Fajar Nugros : Drama Korea Tidak Mengkhianati Logika

Konten dari Pengguna
14 November 2017 23:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Okky Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Berangkat dari sebuah kegelisahan, kok storytelling Indonesia bisa kalah,” ucap Handoko Hendroyono, Selasa (14\11) dalam Kumparan Onboarding Batch 2 di Ballroom Kuningan City Mall.
ADVERTISEMENT
Bagi Handoko, film merupakan diplomation cultural. Di mana story tidak hanya diwujudkan dalam gambar bergerak. Lebih jauh, story harus diciptakan sebagai kesatuan dari ekosistem. Sehingga story dapat menjadi  alat pemasaran yang baik.
“Setiap bergabung dengan salah satu projek, tidak hanya film tapi dia hidup dalam ekosistemnya, seperti buku dan merchendise,” tambah produser film Filosofi Kopi.
Berbeda dengan Sutradara muda, Fajar Nugros, menurutnya, film dapat menjadi medium untuk bercerita.  Baginya, ide cerita memiliki tempat yang istimewa di mata penonton. Untuk itu, cerita yang disampaikan melalui film tidak boleh mengkhianati logika.
“Itu (tidak mengkhianati logika) menjadi kekuatan dari drama Korea,” ucap Fajar. “Film itu hanyalah medium, kita tetap mempunyai cerita yang sangat kuat,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Di akhir talkshow, Fajar menanggapi istilah “ekosistem” yang dituturkan Handoko. Sutradara “Jakarta Undercover” ini menilai, ekosistem yang dimaksud Handoko dapat menjadi jawaban atas keberadaan film itu sendiri.
“Mas Handoko bisa mengarahkan film ini mau ke mana,” tutup Fajar.