4 Penyebab Anak Mimpi Buruk dan Cara Mengatasinya

Orami
#SemuaUntukSiKecil
Konten dari Pengguna
4 Juni 2020 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak mimpi buruk memang tidak menimbulkan efek psikologis jangka panjang. Namun, sering terbangun akibat mimpi buruk bisa mengganggu kualitas kesehatan dan istirahat anak, serta kemampuannya untuk berkonsentrasi saat belajar.
ADVERTISEMENT
Secara umum, mimpi buruk bisa dipicu oleh kondisi fisik, emosional, ataupun mental yang sedang dialami anak. Lantas, apa saja yang bisa menjadi penyebab anak mimpi buruk dan bagaimana cara mencegahnya?

Definisi Mimpi Buruk

Menurut National Health Services, mimpi buruk adalah mimpi tidak menyenangkan yang terasa nyata dan memicu reaksi emosional kuat sampai membangunkan seseorang dari tidurnya.
Mimpi buruk umumnya terjadi pada fase REM (rapid eye movement) dalam siklus tidur, yang berlangsung pada tengah malam atau dini hari.
Adegan mimpi buruk yang dialami anak biasanya berkaitan dengan hal yang membuatnya takut, seperti dikejar, diledek, dimarahi, dipukul.

Penyebab Mimpi Buruk

Menurut studi dari National Institutes of Health, puncak kasus anak mimpi buruk terjadi pada usia 3-6 tahun, dan umumnya dipicu oleh faktor perkembangan, genetik, organik, dan psikologis anak.
ADVERTISEMENT
Nah, berikut ini penyebab anak mimpi buruk:

Mencegah Mimpi Buruk

Hal pertama yang bisa Moms lakukan adalah memastikan Si Kecil cukup tidur dengan menjalankan ritual sebelum tidur yang membuatnya nyaman dan senang.
Pastikan anak tidur di waktu yang sama setiap malam, dan hindari tontonan yang bisa membuatnya takut.
Jika Si Kecil terbangun karena mimpi buruk, Moms bisa menenangkan dan menemaninya sebentar sampai tertidur lagi tanpa terlalu membesarkan masalah mimpi buruk.
ADVERTISEMENT
Jika perlu, biarkan anak tidur dengan lampu menyala atau ditemani mainan dan benda favoritnya.
Segera bawa Si Kecil ke dokter jika anak mimpi buruk dengan frekuensi cukup sering, menimbulkan reaksi parah, mulai mengganggu aktivitas di siang hari, atau ada tema berulang yang tidak kunjung hilang.
Nah, apa Moms punya pengalaman dalam menghadapi anak yang mengalami mimpi buruk?
Artikel dari Orami Parenting