Jelang Premiere di Kompas TV, Ini Daftar Kandidat 'The Apprentice'

ONE Championship
The Home Of Martial Arts
Konten dari Pengguna
20 Maret 2021 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ONE Championship tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Terdapat 16 kandidat dari berbagai belahan dunia yang bersaing dalam serial televisi tanpa naskah 'The Apprentice: ONE Championship Edition' (ONE Championship)
zoom-in-whitePerbesar
Terdapat 16 kandidat dari berbagai belahan dunia yang bersaing dalam serial televisi tanpa naskah 'The Apprentice: ONE Championship Edition' (ONE Championship)
ADVERTISEMENT
"The Apprentice: ONE Championship Edition" akan tayang perdana di layar kaca Kompas TV mulai Senin, 22 Maret, pukul 22:00 WIB. Serial televisi tanpa naskah ini akan menghadirkan 16 kandidat dari berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Mereka akan bersaing dalam tantangan fisik beragam serta uji intelektualitas dalam berbisnis. Kemampuan berinovasi serta memimpin tim juga akan menjadi tantangan bagi tiap kandidat demi menjadi anak didik dari CEO dan Chairman ONE Championship, Chatri Sityodtong.
Jelang tayang perdana di layar kaca Indonesia, mari mengenal lebih dekat para kandidat terpilih yang telah menyisihkan ribuan pelamar lain dari seluruh dunia.

Alvin Ang (Singapura)

Alvin Ang (ONE Championship)
Alvin Ang tidak asing dalam menghadapi kesulitan, karena ia telah mengatasi berbagai tantangan sejak usia belia.
Ibunya menderita gangguan bipolar, yang akhirnya membuat kedua orang tuanya bercerai. Walau kehilangan sosok ibu dalam hidupnya, pria Singapura ini menjalin ikatan yang kuat dengan ayah dan saudara perempuannya.
Saat berusia 7 tahun, Alvin terdiagnosa dengan gangguan attention-deficit/hyperactivity (ADHD). Ia pun dikirim ke Thailand untuk hidup sebagai biksu dengan harapan bisa memberi manfaat bagi masa depannya. Pengalamannya di Thailand benar-benar memberi manfaat baru, dan saat ia kembali ke Singapura, Alvin mampu mengubah kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Ia menemukan seni bela diri, dan hanya dalam beberapa tahun, ia mewakili negara tercintanya dalam kompetisi Brazilian Jiu-Jitsu. Sepanjang perjalanannya, Alvin yang memiliki berbagai talenta ini juga mendirikan Singapore BJJ Open, turnamen tingkat atas untuk para pencinta grappling di "Negeri Merlion."
Motivasi terbesar dalam hidupnya adalah untuk menafkahi keluarganya dan menabung secukupnya demi membantu impian saudara perempuannya menjadi ahli saraf.
Alvin berharap semangat juang tak terpatahkan dan kemahiran bisnis luar biasa miliknya dapat membantunya memenangi "€œThe Apprentice: ONE Championship Edition."

Clinton Tudor (Selandia Baru)

Clinton Tudor (ONE Championship)
Clinton Tudor ingin memanfaatkan kesempatan kedua dalam hidupnya untuk menjadi anak didik dari Chatri Sityodtong.
Tudor mengalami kecelakaan berat saat bersepeda BMX, yang membuat para dokter ragu apakah ia akan mampu kembali berjalan. Namun, pria asal Selandia Baru itu bertahan, dan mulai bangkit secara perlahan di luar ekspektasi para ahli.
ADVERTISEMENT
Saat putrinya mulai ragu mengejar mimpi untuk menjadi bintang BMX, saat itulah Tudor merasa terjatuh dalam hidupnya. Hal itu ia anggap sebagai bagian paling menyedihkan.
Setelah menyerah dari usahanya memenuhi impian dirinya dan putrinya untuk menjadi superstar BMX, ia menemukan Muay Thai, dan seni bela diri ini memberinya tujuan baru. Ia lalu beralih ke dunia teknologi dan mendirikan Interlike App.
Kini, Tudor ingin menggunakan kemahiran bisnisnya untuk menunjukkan pada dunia bahwa ekspektasi banyak orang seharusnya tidak menentukan siapa diri Anda, baik dalam kehidupan maupun di ruang kerja.

