Keseimbangan Pembangunan : Manusia dan Infrastruktur

Konten dari Pengguna
14 November 2017 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Okky Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di DKI Jakarta setiap kalangan memiliki permasalahannya masing-masing. Lapangan kerja, kesehatan dan pendidikan menjadi permasalahan bagi kalangan menengah bawah. Sedangkan permasalahan bagi kalangan menengah ke atas ialah macet dan banjir.
ADVERTISEMENT
Perbedaan permasalahan ini sudah tercium oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam acara Kumparan Onboarding Batch 2 di Ballroom Kuningan City Mall, Selasa (14/11), Anies mengatakan, perbedaan ini menjadi penanda adanya ketimpangan di Jakarta.
"Ketimpangan berimplikasi konflik," tutur Anies saat menggambarkan bahaya dari ketimpangan yang ada.
Di antara gedung-gedung mewah, sebanyak 384.000 masyarakat Jakarta berpenghasilan kurang dari Rp.500.000,-. Yang berbahaya dari data tersebut bukanlah kemiskinan yang ekstrem melainkan ketimpangan yang luar biasa.
Untuk itu, Anies mengatakan, kebijakan yang dibuat harus dapat mengangkat masyarakat di bawah ke atas serta menguatkan masyarakat yang lemah. Sebab, ketimpangan itu seperti bom waktu yang siap meledak.
Selain kebijakan, pemerintah Jakarta mencanangkan pendekatan gerakan, di mana pemerintah dan masyarakat berkolaborasi dalam pembangunan. Anies menyebutnya dengan City 4.0, di mana masyarakat ditempatkan sebagai co-creator. Dengan begitu, pemerintah dapat menjamah pembangunan terhadap manusia."Yang kita terlewatkan pembangunan manusia ini," ucap Anies.
ADVERTISEMENT
Meski mengutamakan pembangunan manusia, Anies tak menampik jika pembangunan infrastruktur perlu juga dilakukan. "Apakah pembangunan infrastruktur harus terhenti ? Tidak," tuturnya.