Cerita Karina dan Keenan Tentang Waktu dan Media Sosial

Konten dari Pengguna
14 November 2017 23:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Okky Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat di bangku Sekolah Dasar tidak ada waktu bagi Karina Salim untuk berleha-leha. Sepulang sekolah, ia mesti bergegas berangkat ke tempat les atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang memaksanya pulang ke rumah larut malam. Hal serupa pun dilakukannya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Satu setengah tahun setelah memakai seragam putih abu, akhirnya Karina memiliki waktu luang untuk bermain atau bertukar cerita bersama teman-temannya.
ADVERTISEMENT
duduk di bangku Sekolah Dasar tidak ada waktu bagi Karina Salim untuk berleha-leha. Sepulang sekolah, ia mesti bergegas berangkat ke tempat les atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang memaksanya pulang ke rumah larut malam. Hal serupa pun dilakukannya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Satu setengah tahun setelah memakai seragam putih abu, akhirnya Karina memiliki waktu luang untuk bermain atau bertukar cerita bersama teman-temannya.duduk di bangku Sekolah Dasar tidak ada waktu bagi Karina Salim untuk berleha-leha. Sepulang sekolah, ia mesti bergegas berangkat ke tempat les atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang memaksanya pulang ke rumah larut malam. Hal serupa pun dilakukannya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Satu setengah tahun setelah memakai seragam putih abu, akhirnya Karina memiliki waktu luang untuk bermain atau bertukar cerita bersama teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Waktu luang yang didapatkannya tidak serta merta membuatnya nyaman. Ia malah merasa gelisah dengan kegiatan yang ia anggap sia-sia. Selepas lulus dari salah satu Universitas, Karina memutuskan untuk tidak menyediakan waktu luang yang dipakainya untuk berleha-leha.
“Akhirnya, lulus kulah ambil Bisnis Manajemen dan langsung praktek,” ucap Owner Sucre Beauty Salon, Selasa (14\11).
Dalam Kumparan Onboarding Batch 2 di Ballroom Kuningan City Mall, Keenan Pearce yang juga CEO Makna Creative menuturkan, waktu mendesaknya untuk mulai berkarir dan mendapatkan uang. Ia menambahkan, saat sudah melepas toga maka ia telah memasuki profesinal time. Mulai membuat keputusan dalam hidup, setelah 20 tahun waktu digunakan hanya untuk keluarga dan sekolah.
“Gue enggak banyak waktu, jadi gue harus berpikir secara strategik,” tutur Keenan.
ADVERTISEMENT
Untuk mempromosikan bisnisnya, Karina dan Keenan mencoba memaksimalkan platform media sosial.  Karina mengakui, media sosial merupakan platform yang paling murah dan mudah untuk dijajaki. Dengan mengusung strategi marketing endorsment, bisnis Karina tumbuh dan berbuah. Keenan menambahkan, tantangan terbesar menggunakan paltform media sosial ialah konten yang diciptakan.
“Menurut aku platform yang paling murah dan mudah digunakan... Segemennya kaum millenial,” ucap Karina.
“Tapi yang akan menjadi challenge yaitu konten,” tutup Keenan.