Eugene Chung (Amerika Serikat)

Eugune Chung (ONE Championship)
Eugene Chung siap untuk mengatasi rintangan apa pun yang menghalangi dirinya meraih kesuksesan.
Pebisnis dan digital marketing strategist ini dibesarkan oleh ibunya di Hawaii, Amerika Serikat. Walau ayahnya tidak hadir dalam kehidupannya, sang ibu menjalani beberapa pekerjaan dan membangun beberapa perusahaan demi mendukung kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Merasa terabaikan di rumah, Eugene akhirnya keluar saat dirinya berusia 16 tahun dan tinggal di bagian Hawaii yang cukup keras. Ia teralihkan ke jalur yang buruk, namun seni bela diri kembali membawanya ke arah yang positif. Melalui seni bela diri, serta dukungan dari pelatih dan rekan satu timnya, ia mulai mengubah hidupnya.
Mencari awalan yang baru, Eugene pindah ke New York saat berusia 18 tahun. Dengan menyaksikan bagaimana ibunya bekerja keras demi mencukupi kebutuhannya selama masa remaja, pria Hawaii ini termotivasi untuk bekerja keras di kota yang dijuluki "The Big Apple"€ itu dan memberi kehidupan yang lebih nyaman bagi ibunya.
Pada tahun 2018, Eugene dan rekannya mendirikan agensi kreatif untuk bakat-bakat baru dengan 20 fotografer dan videografer yang bekerja untuknya, dimana satu tahun setelah itu, ia memulai perusahaan konsultan digital dan media sosial. Pada 2020, ia bergabung dengan tim programmatic Forbes, dimana ia memberi strategi pemasaran digital untuk berbagai agensi dan merek.
ADVERTISEMENT
Sebagai kandidat termuda di "The Apprentice: ONE Championship Edition,"€ Chung berharap untuk menjadi anak didik dari Chairman dan CEO ONE, Chatri Sityodtong, serta berkeinginan untuk memberi motivasi pada generasi muda untuk mengambil resiko dan mengejar mimpi mereka.

Irina Chadsey (Rusia)

Irina Chadsey (ONE Championship)
Irina Chadsey menjadi pribadi yang cocok untuk menghadapi berbagai tantangan di "The Apprentice: ONE Championship Edition"€ berkat semangat kompetitif yang tinggi, sikap selalu menerima tantangan, serta kecerdasan kognitif dan emosional yang dimilikinya.
Wanita Rusia ini bertumbuh di rumah tangga berpenghasilan rendah dengan berbagai kesulitan, namun ia menggunakan itu sebagai motivasi untuk terus berkembang dan meraih mimpinya.
Selama 10 tahun terakhir, ia bekerja untuk perusahaan pemasaran rumah raksasa, Jones Lang LaSalle, sampai meraih posisi Senior Associate, dengan tanggung jawab menangani aktivitas penjualan investasi di seluruh Asia.
ADVERTISEMENT
Selain membangun karier bisnis yang kuat, Irina sangat bersemangat menjalani segala hal terkait kebugaran tubuh sebagai bentuk ekspresi diri dan disiplin, serta melatih kekuatan mental dan fisiknya. Ia mendedikasikan diri untuk berlatih lima atau enam kali seminggu, yang membuktikan bahwa tak ada yang tak dapat dilakukan oleh seorang wanita.
Perempuan berusia 30 tahun ini meyakini bahwa kekuatan terbesar yang dibawanya ke dalam "The Apprentice: ONE Championship Edition" adalah kegigihan, kesempurnaan dalam berbagai hal, serta kemampuan untuk berpikir di luar kebiasaan dan mencari solusi kreatif untuk memecahkan masalah tersulit sekali pun.

