Menikmati Masakan Padang Bernuansa Vegetarian

Penampakan depan rumah makan Loka Padang.

Masakan Padang. Mendengar kedua kata itu saja sudah dapat dibayangkan seporsi nasi hangat yang dituang kuah santan di atasnya, dengan daun singkong dan cabe merah yang ada di sampingnya. Jangan lupa cuci tangan untuk menikmati masakan padang tersebut menggunakan tangan hampa, cara yang paling nikmat tentunya bukan? Mengetik satu paragraf ini saja sudah membuat aku ingin memesan nasi padang sekarang juga.

Well anyway, siapa yang tidak suka dengan masakan asal Minangkabau ini? Menggunakan rempah-rempah konon menjadi rahasia kesuksesan masakan ini. Tidak heran masakan ini adalah yang paling kurindukan ketika sedang melipir ke luar negeri. Dan tidak heran pula, jika salah satu menu masakan padang, yaitu Rendang, menjadi makanan terlezat di dunia empat tahun berturut-turut versi CNN Travel.

Suasana Indoor Loka Padang

Suasana Indoor Loka Padang

Sayangnya di balik rasanya yang luar biasa nikmat, masakan Padang memiliki kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi. Sehingga apabila mengkonsumsi masakan Padang secara berlebihan bisa menyebabkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang menjadi sumber berbagai penyakit di dalam tubuh. Dengan berbagai informasi di atas, diriku langsung penasaran ketika ada teman yang merekomendasikan restoran Loka Padang, yang terletak di Sudirman Park Blok C No. 27, Jakarta.

Kenapa aku penasaran? Well, ini bukan rumah Padang biasa. Loka Padang adalah restoran Padang yang menyajikan makanan vegetarian yang diolah dengan bumbu Padang. Menarik bukan? Loka sendiri berasal dari bahasa sansekerta "Loka Samasta Sukhino Bhavantu" yang artinya semua makhluk hidup berbahagia dan bebas. Mungkin sang owner berharap kita semua bisa menikmati Padang dengan bahagia dan sehat kali, ya.

Suasana Indoor Loka Padang

Suasana Indoor Loka Padang

Beroperasi sejak bulan Februari 2019, Loka Padang memiliki visi menyajikan hidangan vegetarian yang enak dan sehat dengan cita rasa masakan Padang. Tentunya mereka tidak mengklaim bahwa makanan mereka 100 persen sehat. Namun, penggunaan bahan-bahan vegetarian yang berkualitas setidaknya dapat mengurangi efek samping yang tidak sehat dari masakan Padang pada umumnya.

Dendeng Balado

Penasaran bagaimana masakan Padang yang diolah tanpa menggunakan daging? Mari kita mulai dari seporsi dendeng balado (Rp.20.000,-) yang presentasinya persis dengan yang kalian bisa temukan di restoran Padang. Teksturnya renyah dilengkapi dengan jamur, papeda dan nasi yang di-blender. Sambal baladonya memang tidak se-bold bumbu balado di restoran Padang, namun teksturnya persis seperti dendeng yang pernah kalian makan di restoran Padang.

Paket B

Rendang Kentang

Lanjut ke Paket B mereka (Rp. 40.000,-) yang menghadirkan nasi merah/nasi putih dengan sambal ijo/sambal merah serta dua lauk dan satu sayuran. Untuk lauknya aku pilih rendang kentang dan tempe mendoan, sedangkan untuk sayurnya aku memilih ubi tumbuk. Rasa rendang kentangnya mirip dengan perkedel kentang dengan twist bumbu rendang di dalamnya. Surprisingly aku suka karena tekstur kentangnya mengingatkan tekstur daging rendang yang sedikit empuk. Ubi tumbuknya adalah representasi dari daun singkong yang ditumbuk, sehingga rasanya tidak jauh dari daun singkong pada umumnya.

Paket C

Rendang Jamur dan Gulai Champion

Paket C (Rp. 45.000,-) tidak memiliki banyak perbedaan dengan Paket B, perbedaannya hanya jumlah lauk yang lebih banyak yaitu tiga lauk. Untuk Paket C aku memilih rendang jamur, gulai champion, bakwan jagung, gulai kapau dan sambal merah. Rasa rendang jamurnya seperti rasa bumbu rendang dengan penggunaan jamur sebagai pengganti daging.

Gulai champion memiliki rasa bumbu gulai yang cukup medok dengan tekstur jamur yang diolah tidak terlalu lembek. Gulai kapau sendiri adalah sayur nangka, kacang panjang dan kol yang menggunakan bumbu gulai. Harus diakui bumbu gulai mereka lebih bold rasanya dibandingkan bumbu rendangnya.

Sate Padang

Belum selesai sampai di sana, aku mencoba Sate Padang (Rp. 25.000,-) yang selalu jadi favorit aku di restoran Padang. Presentasinya ketika datang sungguh persis dengan presentasi sate padang pada umumnya. Bumbunya yang kental sungguh menggoda mata dan saat suapan pertama ada tekstur kenyal dan empuk yang kalian biasa temukan di sate padang.

Menariknya, tekstur itu datang bukan dari daging sapi, melainkan kombinasi tahu dan jamur. Speechless karena sepersis itu dengan sate padang dari daging pada umumnya. Wow.

Tempe Bakar Padang

Es Pandan Latte

Diakhiri dengan Tempe Bakar Padang (Rp. 7.500,-) yang rasanya menurut aku seperti tempe bakar pada umumnya (tidak ada twist Padang di dalamnya) dan Roti Bakar Cokelat (Rp. 20.000,-) dengan rasa yang pas dan sesuai dengan sebagaimana roti bakar seharusnya. Untuk minuman, aku pesan Teh Tarik Loka (Rp. 21.000,-). Bagi kalian yang menyukai Teh Tarik, menu ini bisa dicoba, namun jangan berekspektasi sensasi Teh Tarik Thailand akan ada di dalamnya.

Selain teh tarik, salah satu minuman yang recomended adalah Es Pandan Latte (Rp. 21.000,-) yang cocok buat kalian pecinta minuman yang manis dengan sedikit rasa kopi di dalamnya.

Roti Bakar

Secara keseluruhan, Loka Padang memiliki ide yang cemerlang dengan eksekusi yang cukup baik. Dekorasinya yang didominasi mural-mural dengan quote lucu dan menunjukkan betapa pentingnya untuk makan sayur. Pelayanan yang super ramah dari stafnya (mengingatkan aku sama staf restoran Padang yang biasa juga ramah), membuat Loka Padang bisa jadi alternatif buat kalian yang vegetarian dan ingin masakan Padang atau kalian yang ingin masakan Padang dengan cara yang lebih sehat. Bumbunya memang tidak semedok restoran Padang (termasuk sambalnya), namun jelas lebih sehat dari masakan Padang umumnya.

Metode pembayaran di Loka Padang bisa menggunakan OVO, Go-Pay, Debit dan Cash jadi kalian bisa cek promonya ya. Akhir kata, selamat mencoba restoran Padang vegetarian pertama di ibukota Jakarta!