Hanya Rombong Tersisa, Sunarto Masih Punya Harapan Kembali Berdagang
Konten dari Pengguna
3 Januari 2022 14:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Aksi Cepat Tanggap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
JAKARTA – Tidak seperti sebagian besar warga Dusun Corah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Candipuro yang memiliki lahan pertanian, Sunarto (49) hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan sembako keliling kampung. “Saya tidak punya lahan, hanya rumah dan sedikit tanah pekarangan. Di rumah, saya juga jualan sembako walau hanya kecil-kecilan,” jelas Sunarto Kamis (30/12/2021) lalu.
ADVERTISEMENT
Motor dengan rombong atau gerobak kayu di bagian belakang, menjadi kendaraan andalan Sunarto berkeliling kampung. Rombong yang ia beli secara mencicil itu yang menopang kebutuhan istri serta anak semata wayang. Bersama rombong tersebut, Sunarto bisa menghasilkan Rp100 ribu sampai Rp200 ribu per hari.
Beberapa waktu lalu rombong tersebut hampir tidak selamat dari erupsi Gunung Semeru. “Yang penting saya dan keluarga selamat dulu, saya sudah tidak terpikir rombong dagangan saya,“ ujar Sunarto. Ia menyelamatkan diri ke sebuah masjid, di mana ia temukan anak serta istrinya.
Lima hari berselang, Sunarto kembali ke rumah. Rumah yang ia tempati rusak, dan tidak bisa dihuni kembali. Tetapi rombong ternyata masih menjadi rezeki Sunarto. Rombong tersebut hanya kotor akibat abu vulkanik, tanpa kerusakan yang berarti. Hanya saja Sunarto tidak lagi memiliki modal usaha.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu Sunarto, karena ituTim Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan bantuan Sedekah Modal Usaha. “Alhamdulilah, saya bersyukur bisa dapat modal usaha. Saya bisa kembali berjualan, saya ingin punya rumah lagi. Tidak enak terlalu lama di pengungsian. Saya berterima kasih untuk para donatur ACT semoaga diberikan kesehatan,” ungkap Sunarto. []