Sahaja Persiapan Pemulung di Bantaran Ciliwung Menyambut Ramadan

Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap adalah organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global
Konten dari Pengguna
22 Maret 2021 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksi Cepat Tanggap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dalam menyambut Ramadan 2021, Puji Harsono (56) tidak menyiapkan banyak hal. Ia dan sang istri hanya berikhtiar agar kondisi kesehatan tetap prima di tengah pandemi Covid-19. “Supaya bisa ibadah puasa dengan lancar meski nanti harus berkeliling memulung,” kata Puji.
zoom-in-whitePerbesar
Dalam menyambut Ramadan 2021, Puji Harsono (56) tidak menyiapkan banyak hal. Ia dan sang istri hanya berikhtiar agar kondisi kesehatan tetap prima di tengah pandemi Covid-19. “Supaya bisa ibadah puasa dengan lancar meski nanti harus berkeliling memulung,” kata Puji.
ADVERTISEMENT
JAKARTA TIMUR — Ramadan 1442 Hijriah akan tiba kurang dari satu bulan lagi. Sebagian besar orang biasa menyambut Ramadan dengan berbagai persiapan, misalnya, memenuhi kebutuhan bahan pangan dan membeli peralatan ibadah baru. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan Puji Harsono (56) dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Dalam menyambut Ramadan 2021, Puji dan keluarga tidak menyiapkan rencana khusus. Ia hanya berikhtiar agar kondisi kesehatan tetap prima di tengah pandemi Covid-19. “Supaya bisa ibadah puasa dengan lancar meski nanti harus berkeliling memulung,” kata Puji.
Puji merupakan warga RT 10, RW 01, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia memungut barang-barang bekas di sekitar Pasar Rebo, Condet, hingga Kampung Rambutan.
“Pendapatan enggak tentu, namanya juga pemulung, kadang dapat banyak kadang sedikit,” kata Puji saat merapikan rongsokan yang ia kumpulkan.
Istri Puji, Muniroh, menceritakan, dalam menyambut Ramadan, persiapan pangan menjadi prioritas. Berdasarkan pengalaman, ia harus belanja lebih banyak saat Ramadan, namun harga bahan makanan biasanya naik.
ADVERTISEMENT
“Setiap hari kalau di rata-rata pendapatan bisa Rp 50 ribu. Itu kalau harga rongsok mahal, kalau murah bisa dapat lebih sedikit. Kami harus lebih giat mulungnya,” cerita Muniroh.
RT 10, RW 01, Kelurahan Gedong berada persis di pinggir kali Ciliwung. Puji bersama 79 kepala keluarga lainnya hidup di sana dengan kondisi ekonomi yang hampir sama. Menurut Ketua RT 10, Muhamad Wijanarko, mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai pemulung, sopir, pedagang, dan ada juga pengamen.
Jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat selama pandemi Covid-19. Rinciannya jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang. Angka itu meningkat 1,13 juta orang dibanding Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang dibanding September 2019.
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 belum berakhir. Keadaan Ramadan 2021 diprediksi sama dengan 2020 lalu. Untuk memenuhi kebutuhan warga prasejahtera saat Ramadan nanti, Aksi Cepat Tanggap meluncurkan Ramadhan 2.0 Aksi Tanpa Batas. Harapannya para dermawan turut aksi membantu warga prasejahtera seperti Puji Harsono. []