Jokowi Minta Mendikbud Setop Bullying di Dunia Pendidikan

23 Juli 2017 21:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di peringatan Hari Anak Nasional 2017 (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di peringatan Hari Anak Nasional 2017 (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo prihatin atas munculnya kasus bullying (perundungan) di dunia pendidikan, bahkan viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Akan saya sampaikan kepada Menteri Pendidikan agar yang namanya bullying itu tidak muncul, sudah sering muncul dan menjadi viral di medsos. Kita harus setop itu," kata Presiden Joko Widodo di sela kunjungan kerjanya Pekanbaru, Minggu (27/7) seperti dikutip dari Antara.
Beberapa pekan terakhir beredar video perundungan terhadap siswi SD di media sosial. Video itu menunjukkan sejumlah siswa SMP dan SD bergantian menjambak seorang siswi yang menggunakan seragam putih dan pada akhir video, siswi  itu disuruh mencium tangan siswa dan siswa yang mem-bully-nya. Masih ada juga video perundungan terhadap seorang mahasiswa Gunadarma di Depok yang diganggu oleh teman-teman seangkatannya.
"Budaya dan tradisi seperti itu memang harus dihilangkan, mem-bully itu biasanya yang banyak, senior ke juniornya, junior ke senior tidak ada, yang banyak itu senior ke juniornya. Hal-hal seperti ini biasanya dimulai dari waktu penerimaan, pada MOS (Masa Orientasi Sekolah), ada Ospek, yang begitu harus dihilangkan," tambah Presiden.
ADVERTISEMENT
Presiden menyarankan agar bullying diganti menjadi kegiatan yang dapat mendatangkan rasa hormat antara senior dan junior
"Seharusnya masa pengenalan itu dilarikan ke hal-hal yang memberikan respek ke senior, adiknya menghargai kakak kelasnya, kakak kelasnya mau menolong adiknya, membantu adiknya. Saya lihat di negara yang lain, ada kakak kelasnya menggendong adik kelasnya masuk sekolah, saya tanya apa artinya? Ya seniornya harus bantu adiknya, adiknya harus hormat ke seniornya," ungkap Presiden.
Jokowi ingin pendidikan di sekolah dapat lebih meningkatkan pendidikan karakter yang memperkuat kejujuran, integritas, etika, moralitas, dan budi pekerti.
"Beberapa kali sudah kita diskusikan dengan Mendikbud mengenai ini, misalnya mengenai PR (pekerjaan rumah) itu tidak harus PR (pelajaran) matematika atau mata pelajaran yang lain, PR bisa saja anak diminta untuk kerja bakti, difoto lalu dilaporkan ke gurunya, atau menjenguk saudara atau temannya yang sakit, difoto lalu dilaporkan, pelajaran-pelajaran seperti itu yang kita kurang," jelas Presiden.
ADVERTISEMENT
Melalui pendidikan karakter maka etika, integritas, moralitas, kejujuran, akal budi dan budi pekerti dapat terus diangkat. "Karena kita kekurangan di situ, kekurangan jiwa-jiwa mulia di situ, itu yang akan kita angkat," tegas  Jokowi.