Mengeksplorasai Malang bersama You C 1000 Vitamin (day 1)

nyomansuparta97
I'm a doctor, internist, traveler, wanderer, doctor wanderer, 32 countries
Konten dari Pengguna
14 Juli 2019 23:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nyomansuparta97 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liburan gratis bareng selebgram, siapa yang nggak mau coba? Pertamakali liat flyer kompetisi #YouCMyTravelStory dari akun teman yang juga seneng ikutan giveaway. Saya bahkan mengirim 3 foto untuk ikut dalam giveaway ini, pertama tentang liburan di Balkan, postingan ke-2 dan ke-3 tentang liburan di Sabang, pulau Weh Aceh. Berharap 1 dari 3 postingan itu menarik perhatian juri. Hingga batas waktu pengumuman masih belum juga ada pengumuman bahkan saya berinisiatif menulis pesan langsung di FB. Dijawab oleh admin FB You C 1000 akan diumumkan segera. Hingga 21 Juni baru diumumkan 10 pemenang dalam bentuk multislide tanpa tag nama-nama kita. Duh....langsung lemes begitu tau yang menang yang fotonya kece-kece di slide-slide awal. Geser kanan, geser lagi hingga saya menemukan nama saya di slide ke- 5. Ya Tuhan....saya happy banget, akhirnya saya menang kompetisi foto. Saya jarang sekali menang kompetisi foto. Dan bila saya amati satu persatu, jumlah followers-nya sangat beragam. Bukan selebgram semua. so, menurut saya, pemilihan pemenang murni bukan karena background jumlah followers, namun gabungan antara cerita yang disampaikan damal caption dan kualitas foto. Singkat cerita, saya diminta mengumpulkan data, nomor telpon hingga surat pernyataan bermaterai. Panitia pun menjelaskan rencana trip akan dilaksanakan 5-7 Juli, pas saya lagi nganggur-nganggurnya menunggu surat keputusan SK penugasan saya terbit. Jelang hari H, Grita dari YouC1000 menghubungi saya dan membuat grup Whatsup trip Malang. Asli, seneng bukan main, gak sabar nunggu trip ini dan mengeksplor Malang termasuk Bromo. Excited banget sampe berulangkali nanya Grita bagaimana itinerary dan cara saya pergi ke Malang. Akhirnya saya diberitahu, bahwa saya ke Jakarta terlebih dulu tanggal 4 Juli dan sudah disediakan penginapan di sekitar Cengkareng, supaya tanggal 5 bisa bersama-sama berangkat ke Malang dengan peserta lain dari Jabodetabek. Wow..... Saya mah seneng aja, padahal Bali-Malang lebih dekat jaraknya, daripada harus terbang ke Jakarta dulu. Anyway, saya seneng-seneng aja dan nurut aja. Terbangnya pake pesawat Full serviced lagi, sapa yang menolak coba? Bahkan dapat hotel dekat dengan airport include penjemputan dari bandara. Ga perlu kuatir dan bingung cari transport lagi. Salut deh sama Grita yang terus memastikan kami sampai di Cengkareng, dijemput sopir shuttle hotel hingga tiba di hotel. So, ada 4 peserta dari luar Jabodetabek dan saya adalah peserta ke -4 yang tiba di hotel, alias paling telat. Baru checked in pukul 18.00 WIB, wajar sih, karena macet banget akibat pembangunan jalan sekitar bandara. Check in di SwissBell inn cengkareng, langsung dapet bungkusan makan malam dan minuman You C 1000 dengan 3 varian kebanggaannya. Sedep bener, baru nyampe udah tinggal masuk kamar ga perlu bingung cari makan lagi. Malam itu saya belum kenal dengan peserta lainnya. Saya masih ketemu teman yang akan berangkat ke Papua dan makan malam di resto hotel. Malamnya langsung tidur pulas karena jam 5 udah disuruh bersiap di lobby. Akhirnya ketemu 3 peserta lain yang tinggal di hotel yang sama, Elly dari Semarang, Ray dari Kebumen dan Hendra dari Banjarmasin. Kami menyempatkan sarapan, karena sarapan di hotel sudah ready dari pukul 05.15. Lumayan bisa isi perut, karena saya tahu penerbangan Jakarta ke Malang menunya pasti sederhana banget. Teman-teman sih ga terlalu banyak makan paginya, karena memang belum jam makan mereka. Shutte bus membawa kami menuju terminal 3 Soekarno Hatta Airport. Kami langsung masuk dan mencetak boarding pass. Hanya saya yang memasukkan bagasi koper, yang lainnya hanya membawa bekal 1 tas ransel. Wow...benar-benar simpel dan efektif, mereka bertiga bener-bener petualang super simpel. Sesuai kesepakatan, kami semua berkumpul di dekat pintu masuk keberangkatan domestik. Kami saling berkenalan satu sama lain, sumpah asli ga kenal semua, sulit mengenal nama dan akun mereka, termasuk