Riwayat Kereta Api di Sulawesi

Konten dari Pengguna
19 Juni 2017 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Omar Mohtar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
17 Juni 153 tahun yang lalu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J. Baron Sloet van den Beele melakukan pencangkulan pertama pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Kemijen-Tanggung. Pembangunan jalur kereta api pertama di Jawa sekaligus Hindia Belanda sejauh 25 kilometer yang dilakukan oleh perusahaan Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij ini nantinya juga berhasil menghubungkan beberapa kota di Jawa. Keberhasilan NISM membangun jaringan kereta api dalam perjalanannya juga berhasil menarik minat perusahaan lain dan juga pemerintah Hindia Belanda sendiri untuk ikut membangun jaringan kereta api. Selain Jawa, jaringan kereta api juga dibangun di Sumatera dan Sulawesi. Jika di Jawa dan Sumatera kereta api bertahan hingga saat ini, lain cerita dengan kereta api di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Gagasan untuk membangun kereta api di Sulawesi pertama kali muncul setelah dilakukannya sebuah ekspedisi di Sulawesi pada akhir abad ke-19. Dari hasil ekspedisi tersebut, diketahui jika Sulawesi sangat baik untuk ditanam beberapa tanaman seperti kopi, beras, dan kelapa. Guna memperlancar pengangkutan hasil panen tanaman-tanaman tersebut, perlu dibangun sarana dan prasarana pendukung seperti jalan, jembatan, dan juga jaringan kereta api (Algemeen Handelsblad, 27 September 1917). Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan Sulawesi dan memancing para pemilik modal. Dalam Nederlandsch Indische Staatsspoor en Tramwegen (1921), dijelaskan jika penyelidikan awal pembangunan jaringan kereta api di Sulawesi sudah dilakukan pada tahun 1915. Namun hasilnya kurang maksimal, sehingga penyelidikan kembali dilanjutkan pada tahun 1917. Hasil dari penyelidikan tersebut adalah pembangunan jaringan kereta api dari Makassar ke Maros, kemudian diperpanjang melalui Tanete dan Marioriwawo untuk kemudian menuju ke Sengkang. Rancangan awal jalur Makassar-Maros selesai dibuat pada tahun 1918. Satu tahun kemudian giliran rancangan awal jalur Maros-Tanete yang selesai. Pemerintah Hindia Belanda menyetujui rancangan awal tersebut. Penyelidikan awal juga dilakukan untuk pembangunan jalur kereta api di wilayah Noordoost pada 1920. Staats Spoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda lalu membentuk Staatstramwegen op Celebes (STC) sebagai wakilnya untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan kereta api di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kereta api di Sulawesi mulai dilakukan pada tahun 1921, 57 tahun setelah pencangkulan pertama pembangunan jalur kereta api Kemijen-Tanggung. STC terlebihdahulu membangun jalur sepanjang 47 km, yang menghubungkan Makassar-Takalar. Jalur pertama di Sulawesi ini selesai dibangun pada pertengahan tahun 1922 (Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 21 April 1922). Namun, jalur tersebut tidak langsung dapat dipergunakan dan dibuka untuk umum. Jalur ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1923 (Tim Telaga Bakti Nusantara, 1997:83). Setelah lima tahun beroperasi, pada 1928 tersiar kabar yang menyatakan jika jalur sepanjang 47 km ini akan ditutup oleh SS. Namun, penutupan urung dilakukan karena SS masih mengucurkan bantuan dana kepada STC.
ADVERTISEMENT
Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1930, proposal untuk menghentikan kegiatan STC di Sulawesi benar-benar muncul (Het Vaderland, 26 Februari 1930). SS berpandangan jika jalur ini terus diaktifkan malah akan menimbulkan kerugian yang lebih banyak lagi. Akhirnya, pada pertengahan tahun 1930 jalur kereta api Makasar-Takalar resmi ditutup (De Telegraaf, 14 Juni 1930). Dalam Sejarah Perkerataapian Indonesia Jilid I dijelaskan beberapa hal yang membuat jalur ini tidak bertahan lama, salah satunya adalah karena kecilnya pendapatan yang di dapat dan diperparah dengan Depresi Besar dunia tahun 1930. Mahalnya harga tiket juga membuat angkutan ini tidak populer di kalangan masyarakat. Masyarakat lebih memilih angkutan darat seperti truk untuk mengangkut hasil bumi karena lebih murah (Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 7 Agustus 1930). Selain itu, jadwal keberangkatan dengan menggunakan truk lebih jelas daripada jadwal kereta api. Ditutupnya jalur Makassar-Takalar ini secara otomatis juga menutup rencana pembangunan jalur kereta api Makassar-Maros.
Peta Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api di Zuidwest dan Noordoost Sulawesi (Sumber: Boekoe Peringatan dari Staatsspoor en Tramwegen di Hindia Belanda 1875-1925).
ADVERTISEMENT
SS dan pemerintah padahal telah mempunyai rencana untuk mengembangkan jalur kereta api lain di wilayah Sulawesi. Dalam Boekoe Peringatan dari Staatsspoor en Tramwegen di Hindia Belanda 1875-1925 dijelaskan tentang jalur kereta api yang akan dibangun di wilayah Zuidwest dan Noordoost Sulawesi. Wilayah Zuidwest rencananya akan dibangun jalur kereta api dari Makasar kemudian menuju ke arah utara. Jalur ini melewati Maros, Tanete, Parepare, hingga Sengkang. Sementara itu untuk wilayah Noordoost jalur kereta api akan dibangun jalur dari Manado menuju Kema, Tondano, Langoan, dan Amurang.
Rencana SS untuk mengubungkan Makassar dengan Parepare dengan kereta api belum menemui titik temu. Usaha itu kini perlahan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia melalui PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Sejak tahun 2015, pembangunan jalur kereta api sepanjang 145 kilometer yang akan menghubungkan kedua kota tersebut sudah dimulai. Rencananya, kedua wilayah tersebut akan mulai terhubung dengan kereta api pada 2018 atau 2019 mendatang. Deru suara mesin kereta api pun akan kembali terdengar di Sulawesi setelah hampir sebelas windu menghilang.
ADVERTISEMENT