news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

3 Gejala Hamil Palsu yang Harus Moms Waspadai

Orami
#SemuaUntukSiKecil
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2020 14:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Moms, biasanya mual, kelelahan, pembengkakan payudara menjadi tanda awal kehamilan. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, ternyata bukan itu masalahnya.
ADVERTISEMENT
Ada kalanya, intuisi Moms tidak aktif dan tubuh memberitahu sedang hamil padahal sebenarnya tidak.
Fenomena ini disebut hamil palsu atau istilah klinisnya pseudocyesis berdasarkan artikel dari British Medical Journal.
Namun, hal ini tidak terkait dengan keguguran. Dalam hamil palsu, tidak ada konsepsi dan tidak ada bayi.
Meskipun demikian, gejalanya bisa bertahan cukup lama sehingga membuat seorang Moms, dan bahkan orang-orang di sekitar percaya tengah hamil.

Gejala Hamil Palsu

Hamil palsu sering menyerupai kehamilan normal dalam segala hal, tapi dikurangi kehadiran Si Kecil dalam kandungan.
Dilansir dari American Pregnancy Association, secara fisik, gejala hamil palsu yang paling umum adalah:
Gejala hamil palsu adalah perut buncit, mirip dengan benjolan bayi.
ADVERTISEMENT
Perut bisa mulai mengembang seperti yang terjadi selama kehamilan ketika Si Kecil dalam kandungan sedang tumbuh.
Selama hamil palsu, eksistensi perut ini bukan hasil dari janin. Alih-alih, itu diyakini oleh penumpukan gas, lemak, kotoran, hingga air seni.
Ketidakteraturan siklus menstruasi adalah gejala hamil palsu paling umum kedua.
Setengah dan tiga perempat wanita yang mengalami hamil palsu merasakan bayi bergerak. Bahkan, tak jarang melaporkan bayi itu menendang, meskipun tidak pernah ada bayi yang hadir.
Gejala lain bisa sama sulitnya untuk dibedakan dari yang dialami selama kehamilan yang sebenarnya, dan dapat meliputi:
ADVERTISEMENT
Pada beberapa kasus, gejala hamil palsu yang mungkin dirasakan oleh beberapa wanita juga mengalami peningkatan kadar estrogen atau prolaktin, yang menjadi alasan di balik beberapa gejala fisik serta gejala psikologis (seperti keinginan untuk ikatan dengan bayi).
Sementara itu, untuk menentukan apakah wanita mengalami hamil palsu, biasanya dokter kandungan akan mengevaluasi gejalanya, melakukan pemeriksaan panggul, dan USG perut yang digunakan untuk merasakan dan memvisualisasikan bayi yang belum lahir selama kehamilan normal.
Pada kasus hamil palsu, tidak ada bayi yang terlihat pada USG, dan tidak akan ada detak jantung.
Namun, kadang-kadang, dokter akan menemukan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan, seperti rahim yang membesar dan serviks yang melunak.
ADVERTISEMENT
Tes kehamilan urine akan selalu negatif dalam kasus-kasus ini, dengan pengecualian kanker langka yang menghasilkan hormon yang mirip dengan kehamilan.
Kondisi medis tertentu dapat meniru gejala kehamilan, termasuk kehamilan ektopik, obesitas yang tidak wajar, dan kanker. Kondisi ini mungkin perlu dikesampingkan dengan tes.
Bila dokter kandungan membuktikan fakta bahwa ini memang hamil palsu, mereka akan melakukan beberapa pemeriksaan psikologis untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi psikologis atau neurologis yang mendasarinya.
Setelah ini, mereka akan memberikan terapi psikologis dan dukungan emosional karena ini adalah satu-satunya cara untuk mengobati hamil palsu.
Artikel dari Orami Parenting