
Madame la directrice, I đź’— You
21 Juni 2021 17:56
·
waktu baca 4 menitSebagai penulis yang sering dipertanyakan kenapa “ngehek”, “nyinyir”, “borjuis”, “keminggris”, saya berutang banyak kepada puisi-puisi Toeti Heraty (Rest In Eternal Cocktail Party) sehingga akhirnya saya berani menjadi diri saya sendiri yang sepenuhnya—ngehek, nyinyir, borjuis, keminggris.
Kalau penyair laki-laki sok kosmopolitan segenerasinya seperti Goenawan Mohamad, misalnya, membuat kota-kota di luar negeri sebagai latar belakang eksotis puisi-puisi mereka—seperti influencer lagi pamer foto-foto liburan di Instagram #wanderlust—Toeti, yang hanya dari melihat judul-judul puisinya kita tahu sering berkelana ke luar negeri (“Geneva Bulan Juli”, “New York I Love You” yang di kemudian hari diganti judulnya jadi “I 💙 New York”, “Surat Dari Oslo”), melihat kota-kota itu dengan santai saja, seperti nongkrong di kafe dan mending konsentrasi mengoles mentega di croissant daripada nontonin jalanan.
(Madame la directrice, putri Bapak Beton Indonesia Roosseno Soerjohadikoesoemo yang memulai kariernya dengan mendirikan Biro Insinyur Roosseno & Soekarno (ya, Ir. Soekarno yang itu) punya kafe sendiri di Galeri Cemara 6 miliknya di Menteng, yang juga museum dan losmen favorit seniman-seniman dan aktivis nusantara (“agak terhormat dengan sebutan Galeri?” :D). Jika telepon ke asistennya tidak diangkat, orang akan dinasihati untuk datang saja pagi-pagi ke Cemara. Bu Toeti pasti ada di situ sedang menikmati petit-déjeneur-nya. Kafenya satu lagi di Oktroi Plaza Kemang juga tempat nongkrong yang asoy jauh sebelum ada Starbucks di seberang.)
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814