Raja Submission Grappling Kade Ruotolo Tak Sabar Jalani Debut MMA

ONE Championship
The Home Of Martial Arts
Konten dari Pengguna
4 Juni 2024 9:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ONE Championship tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kade Ruotolo, Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling. Foto: ONE Championship
zoom-in-whitePerbesar
Kade Ruotolo, Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling. Foto: ONE Championship
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo tak lama lagi akan memasuki Circle sebagai seniman bela diri campuran profesional untuk pertama kalinya.
ADVERTISEMENT
Dalam ajang ONE 167: Tawanchai vs. Nattawut II pada 8 Juni, yang bertepatan dengan jam tayang utama Amerika, atlet muda fenomenal ini akan melakoni debut MMA melawan Blake Cooper.
Pertarungan mereka akan berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Thailand, dan ia tahu laganya bakal menyita perhatian para penggemar submission grappling serta MMA.
Pada usia yang baru menginjak 21 tahun, Ruotolo bisa dibilang telah menasbihkan namanya sebagai grappler pound-for-pound terbaik di muka bumi. Di samping rekor tak terkalahkannya di ONE Championship dan sabuk emas seberat 26-pon, ia adalah Juara Dunia ADCC termuda.
Namun, meski Brazilian Jiu-Jitsu adalah cinta pertamanya, pria asal California ini tak sabar untuk menguji diri dalam MMA yang menggabungkan segala jenis bela diri.
ADVERTISEMENT
Ia berbicara pada onefc.com tentang semangatnya untuk berlaga dengan mengenakan sarung tinju seberat 4-ons.
“Bung, ini adalah dunia yang benar-benar berbeda, itu pasti. Saya telah dan semakin jatuh cinta pada [olahraga] ini setiap hari. Ini adalah hal baru. Ini menyenangkan. Bukan berarti jiu-jitsu tidak. Saya cinta jiu-jitsu, adrenalin saya selalu terpompa, tapi ini adalah hal menyenangkan yang berbeda. Sulit untuk menjelaskannya, saya hanya benar-benar bersemangat untuk menampilkan pada dunia apa yang saya bisa.”
Dalam dunia submission grappling, Ruotolo menyerang seperti dinamo yang menyengat dan dikenal akan agresivitas tanpa henti dan pemburu kuncian kreatif.
Menghadapi Cooper, ia berharap bisa menampilkan gaya bertarung yang sama menghiburnya.
Tentu saja, ia ingin meraih kemenangan cepat, tetapi tujuan akhirnya adalah untuk menghibur semua penggemar di Bangkok dan penonton yang menyaksikan di lebih dari 190 negara di dunia:
ADVERTISEMENT
“Saya ingin menampilkan sebuah pertunjukan. Saya ingin bersenang-senang di sana. Tentu saja, saya mengincar penyelesaian, and saya yakin akan mendapatkan finis. Seperti halnya dalam laga-laga jiu-jitsu, saya ingin ada alasan lain selain kemenangan agar orang-orang menonton pertandingan saya. Saya ingin orang-orang bersemangat, tercengang, dan saya ingin menghibur. Itulah tujuan saya pada [8 Juni.]”
Setelah menginjakkan kaki di puncak submission grappling, jelas bahwa Ruotolo punya modal besar untuk meraih kesuksesan yang sama dalam MMA.
Namun, di lebih dari kemampuan grappling kelas dunia, ia memiliki satu faktor kunci yang membedakannya dari para atlet BJJ lain yang bertransisi menuju MMA – hasratnya untuk berperang:
“Sejujurnya, saya suka bertarung. Tak tahu mengapa, tapi saya menyukainya. Ada satu hal spesial tentang itu.”
ADVERTISEMENT