Jessica Ramella (Venezuela)

Jessica Ramella (ONE Championship)
Jessica Ramella membawa kemampuannya menyelesaikan masalah dan sumber daya yang dimilikinya ke dalam tiap tantangan, dan berharap bahwa itulah yang diperlukan untuk membuktikan diri sebagai seseorang yang dapat bekerja di bawah Chairman dan CEO ONE Championship.
ADVERTISEMENT
Lahir dan tumbuh besar di Venezuela, Jessica meninggalkan negara yang terdampak krisis dan kondisi keluarga yang sulit saat ia berusia 18 tahun demi menciptakan peluang baru bagi dirinya. Ia berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain untuk mengejar impian profesionalnya dalam dunia bisnis.
Sang penjelajah ini mendapatkan berbagai pengalaman sepanjang perjalanannya, dan ia kini bekerja sebagai Direktur Pemasaran di perusahaan perangkat lunak internasional terkemuka.
Ramela merangkum bahwa kelebihan dan kekurangan terbesarnya adalah dirinya yang perfeksionis, karena ia tak hanya menetapkan standar yang tinggi bagi dirinya dan orang-orang di sekelilingnya, namun terkadang ekspektasi itu juga membuatnya terjatuh.
Kini, ia berharap dapat menggunakan sikap pantang menyerahnya untuk menetapkan standar yang tinggi bagi para kompetitornya, serta mengejar impian menjadi anak didik Chatri Sityodtong.
ADVERTISEMENT

Joy Koh (Singapura)

Joy Koh (Singapura)
Joy Koh menjadikan passion dalam olahraga gimnastik sebagai profesi. Ia memberikan beberapa program yang sukses di berbagai sekolah internasional, membuka sasananya sendiri, serta menjadi juri untuk berbagai kompetisi di tingkatan Kejuaraan Dunia. Kini, ia mencoba untuk mengubah hidupnya dan menjadi anak didik dari Chatri Sityodtong.
Saat kecil, wanita Singapura ini dirundung oleh pelatihnya karena bentuk tubuhnya, dan mereka mengatakan ia tak akan pernah berhasil. Sebaliknya, ia tak membiarkan perkataan itu mendefinisikan dirinya dan memberinya determinasi dalam mengembangkan cara yang lebih baik untuk berbagi semangat dalam olahraga dan memberi dampak positif bagi kehidupan anak-anak.
Sebagai seorang pelatih, Joy memperkuat kemampuan para muridnya dengan pemikiran positif. Ia tidak mengutamakan medali atau kejuaraan, namun dirinya melihat perkembangan lain dari para muridnya itu, baik di atas matras atau di kehidupan nyata.
ADVERTISEMENT
Setelah pengalihan dalam kariernya, yaitu memimpin tim operasional di perusahalan waralaba industri F&B dengan pertumbuhan tercepat dan berkutat dalam analisis data di sebuah perusahaan FMCG, ia kembali menjalani panggilannya untuk memberdayakan generasi selanjutnya.
Sejak itu, wanita Singapura ini telah membentuk dan mendukung banyak murid, dimana rekam jejaknya juga diakui secara internasional.
Joy kini berharap dapat menggunakan kecerdasannya untuk mengubah arah hidupnya dan menjadi anak didik di bawah Chatri Sityodtong. Direktur program gimnastik berusia 36 tahun ini akan membawa pemikiran positif andalannya dan etika yang kuat saat memasuki ruang rapat demi menggapai impian ini.

