Kisah Dini Surya, Penyintas KDRT yang Jadi 'Coach' Bela Diri Perempuan

Nurul Rahmawati
Halo, saya momblogger domisili di Surabaya Saya adalah salah satu local guides yg mewakili Indonesia dalam Google Local Guides Summit 2017 di San Francisco, Amerika Serikat
Konten dari Pengguna
14 Juli 2019 8:11 WIB
Tulisan dari Nurul Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Memiliki trauma dari kisah kelam masa lalu, tidak menghalangi Dini Surya untuk pulih dan berkembang. Kurang lebih 12 tahun hidup dalam rumah tangga penuh kekerasan fisik dan psikis, banyak sekali pengalaman pahit yang harus dihadapi Dini bersama dua anaknya.
Dini bersama kawan-kawan bela diri.
Setelah belasan tahun mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Dini akhirnya memberanikan diri kabur dengan mengelabui 7 CCTV yang terpasang dalam rumah. Keberanian itu datang demi menyelamatkan anak pertamanya yang dilempar ke lantai oleh suaminya sendiri.
ADVERTISEMENT
Usai melarikan diri, Dini bersama dua anaknya lantas tinggal di safe house milik Polda Jawa Timur sebab suaminya 'menyerang' lewat media massa cetak maupun elektronik, mengabarkan Dini dan dua anaknya diculik.
Setelah selesai dengan proses pidana dan perdata terhadap suaminya melalui perceraian, Dini mencari cara untuk menyembuhkan trauma dan menumbuhkan keberanian. Dia memilih belajar bela diri di Women Self Defense of Kopo Ryu (WSDK).
Trauma yang mendalam, mengharuskan Dini menggandakan keberaniannya saat mempelajari teknik bela diri. Proses healing tersebut tentu tak mudah dijalankan oleh Dini. Bahkan beberapa teknik bela diri malah yang memicu traumanya kembali.
Misalnya, teknik menghadapi tamparan, ketika dijambak, ditendang, dan dilempar. Dini pun sering membawa kaleng oksigen ke Dojo, tempat latihan, saat mempelajari teknik-teknik tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Dini tak patah semangat. Tekadnya untuk pulih dari trauma dan bahagia membuatnya bertahan untuk mempelajari teknik bela diri tersebut.
Dua tahun berselang, Dini akhirnya pulih dan berhasil menuntaskan teknik-teknik bela diri tersebut hingga level master, bahkan menjadi pelatih di WSDK Surabaya.
Saat ini, Dini menimba ilmu bela diri lainnya di Tigerclan Jujitsu dan menjadi member World Jujitsu Federation serta memiliki Budopass untuk bebas berlatih di Dojo member World Jujitsu Federation di lebih dari 13 negara.
Kini, Dini kerap mengadakan pelatihan bela diri untuk perempuan melalui metode tactical self defense. Selain itu, Dini juga mengisi kelas bimbingan dan sharing online dengan berbagai komunitas.
Dini merupakan satu dari sekian banyak kisah perjuangan para perempuan dan anak-anak berjuang untuk keluar dari lingkaran kekerasan. Dengan adanya workshop tactical self defense, banyak survivor KDRT merasa sangat terbantu, baik dalam hal ilmu bela diri hingga psikis.
ADVERTISEMENT
Apa Itu WSDK?
WSDK pertama berdiri sejak tahun 2006 di Bandung, dan kini memiliki cabang di berbagai kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Bandung, Jakarta, dan Medan.
WSDK adalah bela diri khusus perempuan yang sifatnya praktis. Diciptakan oleh H. Sofyan Hambally yang merupakan seorang praktisi bela diri penyandang sabuk DAN VI Karate International (WKKO) dan tingkatan DAN VI Ju-Jitsu (WJJKO).
Program pelatihan yang diberikan adalah teknik-teknik dasar praktis. Memanfaatkan anggota badan dan alat-alat seperti gantungan kunci, handphone, tisu, lipstik, botol air minum sebagai bagian dari alat pertahanan diri bagi perempuan.
H. Sofyan Hambali mendirikan WSDK karena prihatin terhadap kasus-kasus kejahatan yang dialami oleh perempuan. Para peserta dibimbing untuk selalu waspada terhadap ancaman-ancaman yang bisa saja terjadi di sekitar.
ADVERTISEMENT
Dengan motto, “di balik kelembutan tersimpan kekuatan” menunjukkan bahwa perempuan meski terlihat lembuh, tetapi mereka menyimpan kekuatan.
Bagi anda yang berminat berlatih WSDK, ada beberapa lokasi yang bisa dikunjungi seperti di Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Manfaat Berlatih WSDK
1. Membentuk kepercayaan diri
2. Membentuk mental yang tangguh
3. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran dalam berbagai situasi
4. Memiliki kemantapan dalam pengambilan keputusan sehari-hari
5. Membangun tubuh yang lebih bugar dan sehat
6. Meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual
"Mindset kita sebagai perempuan bahwa kita sebenarnya berdaya dan equal dengan pria, dengan keunikan dan tugas masing-masing. Tidak semua merasa bela diri ini kebutuhan. Banyak kasus di kami, mereka baru belajar bela diri setelah menjadi korban," ujar pengurus WSDK.
ADVERTISEMENT
Kekerasan domestik terhadap perempuan menjadikan sulit bagi perempuan untuk berbagi cerita terkait masalah yang ia hadapi. Kekerasan yang dilakukan oleh orang memiliki otoritas membuat kita segan untuk membuka diri. Padahal kuncinya ada di keterbukaan.