Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Puasa Ramadhan dan Peningkatan Kekebalan Tubuh
1 April 2023 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari nurulwahyudi135 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Puasa merupakan upaya menahan diri dari segala yang membatalkan, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat yang telah menjadi ketentuan. Puasa di bulan ramadhan menjadi salah satu rukun islam yang nomor empat di mana setiap muslim yang telah mukallaf diwajibkan untuk melaksanakannya. Ibadah puasa wajib maupun puasa sunah, bukanlah sesuatu yang asing bagi umat Islam.
ADVERTISEMENT
Kami telah terbiasa untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan yang merupakan ibadah mahdhah dan wajib dilaksanakan. Hal itu menjadi tanggung jawab umat Islam untuk berpuasa sebulan penuh di bulan ramadhan ketika sudah menginjak usia akil baligh. Apabila laki-laki sudah mimpi basah (mengeluarkan sperma) dan perempuan sudah mengalami menstruasi atau haid.
Di bulan ramadhan menjadi keberkahan yang bisa dirasakan tidak hanya sebatas urusan akhirat saja akan tetapi pada urusan dunia termasuk soal kesehatan, momentum itu menjadi peluang dan kesempatan untuk membuat gaya hidup tetap sehat. Sebab dengan berpuasa seorang muslim dapat mengatur pola makannya secara teratur. Sejatinya, berpuasa di bulan ramadhan bukan hanya berlomba-lomba menahan dahaga, nafsu dan lapar begitu saja, tetapi itu salah satu bentuk aktualisasi dari latian psikis, peningkatan ritual keagamaan, pemantapan iman, latian mental, fisik dan biologis.
ADVERTISEMENT
Secara psikis orang yang menjalankan puasa akan semakin memiliki jiwa dengan iman yag kuat dan perilaku sehat, karena dengan akal yang sehat maka akan ada tubuh yang sehat pula. Tentu ini dapat menjauhkan pikiran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai makna dan hakikat berpuasa. Selain itu, dengan berpuasa tubuh akan mengalami pengurangan jumlah makanan, cairan elektrolit yang berlebih, maka organ tubuh yang signifikan seperti hati, ginjal, dan lambung bekerja secara berkurang serta akan memberikan kesempatan terhadap metabolisme untuk beristirahat.
Sehingga efektivitas opersionalnya berjalan dengan teratur dan memberikan peluang terhadap otot jantung untuk bisa memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya. Ada pun saat reaksi-reaksi biokimiawi berlangsung akan ada energi yang dapat diambil dari cadangan karbohidrat dan timbunan lemak yang tidak membahayakan.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma di bulan puasa yang menjadi larangan untuk makan dan minum yang berlebihan, melainkan Al-Qur’an juga memerintahkan, “Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan”. (QS. Al-A’raf: 31). Secara biologis makan berlebihan juga dapat memberikan dampak yang buruk terhadap lambung, menghancurkan hati, membuat kerja jantung lebih berat, mengerasnya pembuluh darah dan naiknya tekanan darah. Tapi dengan catatan bukan lantas harus mengosongkan isi tubuh dengan kurun waktu yang cukup lama (lebih 24 jam), tetap menjaga tubuh dengan amunisi yang menyehatkan dan menyegarkan.
Apabila orang yang berpuasa selama bulan ramadhan konsisten menjaga makanan berlemak dan tidak berlebihan saat malam hari, maka ia tidak akan mendapatkan penyakit yang membahayakan, berat badan seimbang, dan kekebalan tubuh menjadi meningkat karena over nutrisi sangat tidak baik untuk menjadi bahan anjuran. Hal yang paling penting, dengan tubuh yang sehat dapat meningkatkan iman untuk beribadah lebih dekat dan lebih kuat.
ADVERTISEMENT