Kexin Ye (Jerman)

Kexin Ye (ONE Championship)
Kexin Ye ingin membuktikan bahwa ia dapat bersaing dengan para pelaku bisnis profesional paling berpengalaman di dalam ruang rapat.
ADVERTISEMENT
Setelah kedua orang tuanya bercerai saat ia berusia 2 tahun, Kexin dibesarkan oleh sang ayah. Ia menumpuk kekecewaan mendalam terhadap ibu yang meninggalkannya, dan saat ia remaja, ia terjatuh ke dalam depresi berat.
Namun, saat masih berada di sekolah menengah atas, Kexin mengubah kesulitan itu menjadi sebuah kerja keras. Warga Jerman ini memulai perusahaan pertamanya yang menjual biji kopi di pasar lokal. Tujuan utamanya adalah untuk memberi upah yang wajar pada para petani kopi di negara berkembang dengan mengeliminasi para makelar.
Di universitas, Kexin memulai perusahaan lain yang menjual perhiasan dengan harga terjangkau. Kini, ia membanggakan diri sebagai Entrepreneur in Residence di Berlin.
Kexin pun berharap untuk menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya di bawah bimbingan entrepreneur berpengalaman Chatri Sityodtong.
ADVERTISEMENT

Lara Pearl Alvarez (Filipina)

Lara Pearl Alvarez (ONE Championship)
Lara Pearl Alvarez ingin memberi inspirasi bagi negaranya dan seluruh manusia di dunia melalui kisah hidupnya yang inspiratif.
Lahir di Baguio, Filipina, Lara mengetahui rasanya mengatasi kesulitan. Sebagai seorang anak, ia bekerja di bawah terik matahari di lahan pertanian ayahnya selama berjam-jam, tempatnya memanen hasil bumi dan menjualnya di pasar lokal.
Tak lama, wanita Igorot ini mulai berlatih seni bela diri – awalnya dalam disiplin arnis di sekolah menengah atas, lalu taekwondo di perguruan tinggi, lalu wushu, disiplin yang diperkenalkan secara luas oleh Team Lakay dari kota Baguio di ONE Championship. Dengan mempelajari bela diri, ia mendapatkan nilai-nilai terpenting dalam hidup seperti kedisiplinan, kerendahan hati dan integritas yang membantu Lara meraih kesuksesan dalam kehidupan profesional dan pribadinya.
ADVERTISEMENT
Saat berusia 22 tahun, ia ditinggalkan oleh mantan kekasih yang telah menghamilinya. Setelah anaknya lahir, Lara menjalani peran sebagai ayah dan ibu guna membesarkan anak lelakinya itu seorang diri, dengan bantuan keluarganya. Sebagai tambahan dari tanggung jawab luar biasa itu, ia bekerja sebagai akuntan dan berlatih bersama para Juara Dunia di Team Lakay.
Saat ini, Lara siap untuk mengatasi sebuah rintangan lainnya: ruangan rapat, dengan harapan menjadi anak didik Chatri Sityodtong.

Louie Sangalang (Filipina)

Louie Sangalang (ONE Championship)
Louie Sangalang dulunya dikenal sebagai remaja pemberontak, sebelum bertumbuh menjadi pria berintegritas tinggi.
Lahir di Baguio, Filipina, keluarga Sangalang seringkali berpindah dan tinggal di beberapa provinsi, dimana ia menyaksikan realita kehidupan keras di negara dunia ketiga.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemuda yang diliputi kecemasan, Louie seringkali terlibat perkelahian, memiliki ketergantungan terhadap alkohol dan menjadi ayah pada usianya yang ke-21. Namun, setelah sembuh dari kanker usus buntu pada usia 23 tahun, ia menyelesaikan studi dan meraih gelar humaniora, serta lebih terlibat lagi dalam kehidupan putrinya.
Sangalang juga mulai berlatih bela diri campuran setelah pengalamannya mengatasi kanker itu, dimana ia berhasil menjadi Juara URCC Featherweight tak terkalahkan dari tahun 2003 sampai 2005. Pada 2005 itu, Sangalang menjadi semifinalis untuk acara "œKamao: Matira and Matibay," sebuah serial realitas TV tinju pertama di Filipina.
Setelah karier profesional dalam olahraga tarung, Louie kemudian memasuki beberapa industri, seperti industri keuangan mikro, hiburan, perhotelan, kasino, jasa outsourcing proses bisnis, serta asuransi. Akhirnya, ia menapaki jenjang karier di AXA Philippines, dari posisi Brand & Communications Officer menjadi Executive Assistant to the CEO, sebelum akhirnya menjadi Head of Procurement and Purchasing.
ADVERTISEMENT
Louie pensiun dini dan keluar dari sekolah bisnis untuk membuka perusahaan konsultan pengadaan miliknya sendiri, serta mengajar di tiga universitas di kawasan Metro Manila. Proyek terakhirnya melibatkan Metro Manila Development Authority (MMDA) dan Bank Dunia.
Pada 2018, Louie menjadi penyintas kanker pertama asal Filipina yang menyelesaikan ajang North Pole Marathon. Di tahun yang sama, ia menyelesaikan ajang perdana Ironman Philippines, serta mendapatkan promosi sabuk ungu BJJ dari Profesor Fernando Salvador, di bawah Pedro Sauer BJJ Association.
Kini ia ingin membawa ketajaman bisnis dan olahraga yang ia miliki ke dalam ruang rapat, dimana ia berharap menjadi anak didik Chatri Sityodtong.

Monica Millington (Amerika Serikat)

Monica Millington (ONE Championship)
Monica Millington bukanlah kandidat yang hanya mampu bekerja seadanya, dan ia berencana untuk menciptakan sesuatu yang baru saat berada di "The Apprentice: ONE Championship Edition."
ADVERTISEMENT
Wanita kelahiran 30 tahun silam ini datang dari keluarga profesional yang sukses dalam bidang pemasaran rumah, namun ia pun memilih jalurnya sendiri.
Monica memiliki semangat entrepreneur sejak usia muda dengan menjual karya seni pada tetangga dan pakaian rajutan pada teman-temannya. Bakat yang terdorong oleh kemandirian wanita asal Amerika Serikat ini berlanjut selama masa kuliah, dengan membangun portofolio sebagai desainer grafis dan fotografer paruh waktu sebelum bekerja sebagai penyelenggara acara di Texas.
Pada September 2020, Millington meluncurkan sebuah bisnis yang paling ambisius€ –“ Tropick, perusahaan yang memproduksi pakaian santai aktif bagi kaum pria.
Monica terdorong untuk meraih kesuksesan terlepas tantangan apa pun, serta memiliki kepercayaan diri yang teguh akan talentanya. Tidak pernah berpuas diri, ia kini memulai tantangan terbarunya: menjadi "The Apprentice"
ADVERTISEMENT

Nazee Sajedi (Amerika Serikat)

Nazee Sajedi (ONE Championship)
Nazee Sajedi menjalani kesuksesan besar dalam industri aviasi yang notabene didominasi para pria. Hal ini karena ia memiliki misi untuk mendorong dan memberdayakan kaum wanita, serta membimbing generasi profesional muda.
Terinspirasi oleh seorang anggota keluarga yang menjadi pilot angkatan udara, Sajedi selalu terpesona oleh keajaiban dari dunia penerbangan dan ia belajar menjadi penerbang sejak usia muda. Ia telah menjual pesawat pribadi, mengembangkan platform pemesanan helikopter on-demand, serta menjabat sebagai Head of Operations untuk perusahaan dalam bidang industri taksi udara, yang memungkinkan adanya generasi penerbangan selanjutnya.
Sebagai pelengkap dari seluruh pencapaian monumental itu, wanita bertalenta asal Amerika Serikat ini juga menjabat sebagai penasehat untuk NASA dan menjadi relawan di beberapa yayasan pemberdayaan perempuan.
ADVERTISEMENT
Sajedi termotivasi oleh berbagai tantangan baru, dan pakar penerbangan ini berencana untuk mencapai tingkatan berikutnya di acara "The Apprentice: ONE Championship Edition."
Pembelajar cepat asal AS ini ingin menggunakan kemampuannya untuk bersinar dan menampilkan berbagai talentanya demi memenangkan kompetisi bisnis dengan pertaruhan besar itu.

Niraj Puran Rao (India)

Niraj Puran Rao (ONE Championship)
Niraj Puran Rao ingin meninggalkan legasi dimana pun ia berpijak.
Pola pikir yang sarat dengan kegigihan dari seorang entrepreneur dengan berbagai keterampilan ini membuatnya berjaya sepanjang kariernya, yang dimulai sebagai atlet sepak bola profesional di India. Dedikasi dan komitmen yang ia miliki dalam bermain sepak bola memang tak tertandingi oleh rekan-rekannya.
Meski sepak bola membentuk dirinya, namun olahraga itu tak mencukupi kebutuhan finansial Rao, yang memiliki rencana hidup yang lebih besar lagi. Demi karier yang lebih menguntungkan, ia memutuskan menggantung sepatu demi meraih gelar MBA dalam bidang Manajemen Olahraga.
ADVERTISEMENT
Pada 2017, ia memenangkan sebuah acara realitas televisi India, “Asli Champion,” yang menguji kemampuan fisik dan mental terbaik di India. Satu tahun setelah itu, ia mendirikan JOATFIT, perusahaan kebugaran tubuh online yang mempromosikan pola hidup sehat.
Terlepas dari kesuksesannya, Rao merasa ada sesuatu yang hilang dan memutuskan untuk mengembangkan kemampuannya dengan bergabung di tim pemasaran International Health, Sports & Fitness Festival India pada tahun 2019.
Seluruh pengalaman itu meyakinkannya bahwa ialah sosok yang sempurna untuk menjadi anak didik Chatri Sityodtong.

Paulina Purnomowati (Indonesia)

Paulina Purnomowati (Indonesia)
Semenjak usia belia, ayah Paulina Purnomowati selalu mendorongnya untuk menjadi pemimpin yang berani, dan wanita asal Jakarta ini pun menjalani perkataan ayahnya tersebut, baik dalam karier profesional atau kehidupan pribadinya.
ADVERTISEMENT
Paulina, yang menyandang gelar MBA di bidang International Business & Marketing dari Northeastern University di Boston, Massachusetts, AS telah menjadi salah satu sosok kuat dalam kancah bisnis di Asia Tenggara, dengan memegang posisi kepemimpinan penting di beberapa perusahaan besar.
Ia menjabat sebagai Country Head Indonesia di Global Brands Group Asia, Country Manager di Inditex Indonesia dan Country Manager Indonesia di Valiram Group.
Selain itu, di luar jenjang karier profesionalnya, ia menjadi mentor bagi para entrepreneur muda, berlatih tarian kontemporer untuk meditasi, dan mengikuti berbagai ajang triathlon.
Kendati ayah dan ibu Paulina telah tiada, pelajaran hidup yang mereka tanamkan bagi putri mereka ini membawanya meraih kesuksesan luar biasa, dan jelas bahwa ia akan bersandar pada seluruh pedoman itu saat berkompetisi di "€œThe Apprentice: ONE Championship Edition."
ADVERTISEMENT

Roman Wilson (Amerika Serikat)

Roman Wilson (ONE Championship)
Roman Wilson siap membawa semangat kompetitifnya ke tingkatan selanjutnya di "€The Apprentice: ONE Championship Edition."
Willson datang dari keluarga atlet. Ia merupakan pemain American Football tingkat perguruan tinggi yang memecahkan rekor di Princeton University dan berlanjut pada tingkatan profesional di Japanese X-League, dimana ia tampil mewakili tim yang berbasis di Tokyo Asahi Beer Silver Stars. Ayahnya bermain di NFL, sementara dua saudara lelakinya bermain di NCAA Divisi I.
Gaya hidup atletis ini memberinya pengetahuan serta pemikiran untuk mengatasi tantangan berat, dan Wilson mengetahui apa yang harus ia lakukan untuk mendorong dan meraih kesuksesan.
Ia pun membawa mentalitas pemenang tersebut ke dunia korporat, dengan pekerjaan di sebuah perusahaan pengelola investasi global (hedge fund) di Tokyo, Jepang, di Wall Street, serta bersama salah satu konglomerat terbesar Asia Tenggara di Filipina. Kini, ia terfokus di bidang investasi dan penasehat di sektor pangan dan agrikultur.
ADVERTISEMENT
Bagi Wilson, pengetahuan adalah kekuatan. Pemikiran inilah yang membantunya berbaur dalam berbagai peran dengan kebudayaan yang sangat berbeda. Ia menganggap dirinya sebagai jembatan multikultural antara budaya Barat dan Timur.
Dengan pengalaman yang luas dari berbagai belahan dunia, Wilson meyakini bahwa ia memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi anak didik Chatri Sityodtong di ONE Championship.

