news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Manfaat Mengikuti Lomba Menulis Gratis 'Cerita Kebaikan yang Menular' Kumparan

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
Konten dari Pengguna
26 September 2021 11:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
24
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Promo Lomba menulis gratis Cerita Kebaikan yang Menular. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Promo Lomba menulis gratis Cerita Kebaikan yang Menular. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Tak terasa Lomba Menulis Gratis "Cerita Kebaikan yang Menular" yang dihelat Kumparan sejak 6 September 2021 sampai dengan tanggal 27 September 2021 malam, akan berakhir. Sebagai salah seorang yang berpartisipasi meramaikannya, di penghujung lomba saya ingin berbagi manfaat yang saya rasakan selama proses menulis. Cukup membuat diri saya harus disiplin dan terus menerus menguatkan hati menulis. Setidaknya menantang diri sendiri mengikuti sebuah lomba dalam rentang waktu cukup panjang. Kalau pun ada hadiahnya, saya pikir itu adalah bonus yang menjadi stimulus dalam pembiasaan diri bagi penulis pemula seperti saya.
ADVERTISEMENT
Berikut lima manfaat yang saya dapat bagikan kepada para pembaca dan penulis kumparan.com. Simak, ya.
#1 Konsisten Menulis Tiap Hari
Sejak mengikuti lomba, sudah 26 artikel saya tulis dan telah tayang di Kumparan.com. Jika artikel yang saya sedang tulis ini tayang maka sebanyak 27 artikel saya goreskan sebagai bukti saya pernah ada dan tulisan saya akan menghiasi artefak peradaban. Konsistensi atau istiqomah menulis selama 20 hari tanpa henti, tiap hari, mengingatkan saya akan perkataan ulama tasawuf yang mengatakan “Istiqomah lebih baik dari seribu karomah.” Artinya betapa ikut lomba menulis harus menguatkan hati konsisten menulis tiap hari satu atau dua artikel adalah sebuah kekuatan yang harus diusahakan dengan sepenuh hati—menafikan kemalasan dan kebosanan menulis tema yang sama—setiap hari.
ADVERTISEMENT
#2 Mengasah Kemampuan Menulis
Pepatah “alah bisa karena biasa” sepertinya memang benar adanya. Gara-gara tiap hari nulis apalagi model story telling, telah membuat saya lancar mengalirkan ide-ide yang tentu saja sesuai field of experience selama ini dalam hal kebaikan yang saya alami dan rasakan serta saya terima. Sungguh lomba yang diadakan kumparan selama ini memang menuntut konsistensi luar biasa penulisnya, sekaligus mengasah kemampuan menulis terus setiap hari hingga akhir lomba.
#3 Berbagi Kebaikan Melalui Tulisan
Berbuat dan berbagi kebaikan banyak ragam dan jenisnya. Salah satunya adalah dengan tulisan. Dengan tulisan hasil pengalaman selama ini dan menanggapi berbagai fenomena dari sudut pandang penulis, menjadi artikulasi kebaikan lainnya selain sedekah. Tanpa kita sadari banyak orang yang membaca tulisan kita dan mengambil manfaatnya. Dan hal ini saya alami ketika pada suatu ketika ada netizen pembaca tulisan saya yang minta diajari menulis dan mengirim tulisan di media. Semua saya layani dengan niat teruslah berbuat baik karena kebaikan itu menular. Dan tidaklah kebaikan akan berbalas kebaikan pula. Insya Allah.
ADVERTISEMENT
#4 Mendapat Relasi Baru
Suatu hari seorang perempuan menghubungi saya lewat pesan akun pribadi Instagram saya. Ternyata beliau adalah pihak Gojek yang telah membaca tulisan saya tentang kebaikan seorang pengendara Gojek motor yang telah menemukan HP saya yang hilang terjatuh di jalan. Silaturahmi dengan relasi baru pun akhirnya saya dapatkan. Belum lagi relasi baru terjalin dengan teman sesama penulis kumparan yang memberi komentar di artikel saya yang sudah tayang tentang cerita kebaikan menular. Sungguh luar biasa, silaturahmi tak berbatas di dunia maya. Tak bersekat namun tetap dekat dalam kesamaan memandang kebaikan-kebaikan yang menular karena kita yang terlibat adalah virusnya. Ya, virus kebaikan.
# 5 Medium Muhasabah Diri
Terakhir manfaat yang saya rasakan lebih personal sifatnya. Betapa saya merasa tak berdaya tak mempunyai apa-apa dibandingkan kuasa sang Pencipta diri ini. Sungguh saya tak dapat membayangkan ketika ide yang tiba-tiba tak muncul sama sekali alias writer’s block yang sering dialami para penulis—termasuk penulis senior sekalipun. Bukti manusia hanyalah mahluk lemah yang selalu membutuhkan Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa.
ADVERTISEMENT
Patutlah kita menyadari bahwa ide menulis adalah anugerah dan kasih sayang-Nya. Makanya ketika ide muncul jangan lupa mengucap Hamdalah, "Alhamdulillahirabbil ‘alamin" dan segera mencatatnya agar tak terlupa. Semoga kita senantiasa diberi kemudahan mendapatkan ide menulis dan senantiasa membagikannya untuk kebaikan. Maka teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular.
***
Suzan Lesmana – Pranata Humas BRIN