Hari Olahraga Nasional: Kisah Petarung Indonesia Berjuang di Panggung Dunia

ONE Championship
The Home Of Martial Arts
Konten dari Pengguna
9 September 2021 14:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ONE Championship tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Priscilla Hertati Lumban Gaol membentangkan bendera merah putih usai memberi kemenangan bagi Indonesia di ONE Championship. Foto: ONE Championship
zoom-in-whitePerbesar
Priscilla Hertati Lumban Gaol membentangkan bendera merah putih usai memberi kemenangan bagi Indonesia di ONE Championship. Foto: ONE Championship
ADVERTISEMENT
Sepanjang sejarah, olahraga selalu berperan penting dalam merekatkan dan memberi kebanggaan pada suatu negara.
ADVERTISEMENT
Semangat sportivitas, patriotik, dan respek kerap menjadi gaung utama dalam perhelatan olahraga antar bangsa. Lebih dari sekadar menang dan kalah, olahraga juga kerap menjadi kendaraan yang membawa perbedaan dalam kehidupan atlet.
Di Indonesia, Hari Olahraga Nasional (Haornas) diperingati setiap tanggal 9 September, untuk mengenang gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) perdana pada 1948 di Stadion Sriwedari. Haornas pertama kali disahkan pada 1983.
Selalu ada cerita di balik keringat perjuangan dari mereka yang mencoba mengibarkan bendera Indonesia setinggi-tingginya.
Pada peringatan Haornas ke-38, berikut adalah cerita tentang para atlet dari Bumi Pertiwi yang berjuang lewat seni bela diri dalam memberi perubahan bagi diri sendiri dan juga negeri.

"Dynamite" Eko Roni Saputra

Lebih dari separuh hidup Eko Roni dihabiskan dalam dunia olahraga. Mulai mengenal tinju sejak usia dini lewat bimbingan sang ayah, pria kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur, ini bertransisi menuju gulat demi mewakili daerahnya dalam ajang empat tahunan Pekan Olahraga Nasional (PON).
ADVERTISEMENT
Setelah membawa panji negara dalam berbagai ajang olahraga internasional – termasuk Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Eko Roni membuka halaman baru dalam kariernya saat bergabung dengan ONE Championship.
Kini, ia tinggal bersama keluarga di Singapura untuk mengasah kemampuan demi bisa memberikan prestasi tertinggi bagi Indonesia.
Kiprahnya terus menanjak. Setelah menelan kekalahan dalam debutnya, Eko bangkit dan meraih kemenangan kilat ronde pertama dalam lima laga berikutnya.

Priscilla Hertati Lumban Gaol

Saat remaja, mungkin tak terbesit dalam benak Priscilla untuk menjadi atlet olahraga kombat. Bahkan, ia baru mulai menekuni olahraga saat beranjak dewasa. Namun garis hidup seolah telah memilihnya. Kini ia merupakan srikandi MMA Indonesia yang berjuang di pentas dunia.
ADVERTISEMENT
Berkat pengalaman dalam wushu dan berkompetisi di berbagai kejuaraan dunia seperti Wushu World Championship dan Asian Games, Priscilla mengarungi dunia seni bela diri campuran profesional pada tahun 2017.
Meski sempat mengalami kekalahan pada dua laga perdananya, atlet asal Dolok Sanggul, Sumatra Utara, ini mampu bangkit dan mensejajarkan namanya di antara para atlet elite dunia lainnya.

Stefer “The Lion” Rahardian

Perjuangan Stefer menuju pentas dunia tidaklah mudah. Ia harus berjuang melawan cedera lutut sebelum menjalani debut dalam seni bela diri campuran.
Namun, semua penantian dan pengorbanan yang telah ia lakukan berbuah hasil saat ia menjadi Juara Turnamen ONE Jakarta Flyweight dengan mengalahkan dua lawan dalam satu malam.
Dengan latar belakang yang kuat dalam Brazlian Jiu-Jitsu (BJJ), serta etos kerja fenomenal untuk terus berkembang, Stefer mampu mencatatkan namanya sebagai salah satu atlet seni bela diri campuran terbaik dari Indonesia.
ADVERTISEMENT

“The Terminator” Sunoto

Sebagai salah satu atlet veteran, Sunoto telah menjalankan perannya dengan baik untuk menginspirasi generasi penerus.
Pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, tersebut muncul sebagai salah satu atlet dengan koleksi kemenangan terbanyak di ONE Championship.
Perjuangan Sunoto dimulai saat remaja, saat harus meninggalkan kampung halaman demi mencari kehidupan yang lebih baik. Kini, ia tengah mencoba membuka jalan bagi generasi penerus untuk turut berjuang membanggakan ibu pertiwi.

Adrian “Papua Badboy” Mattheis

Dengan gaya eksplosif dan menghibur, Adrian telah memenangkan hati para penggemar bela diri di dalam dan luar negeri.
Gaya bertandingnya berjalan beriringan dengan rekor yang ia catatkan. Pria berusia 28 tahun ini telah menorehkan 10 kemenangan dari 16 laga profesional yang telah ia jalani.
ADVERTISEMENT
Dengan catatan apik tersebut, ditambah potensi besar untuk berkembang, juara Turnamen ONE Jakarta Strawweight ini bisa diharapkan untuk menjadi atlet Indonesia pertama yang menantang Juara Dunia di ONE Championship.

Elipitua “The Magician” Siregar

Elipitua merupakan salah satu calon bintang menjanjikan dari Indonesia.
Ia telah mengoleksi empat kemenangan dari lima laga yang telah dilalui. Terlebih, semuanya diraih lewat cara yang impresif.
Berangkat dari disiplin gulat, transisinya menuju MMA berjalan mulus sejak menjalani debut pada awal 2018 lalu. Ia kini semakin diperhitungkan sebagai calon kontender elite di ONE Championship.

Rudy "The Golden Boy" Agustian

Rudy merupakan salah satu nama besar dalam kancah MMA nasional. Ia merupakan mantan penyandang sabuk OPMMA divisi flyweight.
ADVERTISEMENT
Meski dua laga terakhirnya di ONE berujung kekalahan, ia tetaplah menjanjikan karena memulai kiprahnya di panggung global dengan tiga kemenangan beruntun.
Rudy adalah atlet andalan Indonesia yang bisa tampil mengejutkan saat kembali berlaga nanti.

Download ONE Super App untuk Mengikuti Perkembangan Terbaru ONE Championship!

Selanjutnya, ONE Championship akan menggelar ONE: REVOLUTION pada Jumat, 24 September. Ajang ini akan menghadirkan tiga perebutan gelar Juara Dunia dan dapat disaksikan live dan gratis lewat Youtube, Vidio, Kaskus TV, dan Maxstream mulai pukul 17:30 WIB.
Selain itu, ajang ini juga disiarkan SCTV mulai pukul 23:30 WIB pada hari yang sama.