kru Kumparan yang jumlahnya.... banyak bener dan kru dari You C 1000. Hingga berada di ruang tunggu dekat gate, kami baru sadar ada 2 peserta yang ketinggalan, Ryan dan Devi, akhirnya setelah ditunggu-tunggu kita semua bisa berkumpul bersepuluh termasuk si bintang tamu Febrian. Perjalanan Jakarta Malang kami tempuh dalam 2 jam. Ini pertamakalinya buat saya mendarat di bandara Abdurrahman Saleh Malang, seru sih. Begitu turun pesawat, kami semua berbondong-bondong lari dan antri di toilet. Tahu nggak, toilet di bandara ini cuma ada 1 (masing-masing cowok dan cewek) di terminal kedatangan. Benar-benar menyiksa bandara ini, sudah antri toiletnya lama, nunggu bagasinya pun juga lama. Saatnya sesi pengambilan, keseruan kami tiba di Malang mulai direkam. Kami dijemput mini bus menuju pantai selatan Malang di kawasan Sendang Biru dan selama perjalanan kami dipandu oleh mas Arif yang asli KERA NGALAM (AREK MALANG). Selama perjalanan, kami semua mendapat penjelasan tentang sejarah kota Malang, asal muasal kenapa bahasa Malang itu di bolak-balik hingga do and don'ts selama menuju ke Pantai 3 warna. Perjalanan ke pantai 3 warna terhenti sejenak untuk memberikan kesempatan yang muslim untuk sholat Jumat. saya yang sedari landing perut mules pengin banget buang hajat, ga menyia-nyiakan kesempatan untuk mencari toilet terdekat. Setelah berkeliling-keliling dan mencari tempat yang sekiranya bisa ditumpangin buang hajat, akhirnya nemu m nemu minimarket. Lumayan ga kena biaya, tapi tetep aja saya belanja You C 1000 lemon water dong buat pengganti ongkos numpang ke toilet. hehe. jam 12.30 kami melanjutkan perjalanan menuju pantai 3 warna. Panitia dari Kumparan yang dipimpin rido dan Aldi, berusaha mencairkan suasana dengan membuat acar perkenalan seluruh orang yang ada di dalam bus, menyebutkan nama, asal, pekerjaan, alasan ikutan kompetisi #YouCMyTravelStory dan zodiak. what? zodiak? buat apa, aneh sih memang, tapi akhirnya terjawab disaat seluruh penumpang bus memperkenalkan diri. Jadi di akhir perkenalan, ada games yang harus menyebutkan minimal 10 orang lengkap dengan zodiaknya. Edan...sulit amat, mengingat nama aja udah syukur, ini malah menyebutkan zodiaknya sekalian. Banyak yang berusaha ikutan games ini, tapi akhirnya Devi yang memenangkan games berhadiah voucher MAP senilai 200 ribu rupiah itu. Bahkan saking keselnya karena kalah, si Febrian sampe menyebut "hadiah haram" dan kami semua tertawa terpingkal-pingkal. Ini bukan bermaksud apa-apa sih, cuma bercanda aja, karena bawaan si Febrian memang tukang bikin lelucon. Efektif banget cara perkenalan seperti ini, cara yang tidak biasa tapi seru, kami jadi saling tahu meski tidak 100 persen kenal semua. Perjalanan ke pantai 3 warna cukup lama, kami sempat makan siang di warung sederhana namun enak dan mempersiapkan kostum yang sesuai karena kita akan turun ke pantai. Makan siang sederhana a la ndeso yang membuat kami kenyang. Ada gorengan cumi tepung, sayuran, tempe tahu dan minumnya es degan utuh, seger bener. Setelah makan siang, kami semua diberi penjelasan tentang challenge selama trip dengan hadiah rahasia dan pesan untuk tidak membawa barang macam-macam apalagi yang berpotensi menjadi sampah, karena akan dilakukan pendataan saat sebelum masuk dan sesudah keluar dari tempat wisata 3 warna. Pantai 3 warna ini merupakan pantai konservasi, jadi menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan merupakan hal wajib dilakukan. Benar saja, saat bus kami memasuki kawasan dekat TPI sendang biru, kami semua dikumpulkan dalam ruangan dan didata semua barang bawaan kami. berapa banyak botol, air mineral kemasan hingga berapa wanita yang membawa pembalut. Akan dikenakan sanksi apabila jumlah barang yang terdata di awal berbeda dengan jumlah barang saat kembali dari pantai 3 warna atau apabila meninggalkan sampah di area pantai konservasi 3 warna. Dendanya 100 ribu rupiah per barang, tapi bila ingin menghindari denda itu, harus mencari sampah yang sama untuk diserahkan. Meski sudah dilakukan upaya pendataan sampah, tetap saja ditemukan sampah akibat terbawa gelombang laut. Biaya per rombongan dikenakan 100 ribu per orang dan rombongan ditemani guide. Guide pun juga selalu mengingatlkan kami untuk tidak membuang