Homeschooling sebagai Alternatif Pendidikan

Nurul Hayati
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Konten dari Pengguna
7 Juni 2021 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Hayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pixabay.com
ADVERTISEMENT
Istilah homeschooling sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat indonesia. Banyak masyarakat yang memiliki minat untuk memasukkan anaknya ke homeschooling. Homeschooling pertama kali dikembangkan oleh Holtza pada tahun 1960-an. Ia menilai ada yang salah dalam sistem pendidikan formal. Untuk di Indonesia sendiri homeschooling pada tahun 1996-an, dan mulai marak dijadikan sebagai sekolah alternatif pada tahun 2005.
ADVERTISEMENT
Homeschooling merupakan sekolah rumah yang mana proses layanan pendidikan dilakukan secara sadar dan terencana. Di Indonesia, homeschooling telah menjadi salah satu sistem pendidikan yang legal. Hal ini didasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2014. Metode pembelajaran homeschooling ini adalah orang tua bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak atau orang tua dapat mendatangkan guru ke rumah. Selain itu, homeschooling juga ada yang dilaksanakan di lembaga.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Di kota-kota besar keberadaan homeschooling lembaga sudah banyak bertebaran. Seperti halnya homecshooling Kak Seto yang biasa disebut dengan HSKS, Homeschooling Primagama, Homeschooling Kasih Anugerah, dan lain sebagainya. Homeschooling ternama tersebut telah banyak menghasilkan output lulusan yang melanjutkan pada Perguruan Tinggi Negeri terkemuka di Indonesia, bahkan ada yang sampai kuliah di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Namun untuk di Kota Padang sendiri, masih sulit ditemui keberadaan homeschooling. Hal ini didasarkan atas pengamatan penulis setelah melakukan survei di berbagai lokasi di kota padang. Penulis menemukan satu lembaga yang menjalankan program homeschooling. Namun program homeschooling di lembaga tersebut belum tersosialisasi dengan baik sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan homeschooling tersebut.
Padahal jika keberadaan homeschooling ini merata di berbagai kota di Indonesia, akan membantu masyarakat untuk memilih persekolahan. Hal ini dikarenakan homeschooling bisa dijadikan alternatif pendidikan bagi masyarakat, terutama masyarakat yang kesulitan dalam mengikuti metode pembelajaran di sekolah formal. Terakhir, homeschooling ini diharapkan dapat meminimalisir angka putus sekolah di kalangan masyarakat yang diakibatkan oleh berbagai faktor.