Keutamaan Ngaji (3): Rezeki Dijamin Allah

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
Konten dari Pengguna
25 Oktober 2020 6:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ngaji dan Rezeki DIjamin Allah. Sumber: frrepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ngaji dan Rezeki DIjamin Allah. Sumber: frrepik.com
ADVERTISEMENT
Pada artikel kali ini, akan membahas keutamaan Ngaji bagian ketiga, yakni Rezekinya dijamin Allah SWT. Kok Bisa? Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Innallaaha takaffala li thalibil ‘ilmi birizqihi”, yang artinya “Sesungguhnya Allah menjamin penuntut ilmu akan rezekinya”.
ADVERTISEMENT
Sungguh Allah Maha Pemurah, jangankan penuntut ilmu yang dijamin Allah rezekinya, rezeki mahluk Allah di muka bumi saja Allah jamin, sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Hud ayat 6: “Wamaa min daabbatin fii al-ardhi illaa ‘alaa allaahi rizquhaa waya’lamu mustaqarrahaa wamustawda’ahaa kullun fii kitaabin mubiinin”, yang artinya “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Hud: 6)
Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah SWT menasehati Nabi Musa a.s.: “Wahai Musa, jadikanlah dirimu sebagai burung yang sendirian, memakan dari makanan yang berada di atas pohon yang tinggi, minumlah dari air yang jernih. Apabila masuk waktu malam hari, burung tersebut masuk ke dalam sarangnya tanpa memikirkan makanan untuk esok harinya. Itulah filosofi sang burung untuk bertawakkal pada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Rezeki dan Cara Allah Membaginya
Rezeki menurut KBBI adalah segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan) seperti makanan (sehari-hari) dan nafkah.
Secara etimologis berasal dari Bahasa Arab, rizqi atau riziq berasal dari Bahasa Arab, razaqo-yarzuqu-rizqan, yang disebut dalam Al Quran 123 x. Secara istilah bermakna pemberian baik yang ditentukan atau tidak, baik yang menyangkut makan di perut maupun yang berhubungan dengan kekuasaan dan ilmu pengetahuan.
Allah SWT Memberi Rezeki Dengan Empat Cara:
Pertama, Rezeki yang dijamin Allah (Q.S. Hud: 6).“Wamaa min daabbatin fii al-ardhi illaa ‘alaa allaahi rizquhaa”, yang artinya “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. (QS. Hud: 6)
ADVERTISEMENT
Kedua, Rezeki yang didapat dari sesuatu yang diusahakan. “Wa-an laysa lil-insaani illaa maa sa’aa” yang artinya “dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, (QS. An-Najm: 39)
Ketiga, Rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai bersyukur. “La-in syakartum la-aziidannakum wala-in kafartum inna 'adzaabii lasyadiidun“ yang artinya “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Keempat, Rezki yang istimewa berasal dari arah yang tidak disangka-sangka (Q.S. Ath-Thalaq: 3): "Wa man yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojan, Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu”, yang artinya: “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya Rizki dari arah yang tidak dia duga”
ADVERTISEMENT
Rezeki Orang Ngaji Dijamin Allah
Apatah lagi orang yang menuntut ilmu atau Ngaji, maka rezekinya dijamin Allah. Maksudnya adalah diberi kemudahan baginya dalam mendapatkan rezeki, menolong dan menjauhkan darinya kesusahan dan kesulitan dalam mendapatkan rezeki tersebut.
Kalau kita mendengar cerita guru-guru ngaji kita akan kisah guru-guru mereka di pesantren yang alim, kalau memberi uang belanja ke isteri mereka, biasanya tinggal ambil dibawah sajadah. Sungguh mereka adalah “pegawai-pegawai” Allah SWT yang ikhlas dalam mengajarkan ilmunya.
Dan memang Allah menjanjikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka bagi ummatnya yang bertakwa padaNya. Sebagaimana Q.S. Ath-Thalaq ayat 2-3 yang dikenal pula sebagai ayat 1000 dinar: "Wa man yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojan, Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu,Wa man yatawakkal'alallaahi fahuwa hasbuhuu,Innallaaha baalighu amrihii,Qad ja'alallaahu likulli syai in qadran”, yang artinya: “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya Rizki dari arah yang tidak dia duga. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan mencapai urusanNya, sesungguhnya Allah telah mengadakan bagi tiap-tiap sesuatu ketentuan.”
ADVERTISEMENT
Carilah Rezeki Karena Allah Semata
Nabi Muhammad SAW pernah mengisahkan: “Ada dua kelompok manusia yang ditanya Allah SWT setelah kematiannya. Orang pertama ditanya Allah SWT: “Wahai fulan, apa yang Engkau inginkan dari pekerjaanmu, usahamu di dunia sehingga Aku takdirkan engkau menjadi orang kaya? Lalu si Fulan menjawab: “Ya Allah aku bekerja keras agar ketika aku mati, anak isteriku tidak menjadi orang miskin karena memiliki banyak harta yang aku tinggalkan”
Allah mengatakan: “Karena engkau tidak percaya akan rezeki dariKu, maka Aku akan membuat anak-anakmu saling berebut harta yang kamu tinggalkan sehingga engkau susah sedih di akhirat karena sebab ulah anak-anakmu”.
Orang kedua juga ditanya oleh Allah SWT dengan pertanyaan yang sama. Dia pun menjawab: “Aku bekerja Ya Allah hanya sebagai jalan sebab untuk mendapatkan rezekimu. Sedangkan istriku, aku pasrahkan kepadaMu Ya Allah”.
ADVERTISEMENT
Allah pun menyatakan: “Wahai hambaKu, karena engkau berpasrah kepadaKu, maka Aku Allah yang akan menjaga anak istrimu. Bersenang-senanglah engkau di akhirat, dan anak istrimu pun akan bersamamu dalam kenikmatan akhirat jika aku telah tentukan mereka wafat”.
Jadi, perlu kita fahami cerita di atas sebagai ibrah kita bersama bahawa betapa orang kedua lebih baik dibanding orang pertama dalam menyikapi nikmat dan rezeki yang diterima selama ini hanya diserahkan kepada Allah SWT. Semoga kita dapat meneladaninya.