sampah sembarangan. bahkan mereka selalu menenteng "asbak berjalan" yang terbuat dari bambu tertutup dengan tali yang diikatkan di pundak mereka, tujuannya adalah menampung sampah puntung rokok dari pengunjung. Seru ya upaya mereka dalam menjaga kebersihan pantai 3 warna. Jadi pantai ini berseberangan dengan pulau sempu yang juga berpasir putih. disebut pantai 3 warna karena gradasi warna pantai yang berwarna putih hijau dan biru karena perbedaan kedalaman. Ombaknya relatif lebih tenang karena terlindungi oleh pulau Sempu. Karena airnya mulai surut, untuk menuju pantai 3 warna kami perlu naik perahu dari sekitar lokasi TPI yang menurut saya perlu pengelolaan lebih serius lagi. Karena bau ikan dan sampah cukup mengganggu. Kami dibagi dalam 3 perahu dan berhenti di salah satu dermaga. Acara kembali foto-fotoan, bahkan kami antar peserta sudah tidak malu-malu untuk minta tolong difotoin, karena sudah mulai saling kenal dan bercanda. Semua pemenang #YouCMyTravel Story ini tidak diragukan lagi bakat memotrenya, bahkan sudah terbiasa menjadi modelnya. Setelah puas foto-foto, acara inti kami dipantai 3 warna adalah "beach clean up". Kami pun ditantang mengumpulkan sampah yang tercecer di pantai baik yang umumnya terbawa gelombang laut atau sengaja dibuang nelayan. 3 tas plastik besar berhasil kami kumpulkan di sepanjang pantai berpasir putih-pink ini, beragam sampahnya, mulai dari popok, stereofoam, sendok plastik hingga botol minuman. Semua sampah dikumpulkan dan kami bawa ke pondok dekat persewaan alat-alat snorkle, untuk dipilah lagi sampah-sampah yang dapat dimanfaatkan untuk dijual lagi. Sekilas tentang pantai ini, sumpah bersih banget, pantai ini cantik apalagi jelang matahari tenggelam. ada persewaan jaket pelampung dan snorkle dengan harga terjangkau, jadi bila berwisata kesini tidak perlu repot-repot membawa alat snorkeling. Mushola dan toilet juga tersedia, jadi semuanya lengkap.
ADVERTISEMENT
Setelah acara bersih pantai selesai, kami kembali naik perahu dan menuju bus. Perjalanan dilanjutkan menuju konservasi penyu Bajulmati yang lokasinya tidak jauh dari kawasan Sendang Biru. Bajulmati Sea Turtle Consevation Centre (BSTC) merupakan kawasan konservasi penyu yang dikelola oleh warga sekitar. setelah beberapa teman kami selesai melakukan sholat maghrib, kami dibagi menjadi 3 kelompok dan dibawa berkeliling pantai. patroli memang dilakukan malam hari, karena penyu biasanya akan berajalan menuju pantai dan bertelur pada malam hari, dan biasanya pada bulan-bulan saat kami datang berkungjung. kami banyak mendapatkan penjelasan dari petugas bagaimana mendeteksi tempat penyu menyembunyikan telurnya meski dengan indera peraba dan tanpa alat canggih. Telur penyu yang telah ditetaskan ini akan diamankan oleh petugas agar tidak dimakan oleh predator, kemudian ditetaskan di media yang sudah dipersiapkan dan aman dari jangkauan predator. Tidak semua telur yang diamankan itu berhasil menetas, hanya beberapa persen saja, saya lupa pastinya. Namun yang jelas tidak semua telur berhasil menetas. Setelah menetas, tukik-tukik akan dipindahkan ke kolam berisi air laut untuk dipersiapkan sebelum dilepaskan ke alama bebas. Diharapkan makin dewasa tukik, maka makin survive di alam bebas. Bapak Sutari, salah satu pengelola BSTC menceritakan awal mula upaya konservasi penyu dan memberi infromasi bahwa penyu merupakan salah satu indikator kebersihan laut. Penyu juga sebagai pengontrol ekosistem dan habitat laut sehingga rantai makanan tetap berjalan. sungguh luar biasa upaya konservasi penyu ini.
ADVERTISEMENT
Acara dilanjutkan dengan makan malam nikmat, berupa ikan bakar dengan sambal penyet yang luar biasa enak, tahu tempe dan sayuran enak. Bener-bener nikmat, apalagi makannya rame-rame barang semua kru. Usai acara makan malam, kami menuju hotel Harris Malang, lumayan banget perjalanan kami, dari ujung selatan Malang menuju tengah kota di sekitar kawasan perumahan Araya. Hampir semua peserta teler di dalam bus karena kelelahan dan perjalanan yang lumayan panjang. Tiba di hotel jam 23.00, langsung pembagian kamar, kebetulan saya satu kamar dengan doddy, maskotnya #YouCMyTravelStory. Begitu kunci kamar dibagikan langsung menuju kamar masing-masing, mandi dan tidur lelap.