Perubahan Iklim : Peluang hingga Krisis Air

Konten dari Pengguna
15 November 2017 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Okky Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim menjadi momok yang menakutkan. Perubahan iklim yang masif tidak hanya meningkatkan suhu di bumi, sekitar 70-80 persen bencana alam yang terjadi sangat terkait dengan iklim.
ADVERTISEMENT
Climate Change Governance Advisor, USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketahan-APIK, Ari Mochamad mengatakan, masalah perubahan iklim merupakan masalah yang kompleks. Kebijakan terkait ekologi untuk mencegah atau memperlambat perubahan iklim akan terhubung dengan banyak sektor, misalnya ekonomi dan sosial.
“Poin saya adalah sebuah kebijakan berbicara lingkungan, maka ada elemen lain yang harus diperhatikan,” ucap Ari di Ballroom Kuningan City Room, Rabu (15\11), saat menjadi pembicara dalam Kumparan Onboarding Batch 2.
Ari menyarankan, mitigasi perubahan iklim menjadi langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi perubahan yang disebabkan iklim. Mitigasi perubahan iklim tidak hanya dilakukan dengan menanam pohon atau tidak menggunakan kendaraan, dari segi ekonomi, sektor swasta harus mulai menyoroti perubahan iklim sebagai peluang. Saat ini, tutur Ari, sekitar 50% pengusaha swasta sudah memanfaatkan perubahan iklim yang terjadi.
ADVERTISEMENT
“Fakta menunjukkan, masyarakat dunia sektor swasta, perubahan iklim sebagai swasta,” tambah Ari.
Keadaan air menjadi vital saat iklim terus berubah. Untuk itu, Public Affairs and Community Manager Coca-Cola, Andrew Hallatu mengatakan, kiris air mendapat sorotan khusus dari Coca-Cola. Andrew menyebutnya dengan water neutral, di mana mengembalikan kembali air ke alam dan warga sesuai dengan jumlah air yang digunakan perusahaannya.
“Setiap tahun kita hitung berapa miliyar air yang kita pakai, dan kita balikan kembali ke alam dan warga sesuai dengan air yang kita pakai,” kata Andrew.
Embung atau cekungan di atas bukit dan membuat resapan air menjadi dua program yang digagas oleh Coca-Cola. Selain untuk menyimpan air hujan yang dapat digunakan saat musim kemarau, wilayah sekitar embung dapat digunakan masyarakat untuk berkebun.
ADVERTISEMENT
“Jadi prinsip embung itu menabung ar di musim hujan dan digunakan saat musim kemarau,” ujar Pratomo, Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani.