Kapal Kemanusiaan Siap Kirim 100 Ton Bantuan Pangan ke Papua

Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap adalah organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global
Konten dari Pengguna
28 Januari 2018 20:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksi Cepat Tanggap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali melakukan langkah strategis kedua kalinya untuk mengurangi beban penderitaan masyarakat di tanah Papua akibat kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk. Kali ini, ACT tengah menyiapkan keberangkatan Kapal Kemanusiaan (KK) menuju Papua dengan membawa 100 ton bantuan pangan dan medis.
ADVERTISEMENT
Bantuan-bantuan yang rencananya akan diangkut oleh Kapal Kemanusiaan Papua di antaranya beras, biskuit bayi, susu cair, vitamin (asam folat A, kalsium, zat besi), puluhan ton air mineral, dan pakaian bayi serta dewasa. Berbagai bantuan tersebut guna mencukupi gizi masyarakat di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Insan Nurrohman selaku Vice President ACT menyampaikan, Kapal Kemanusiaan Papua tidak hanya membawa bantuan pangan dan medis. Seratus relawan, termasuk tenaga paramedis dan ahli gizi, juga akan ikut dalam perjalanan KK menuju Papua dengan kapal terpisah.
Kapal Kemanusiaan rencananya akan diberangkatkan dari Merauke pada pekan pertama Februari. Untuk melayarkan KK Papua ini, ACT kembali bekerja sama dengan PT Samudera Indonesia.
"Insya Allah bila tidak ada halangan, KK Papua akan berlayar pada Minggu (4/2) ke Mimika. Namun, kami masih berusaha agar tanggal pelayarannya dipercepat mengingat urgensi yang ada di Asmat," terang Insan, Minggu (28/1).
ADVERTISEMENT
Selain bantuan beras dan relawan, ACT juga berencana menyiapkan dapur umum guna membantu masyarakat lepas dari problem gizi buruk. Sebelumnya, berbagai bantuan paket gizi dan layanan kesehatan gratis telah menjangkau beberapa distrik di Kabupaten Asmat. Bantuan tersebut menyasar penderita campak dan gizi buruk yang ada di Kabupaten Asmat.
"Saat ini beberapa tim dokter dan relawan ACT sudah ada di Papua sejak pekan ketiga Januari," ungkap Insan.
Seperti diketahui, Kabupatan Asmat merupakan salah satu wilayah yang cukup parah terpapar wabah campak dan gizi buruk. Hingga kini, setidaknya 70 anak di Asmat meninggal dunia akibat campak dan gizi buruk.
Gizi buruk dan campak menjadi potret buram dibalik keindahan dan kekayaan Bumi Papua. Oleh sebab itu, ACT berupaya untuk merespons cepat krisis gizi buruk dan campak yang menimpa anak negeri.
ADVERTISEMENT
"Kita berusaha melakukan langkah tanggap darurat. Minimal hingga satu bulan ke depan, masyarakat di sana bisa kembali sehat dan lepas dari jeratan gizi buruk dan wabah campak," tandas Insan.
Masalah kemanusiaan adalah universal, tak mengenal batas dan tak mengenal latar belakang. Setelah menyapa berbagai warga Indonesia dan dunia dari latar belakang yang berbeda, Kapal Kemanusiaan ACT akan kembali menyambangi saudara sebangsa di timur tepian negeri. Ratusan relawan terbaik bangsa akan berjibaku bersama, mengentaskan masalah gizi buruk dan campak yang mendera Papua.