Bersabar Mendapat Titipan Partner MC Dadakan

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
Konten dari Pengguna
20 September 2021 12:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Memberi Arahan Partner MC Dadakan. Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Memberi Arahan Partner MC Dadakan. Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Menekuni profesi sampingan sebagai Master of Ceremony (MC), baik formal, semi formal maupun informal mengajarkan saya banyak hal. Meski belum dapat dibilang MC professional mengingat ngemsi saya lakukan jika ada permintaan insidentil saja di luar pekerjaan utama. Marketing diri pun masih menggunakan “word of mouth” alias kekuatan dari mulut ke mulut.
ADVERTISEMENT
Entah pengalaman saya ini dialami teman sejawat MC lainnya tidak, yang pasti saat saya dari awal diminta menjadi MC sebuah acara, maka draft dan naskah MC telah saya susun sedemikian rupa baik dengan/tanpa cue card sesuai standar seorang MC. Namun demikian rencana tinggal rencana. Kadangkala rundown acara dapat berubah mendadak itu biasa terjadi sesuai permintaan pihak yang telah memanggil kita. Maka sabar dan ikhlas adalah ‘koentji’ seorang MC jika ingin awet dan eksis di dunia per-MC-an dan dipanggil kembali oleh pihak-pihak lainnya. Sabar dan ikhlas yang saya maksud adalah, sabar mengikuti kemauan pihak yang telah menyewa kita sebagai MC dan ikhlas ketika dalam waktu mendadak ada perubahan acara, bahkan saat acara sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak kesabaran dan keikhlasan yang telah saya jalani, ada satu hal yang membuat saya harus ekstra sabar dan ikhlas, yakni pada suatu masa saya “dititipi” partner MC dadakan acara lamaran dari pihak keluarga calon mempelai wanita pada H-1 malam harinya, padahal acara lamarannya tinggal besok pagi. Katanya sih sebagai pemanis.
ilustrasi pixabay.com
Nah, Namanya MC dadakan, pasti belum terbiasa bahkan saya duga belum pernah turun nge-MC lamaran. Entah karena audience yang dihadapi notabene berasal dari keluarganya sendiri, jadinya si MC ‘titipan’ ini jadi kurang terkontrol dari naskah yang sebenarnya sudah saya siapkan buatnya.
Yang terjadi akhirnya beberapa kondisi yang kurang pas dan cenderung mengurangi hikmat dari acara yang berlangsung, yaitu:
ADVERTISEMENT
Pertama, pelafalan istilah arab yang kurang pas. Jadi ceritanya, si MC ‘titipan’ ini tinggal membaca cue card mukaddimah berbahasa Arab yang sudah saya konsep dalam cue card. Namun karena tidak terbiasa meski sudah saya tuliskan kembali dalam bahasa Indonesia dari istilah-istilah asli Arabnya, tetap saja tersendat saat dibaca.
Kedua, suasana kurang kondusif. Sesi perkenalan keluarga merupakan bagian dari acara lamaran yang seharusnya hanya mengenalkan keluarga inti saja. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Mungkin karena merasa semua keluarga yang hadir adalah dekat dan penting dikenalkan, maka akhirnya semuanya diperkenalkan, plus dengan segala bumbu penyedap ikatan batiniah diri si MC dadakan dengan yang dikenalkan. Konsekuensinya pihak keluarga calon mempelai pria harus menanti giliran memperkenalkan diri lebih lama dari yang direncanakan dan kegelisahan yang melanda ini sangat terlihat dari ekspresi bahasa tubuh mereka. Akibatnya, suasana kurang kondusif pun tercipta.
ADVERTISEMENT
Ketiga, molornya waktu pelaksanaan lamaran. Imbas dari rangkaian ‘kehebohan’ yang tak terduga dari point pertama dan kedua di atas adalah waktu pun semakin molor alias bertambah lama. Waktu makan pun akhirnya menyesuaikan. Dan kalau sudah masuk urusan perut, sudah pasti membuat orang sudah tak nyaman lagi mengikuti prosesi acara lamaran. Makan pun sudah kurang nikmat karena lewatnya waktu makan siang dari yang seharusnya terjadwal.
Tapi ya itulah suka duka pengalaman saya mendapat titipan partner MC dadakan yang dapat saya kisahkan. Sebenarnya tak begitu jadi masalah jika titipan ini diberi tahu jauh hari hingga saya dapat membimbingnya agar dapat siap pada hari H. Namun kadang memang tidak enak juga kalau ditolak job ngeMC tersebut jika mengedepankan profesionalisme. Ya, sudah kapan lagi berbuat baik. Salah satunya berlapang dada mendapat partner MC “titipan” H-1 tadi. Pasti dia senang dan keluarganya pun ikut girang menyaksikan anak atau keponakannya jadi MC penting dalam acara lamaran. Dan prinsip saya, teruslah berbuat baik karena kebaikan itu menular, meski harus bersabar.
ADVERTISEMENT
***
Suzan Lesmana – Pranata Humas BRIN