Enggak Keterima SNMPTN Itu Biasa Aja, Dek

Okke Oscar
Those who can't deal with witty, sarcastic and dark humor, --please, don't get closer.
Konten dari Pengguna
26 April 2017 17:43 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Okke Oscar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Corat-coret siswa SMA usai lulus ujian sekolah. (Foto: Facebook Sari Kusuma Dewi)
Tahun ini mungkin jadi tahun paling "mencekam" buat adik saya. Dia sebenarnya menaruh harapan besar untuk diterima di salah satu PTN di Kota Malang. Saya, sebagai kakak yang kepo juga jadi ikutan deg-degan dengan hasil pengumuman SNMPTN. Tapi, adik saya malah terlihat santai saja dan tidak antusias. (Halah, padahal mah mungkin dalem hatinya deg-degan juga, gengsi aja dia).
ADVERTISEMENT
Momen menegangkan ini membawa ingatan saya sekitar uhm... enam tahun lalu, saat pengumuman SNMPTN. Ya, jadi ketahuan lah ya usia saya sekarang berapa. Masih muda banget, kok.
Dulu pas jaman saya, jalur penerimaan lewat nilai rapor itu namanya SNMPTN undangan, yang tes tertulis itu namanya SNMPTN. Sekarang yang jalur penerimaan lewat rapor namanya SNMPTN, sedangkan yang dari jalur tes tertulis itu SBMPTN. Halah, intinya mah sama aja. Cuma namanya aja yang ribet, ganti-ganti. Dulu pas jaman emak saya namanya sipenmaru.
Seingat saya, dulu pas SNMPTN undangan itu, cuma beberapa murid aja dari satu sekolah yang bisa ikutan. Biasanya yang nilai rapornya cenderung aman, nilainya stabil, dan selalu ranking 10 besar. Diskriminatif banget, ya? Tapi saya termasuk yang boleh ikutan sih, untungnya.
ADVERTISEMENT
Eh, maaf loh bukan mau sombong, tapi memang begitu kenyataannya. Meskipun, ya, akhirnya nggak lolos SNMPTN juga sih saya, hahaha! Kalau nggak salah, dulu pas SNMPTN undangan saya pilih Antropologi UI, dua jurusan lainnya udah lupa lagi.
Cukup tentang saya, balik lagi ke pengumuman SNMPTN adik saya tadi. Kebetulan, di rumah sedang ada teman adik saya yang berkunjung, Pane nama panggilannya. Saya yang lagi asik makan ayam goreng serundeng tiba-tiba kaget, Pane teriak kegirangan. Sebabnya dia keterima sebagai mahasiswa jurusan Geografi di UI.
Mendengar jerit kebahagiaan itu, wait, (((jerit kebahagiaan))) diulang, --adik saya yang tadinya tidak antusias-- malah jadi ikut penasaran dengan hasil SNMPTN-nya.
ADVERTISEMENT
Namun, hasilnya justru berbeda dari temannya itu. Dia tidak lulus seleksi SNMPTN.
It's Alright, It's Okay (Foto: giphy.com)
Sebagai kakak yang baik nan bijak, saya coba menguatkan hati adik saya. Huahahaha. "Enggak lolos SNMPTN mah biasa aja, dek. Masih ada tes tertulis sama jalur mandiri, kan? Selow.. " Begitu kata saya sok asik.
Adik saya malah cuek, tidak menggerutu. Dia lanjut mengerjakan pekerjaan rumahnya, titipan ibu, menjemur pakaian. Adik saya memang penurut dan mudah disuruh. Dulu, waktu daftar SNMPTN tertulis pun saya menyuruh dia ke warnet untuk mengisi jurusan dan universitas apa yang jadi tujuan saya. Sungguh, kakak yang pemalas. 😂
Untuk menjaga semangatnya agar tetap optimis, saya yang agak tidak tega melihat tubuh adik saya --yang gempal dan bongsor tiba-tiba lemah lunglai-- berinisiatif untuk mentraktirnya makan. Daripada saya jadi kakak yang sotoy menceramahi adik, let food solves the problem. Lagian siapa sih yang ngga doyan makan?
ADVERTISEMENT