Nikah, Nikmat dan Barokah

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2020 5:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Nikah. Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nikah. Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
Menikah menjadi saat sakral sekaligus berbahagia bagi sepasang pengantin yang menjalaninya. Untuk pengantin pria, hari tersebut tanggungjawabnya di hadapan Allah bertambah yakni dengan kehadiran seorang isteri yang akan mendampingi dan mengisi hari-harinya.
ADVERTISEMENT
Isteri yang berada di sampingnya adalah amanat yang harus dijaga sebaik-baiknya, karena pria adalah pemimpin bagi kaum wanita, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nisaa’: 34: “Ar-rijaalu qawwaamuuna 'alan-nisaa`i ”, yang artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.
Memanglah benar bahwa Allah yang telah menciptakan di muka bumi ini pasang-pasangan sebagaimana Q.S. Yaasin: 36: “Sub-haanalladzii khalaqal-azwaaja kullahaa mimmaa tumbitul-ardhu wa min anfusihim wa mimmaa laa ya'lamuun”, yang artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.
Kaum Nabi Luth
Bagaimana dengan manusia? Semua mahluk Allah kita tahu sudah ada pasangan masing-masing. Hewan juga kawin sama yang beda jenis kelamin. Ayam jago kawin sama ayam betina. Kambing jantan kawin sama kambing betina. Lihat manusia zaman now, berita-berita di media masalah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) masih bersliweran.
ADVERTISEMENT
Lebih gawat yang terjangkit kalau public figure seperti artis. Bisa bahaya untuk generasi muda efeknya. Apalagi yang ngefans sama artisnya. Ngerii. Padahal dalam Al Quran, Allah sudah kasih azab buat kaum Nabi Luth a.s. yang menjadi “Liwath” (homo sexual) dan “Sihaq” (Lesbian).
Lihat bagaimana adzab Allah turunkan dalam Q.S. Al Hijr: 74: “Fa ja'alnaa 'aaliyahaa saafilahaa wa amṭarnaa 'alaihim ḥijaaratam min sijjiil”, yang artinya: “Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras (sijjil)”
Dan batu-batu dari sijjil (kerikil neraka) sama seperti yang dibawa oleh burung ababil ketika menyerang pasukan gajahnya Abrahah. Dan sangat mudah sekali bagi Allah untuk menurunkan kembali batu-batu sijjil tsb ke dunia.
ADVERTISEMENT
Nikmat dan Barokah
Memilih pasangan yang sesuai agar timbul kasih sayang adalah sebagaimana Allah perintahkan dalam Q.S. Ar Ruum: 21: “Wa min aayaatihii an khalaqa lakum min anfusikum azwaajal litaskunuu ilaihaa wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī dzaalika la`aayaatil liqaumiy yatafakkaruun”, yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Dari ayat di atas diperintahkan pria-pria mencari wanita yang dihalalkan sebab Nikah. Apa itu Nikah? Kata penganten lama “Nikmat dan Barokah”. Makanya banyak pengantin baru yang menyesali sebuah pernikahan. Mengapa? Jawabannya rata-rata sama: “Menyesal, mengapa tidak dari dulu saja nikah”. Alias merasakan nikmat dan barokahnya sebuah pernikahan.
ADVERTISEMENT
Makna Ijab Qabul
Ketika menikah terjadi ijab qobul akad nikah dari pengantin pria: ““Saya terima nikah dan kawinnya (nama pengantin perempuan) binti (nama ayah dari pengantin perempuan) dengan maskawinnya yang tersebut diatas, tuunai!”.
Ijab qabul tersebut adalah “Perjanjian” atau “Ikrar Tersurat” bagi seorang pria. Lalu apa yang “Tersirat”? Yang “Tersirat” adalah “Maka aku tanggung dosa-dosanya isteri dari Ayah Ibunya”. Dosa apa saja yang dibuat isteri, dari “tak menutupi aurat” sampai dengan “meninggalkan sholat” serta aku tanggung dosa calon anak-anakku kelak.
Karenanya saat ijab qobul tersebut “Arsy” Allah berguncang keras karena banyak perjanjian yang dibuat suami di depan Allah SWT disaksikan malaikat dan manusia. Jadi berbaiklah wahai para isteri pada suami-suamimu. Sudah menanggung nafkah, menanggung dosa, iya. Sama suami berdandan jangan saat pergi kondangan saja cantik. “Bedak Mirabella, bibir pakai lipstick Cempaka, minyak wangi disemprot buat ketiak kanan dan ketiak kiri beda-beda merknya, beda-beda wanginya. Judulnya: “k o n d a n g a n”.
ADVERTISEMENT
Pengantin Lama
Berbeda lagi kalau cerita pengantin lama, sudah sangat berbeda. Zaman pacaran kentut ditahan-tahan, giliran sudah lama nikah, kentut prat pret prat pret, pantat seperti tidak ada engselnya.
Isteri depan suami yang cantik. Ini kadang rambut kusut sudah seperti bebek kejebur. Tidur depan TV jadi! Sama anak dilangkah-langkahi aja. Seharusnya tidur yang benar sama suami. Di tempat tidur! Apalagi kalau suami lagi marah-marah. Jangan dibantah, ajak ke kamar, bicara baik-baik. Selanjutnya terserah. Kalau suami pulang kerja juga tawarin: “papi cayank, capek yaa?”. Pijitin, tawarin mau kopi atau susu.
Selanjutnya buat bapak-bapak, supaya isteri cantik kasih uang buat beli bedak. “Jangan diem-diem bae,” seperti iklan. Minimal ajak ke mini market. Kalau lihat isteri pusing-pusing, lama sembuhnye, bawa ke mo-ol alias maal perbelanjaan buat belanja, atau ke toko emas sekalian…sembuh yakin. Ingat pepatah mengatakan “Diam itu Emas”.
ADVERTISEMENT
Sebagai panutan ummat dan contoh yang baik dalam segala hal termasuk menjadi pemimpin keluarganya, Rasulullah SAW mencontohkan romantismenya yang selalu berpegangan tangan dengan ‘Aisyah saat di rumah, memotong kukunya, ngajak jalan-jalan, bahkan mandi bersama. So Sweet khan?.