Sho Takei (Jepang)

Sho Takei (ONE Championship)
Kemana pun Sho Takei berkelana, kesuksesan kerap mengikutinya.
Takei, menjalani studinya di sekolah menengah atas internasional di Shanghai, Tiongkok, adalah atlet superstar. Pria berbakat asal Jepang ini pernah menyandang posisi kapten di berbagai tim olahraga dan menjadi satu-satunya murid yang meraih penghargaan “Sportsman Of The Year” empat tahun berturut-turut.
Kesuksesan atletis tersebut pun mengikuti dirinya masuk ke dalam dunia bisnis.
ADVERTISEMENT
Takei bekerja di berbagai industri sejak ia meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis di bidang Pemasaran dari Hong Kong University Of Science And Technology.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, ia menghabiskan tiga tahun gemilang sebagai perekrut di Uber dan memenangkan penghargaan “Uber Pitch Competition” saat berkompetisi melawan karyawan dari negara lainnya. Ia menggunakan hadiah yang didapatkannya untuk membeli cincin pertunangan bagi kekasihnya saat itu.
Setelah era brilian di perusahaan teknologi raksasa itu, Takei pergi dan bergabung bersama beberapa mantan rekan kerjanya untuk membangun HYRE, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekrutmen dan pencarian posisi eksekutif berbasis digital di Tokyo dengan visi untuk menjadi salah satu agensi terbaik di Asia dalam bidangnya.
Takei seringkali disebut sebagai 'The Last Samurai'€ dari para rekannya, karena ia menjalani prinsip ‘bushido’, seperti penghormatan, keberanian dan loyalitas – dimana ia ingin menampilkan semangat kesatria itu dalam edisi terberat dari "The Apprentice" sejauh ini.
ADVERTISEMENT

Teirra Kamolvattanavith (Thailand)

Teirra Kamolvattanavith (ONE Championship)
Perjalanan Teirra Kamolvattanavith memang tak sepenuhnya lurus, namun wanita kelahiran 26 tahun silam ini yakin mampu menggapai puncak yang baru dan mengungguli pesaingnya.
Jurnalis ini lahir dan bertumbuh besar di Bangkok, Thailand, dalam rumah tangga yang konservatif dengan salah satu anggota keluarga yang bermasalah dalam mengatasi emosinya. Karena itu, Teirra dilarang berbicara dan mengekspresikan pemikirannya. Sayangnya terdapat beberapa kejadian saat sosok ini menyerangnya secara fisik.
Akhirnya, Teirra mempelajari Muay Thai sebagai pertahanan diri dan meyakini bahwa "seni delapan tungkai" akan membantunya mengendalikan amarahnya sendiri. Ia juga mampu menggunakan disiplin yang diajarkan oleh seni bela diri ini untuk berdiri teguh demi dirinya sendiri.
Lalu, Teirra terbang ke Amerika Serikat demi mengejar pendidikan yang lebih tinggi, dan saat kembali ke Thailand, ia bekerja di dunia media. Ia menggunakan suaranya untuk mengungkap kebenaran dan berkontribusi kepada komunitasnya, dan meraih penghargaan “Best Single News Story” dari Asian Academy Creative Awards pada 2019.
ADVERTISEMENT
Kini, ia berharap akan menaklukkan kompetisi demi menjadi anak didik Chatri Sityodtong.