Berbagi Kebaikan dengan Sedekah

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
Konten dari Pengguna
12 September 2021 21:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sedekah. Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sedekah. Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sangat terasa dampaknya di semua lapisan masyarakat terutama bidang ekonomi. Banyak orang yang akhirnya harus kehilangan pekerjaannya yang berakibat pengangguran pun melanda—termasuk berimbas pada 29,12 juta penduduk usia kerja di Indonesia. J-PAL (2020) dalam surveinya melaporkan bahwa sekitar 56% pria dan 57% wanita telah kehilangan pekerjaan atau tidak lagi bekerja pada Maret 2020 (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Menurut Peneliti LPEM FEB UI, Chairina Hanum Siregar dan Lovina Aisha (2021) pada studinya yang berjudul “Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Pengeluaran Rumah Tangga, Pendapatan, dan Ketahanan: Temuan Empiris dari Indonesia”, bahwa tingkat pengangguran meningkat tajam dari 5% pada Februari 2020 menjadi 7% pada Agustus 2020 (atau sekitar 42% lebih tinggi). Hal ini akibat dari terdampaknya sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta transportasi dan komunikasi karena pandemi.
Pada situasi seperti pandemi inilah, saya pikir sudah saat melipatgandakan kebaikan dengan sedekah. Selain sedekahnya pasti berbuah manfaat, orang yang bersedekah pun mendapat ganjaran pahala berlipat ganda. Imam As-Suyuthi pernah mengatakan sebagaimana dikutip oleh Sayyid Abdurrahman bin Muhammad dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin, mengungkapkan bahwa pahala sedekah ada lima jenis.
ADVERTISEMENT
Pertama, sedekah yang pahalanya 10 kali lipat, yaitu sedekah kepada orang yang sehat. Kedua, sedekah yang pahalanya 90 kali lipat, yaitu sedekah kepada orang buta dan yang terkena musibah. Ketiga, sedekah yang pahalanya 900 kali lipat, yaitu sedekah kepada kerabat yang membutuhkan. Keempat, sedekah yang pahalanya 100 ribu kali lipat, yaitu sedekah kepada kedua orang tua. Terakhir kelima, sedekah yang pahalanya 900 ribu kali lipat, yaitu sedekah kepada ulama atau fuqaha.
Allah SWT pun telah berjanji dalam Q.S. Al Baqarah: 261: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui."
ADVERTISEMENT
Dan sebagai sesama mukmin, patutlah kita saling berempati dan saling menolong satu sama lainnya. Nabi Muhammad SAW mengatakan sebagaimana diriwayatkan dalam H.R. Muslim: “ Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam.”
Selain itu dalam H.R. Thabrani dan Baihaqi, Nabi SAW mengatakan, para dermawan akan hidup bahagia dan mulya dengan sedekahnya dan di yaumil akhir juga sedekah akan menaungi mereka. “Sesungguhnya, sedekah itu memadamkan panasnya kubur dan hanyalah seorang Mukmin yang mendapatkan naungan pada hari kiamat nanti dengan sedekahnya.”
Dengan demikian sudah terang benderanglah berbagi kebaikan dengan sedekah luar biasa balasan pahala dan manfaatnya, terutama saat pandemi yang belum berakhir ini. Tak hanya bersedekah materi, jika Saudara membuka usaha baru maka dengan mempekerjakan mereka yang menganggur karena di-PHK sebagai karyawan pun bentuk sedekah luar biasa. Tak hanya memberi sedekah insidentil, namun dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Satu lagi, janganlah pelit, kikir dan bakhil terhadap harta yang hanya titipan dari Ilahi. Kalau ibarat kata Almarhum Da’i sejuta ummat di masanya, K.H. Zainuddin M.Z.,” Jadilah seperti tukang parkir terhadap harta. Tukang parkir meski mobilnya banyak tidak sombong. Mobil pergi tidak sedih. Karena apa? Tukang parkir merasa dititipi, bukan memiliki. Karena suatu saat akan diambil pemiliknya sejati, Allah yang Maha Besar. Terserah pemiliknya kapan saja diambil. Semua ada saatnya. Untuk itu teruslah berbuat baik karena kebaikan itu menular, termasuk sedekah yang berlipat-lipat ganda pahalanya. Dan tentu saja kebaikannya berdampak kepada mereka yang membutuhkan.
***
Suzan Lesmana – Pranata Humas BRIN