sekolah atau di kampus semua pelajar akan fokus pada penjelasan guru atau dosen, prasarana yang mendukung, serta tidak adanya suara bising yang mengganggu konsentrasi. Tetapi pada saat sekolah online banyak kejadian yang ditimbulkan oleh lingkungan keluarga dan rumah sendiri yang membuat hilangnya konsentrasi belajar. Suara bising kendaraan di jalan sampai ibu yang minta tolong melakukan sesuatu disaat proses belajar berlangsung ditambah lagi jaringan internet yang tidak selamanya bagus. Jika pelajar tidak bisa berkonsentrasi karena gangguan-gangguan tersebut, maka pelajar tidak bisa menyerap ilmu yang disampaikan dengan maksimal.
Faktor-faktor di atas merupakan salah satu penyebab alasan mengapa nilai pelajar menurun di masa pandemi, sebagai pelajar hanya bisa mencari solusi bagaimana penyebab tersebut bisa dihindari agar tidak menimbulkan kerugian pada diri sendiri. Semoga setelah adanya vaksin untuk virus corona keadaan bisa kembali pulih, dan pelajar bisa bersemangat kembali untuk belajar dan menggapai cita-citanya.
ADVERTISEMENT