Chester Bennington, Penyanyi Metal Tersohor dan Kehidupan Kelamnya

Rangga Dipa Yakti
Tataplah dunia dengan membaca.
Konten dari Pengguna
22 Juli 2017 19:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangga Dipa Yakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Chester Bennington, Penyanyi Metal Tersohor dan Kehidupan Kelamnya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(Sumber foto: www.heavy.com)
ADVERTISEMENT
Kumparan — Chester Charles Bennington atau yang lebih dikenal sebagai Chester adalah penyanyi dari band Linkin Park yang pernah menyabet Grammy Awards pada tahun 2001 lewat nominasi Best Hard Rock Performance. Chester lahir di Arizona, Amerika Serikat pada 20 Maret 1976. Chester tidak tumbuh dan besar di lingkungan keluarga musisi. Ayahnya adalah seorang detektif yang menangani kasus kekerasan pada anak, sementara Ibunya adalah seorang suster.
Chester memiliki latarbelakang kehidupan yang kelam. Di mana, ia pernah menjadi korban pelecehan seksual, penindasan di sekolah, dan perceraian. Menukil dari wawancara eksklusif Chester Bennington dengan iHeartRadio, kehidupan masa lalunya yang kelam memaksa pria bersuara melengking itu harus melampiaskan amarah hingga kecanduan obat-obatan terlarang. Namun, semua itu seolah membuat Chester mendapat inspirasi yang dituangkan melalui seni. Chester merasa menemukan suatu kedamaian ketika ia memulai karirnya di dunia seni.
ADVERTISEMENT
Sepak terjangnya di dunia tarik suara berawal dari bergabungnya pria asal Arizona itu dengan band masa mudanya, yakni Grey Daze pada awal 1990-an. Kemudian, pada tahun 1998 Chester Bennington mengikuti sekaligus memenangi sebuah audisi pencarian penyanyi untuk sebuah band. Siapa sangka, band tersebut yang akan melambungkan namanya dengan berbagai penghargaan yang akan diraih. Band itu dinamakan Linkin Park oleh Chester Bennington dan temannya, yakni Mike Shinoda.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Chester bersama Linkin Park untuk mencuri hati pendengar setianya. Lahir dengan aliran musik yang segar dan unik, Linkin Park dipercaya sebagai pencetus kembalinya musik-musik bernuansa metal yang dipadukan dengan electronic sehingga Linkin Park dikenal sebagai band Nu-Metal pertama di dunia. Nyatanya, banyak band yang langsung mengikuti jejak ketenaran tersebut seperti My Chemical Romance, RED, bahkan band yang terlebih dahulu lahir daripada Linkin Park namun mengadopsi aliran Nu-Metal sehingga namanya kembali melejit, yakni Evanescence.
ADVERTISEMENT
Kerja keras Chester Bennington membuahkan hasil manis bahkan album pertamanya, yakni Hybrid Theory (2000) berhasil terjual hingga 70 juta kopi di seluruh dunia dan menduduki album terlaris kedua dalam jajaran Billboard Best Album di Amerika Serikat. Daya tarik dalam album Hybrid Theory ini tak hanya dari musik, namun liriknya yang dipercaya terinspirasi dari kepingan hidup Chester Bennington ternyata berhasil mencuri jutaan hati para pendengarnya.
Permasalahan masa lalunya yang kelam memang menjadi sorotan utama media. Berulang kali Chester masuk dan keluar dari panti rehabilitasi untuk meredam kebiasaannya dari kecanduan obat-obatan terlarang. Namun, pria yang juga pernah menjadi vokalis band Dead by Sunrise itu menikmati proses rehabilitasi sebagai sebuah tujuan yang baik baginya, hal ini seperti yang dikutip dalam The Sun.
ADVERTISEMENT
Sosoknya dikenal melalui karakter vokal yang kuat apalagi teknik scream-nya yang membuat orang sepakat bahwa Chester memiliki posisi penting dalam Linkin Park dan hati fans-nya. Di sisi lain dari karirnya, Chester Bennington memiliki jiwa sosial tinggi, misalnya aktif dalam kegiatan amal untuk kepentingan sosial.
Hal ini dibuktikan melalui jasanya dalam beramal pada kegiatan GRAMMYFoundation dan MusiCares. Lalu, membuat sebuah tembang lagu single band Linkin Park ‘Not Alone’ sebagai bentuk rasa peduli terhadap gempa di Haiti pada tahun 2010. Tak hanya itu, Chester bersama band-nya juga dikenal sebagai pencetus pertama Music for Relief dan membuat sebuah konser di Indonesia sebagai responnya terhadap Tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004. Chester Bennington juga dikenal sebagai satu dari beberapa penyanyi tersohor yang mencintai binatang dan ikut serta dalam kegiatan perjuangan hak akan binatang bersama PETA.
ADVERTISEMENT
Kabar meninggalnya Chester Bennington membuat dunia hiburan gempar. Pasalnya, penyanyi tembang lagu ‘Numb’ itu mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri akibat depresi yang tengah dideritanya. Tubuhnya ditemukan terbujur kaku di kediaman pribadinya di Palos Erdes, California, Amerika Serikat. Pada Kamis (20/7) waktu setempat di umurnya yang menginjak 41 tahun.
Berbagai ucapan bela sungkawa diutarakan, salah satunya Mike Shinoda, teman satu band Chester di Linkin Park yang telah bersama-sama dengannya selama 20 tahun berkarir. “Saya terkejut dan merasa sakit hati. Namun, inilah kenyataannya. Pernyataan resmi akan kami sampaikan secepat mungkin,” tulisnya dalam akun twitter pribadi milik Mike Shinoda.
Lalu, wakil presiden dari PETA, Collen O’Brien, juga berkesempatan mengucapkan perasaan bela sungkawa terkait meninggalnya Chester Bennington dalam kejadian bunuh diri tragis itu. “PETA akan selalu mengingat Chester Bennington sebagai musisi yang berkarakter kuat dan tegas dalam memperjuangkan hak akan binatang. Dunia baru saja kehilangan orang yang baik hati,” pungkasnya dalam pernyataan yang dilansir di website resmi PETA.
ADVERTISEMENT
Depresi membuat seseorang sulit dalam melampiaskan emosinya. Bahkan sebagai orang yang memiliki apa yang diinginkan bukan menjadi jaminan kebahagiaan akan didapat dari sana. Chester Bennington meninggalkan dunia ini namun warisannya akan tetap hidup sebagai bentuk perjuangannya dalam menghadapi kejamnya hidup ini. Seperti salah satu lirik yang ia tulis dalam lagu berjudul ‘Leave Out All the Rest’, yakni “When my time comes, forget the wrong the I’ve done, help me leave behind some reasons to be missed.”
Diambil dari berbagai Sumber.
Editor: Rangga Dipa Yakti